Ning Khilma Anis, tokoh perempuan dari Pondok Pesantren An Nur Kesilir Jember, dikenal dengan wejangan-wejangannya yang penuh makna. Dawuh-dawuh beliau memberikan inspirasi, motivasi, serta panduan hidup bagi banyak orang, khususnya kaum wanita dan para santri. Dalam dawuh-dawuhnya, Ning Khilma Anis sering kali menekankan pentingnya kemandirian, kekuatan batin, kesederhanaan, dan ketenangan hati. Berikut adalah **9 dawuh Ning Khilma Anis** yang dapat menjadi pedoman hidup:
1. Kemandirian dan Ketangguhan Wanita
“Jadilah perempuan yang tegak berdiri di atas kaki sendiri. Jadilah perempuan yang bertahan di situasi sulit dengan terus berdaya, berkarya, dan berjaya.”
Dalam dawuh ini, Ning Khilma Anis mengajarkan kepada para wanita untuk menjadi pribadi yang mandiri dan kuat. Menurut beliau, perempuan harus mampu bertahan di tengah tantangan dan tetap berdaya serta berkarya, meskipun berada dalam kondisi yang sulit.
2. Kekuatan dan Keagungan Wanita
“Sesungguhnya di telapak wanitalah esensi surga berada. Kekuatan wanita ada pada ketenangannya. Keagungan wanita terletak pada do’a-do’anya.”
Dawuh ini menekankan bahwa kekuatan wanita terletak pada ketenangan dan keagungan mereka berada pada doa. Sebagai seorang perempuan, ketenangan hati dan kesucian dalam berdoa adalah sumber kekuatan sejati yang membawa kebaikan dan kedamaian dalam hidup.
3. Luka dalam Cinta dan Berkarya
“Kalau kau ‘dicintai’ seseorang dan hatimu luka, kau hanya akan dapat air mata. Tapi kalau kau ‘mencintai’ seseorang dan hatimu luka, kau akan mampu berkarya. Luka orang yang mencintai dan dicintai tidak pernah sama. Hasilnya juga.”
Dalam dawuh ini, Ning Khilma Anis membedakan antara orang yang hanya dicintai dan orang yang mencintai dengan tulus. Mereka yang mencintai dengan tulus, meski terluka, akan menemukan kekuatan untuk berkarya. Sementara, mereka yang hanya menerima cinta tanpa kesungguhan, hanya akan mendapati air mata.
4. Tentrem dan Berkah dalam Hidup
“Cita-cita tertinggi orang Jawa adalah hidup tentrem. Cita-cita tertinggi santri adalah hidup berkah. Ketentraman dan keberkahan bukan tentang kekayaan dan angka-angka. Tapi tentang hati yang penuh syukur dan usaha untuk selalu sumringah bahagia, bagaimanapun situasinya.”
Dawuh ini mengajarkan nilai-nilai hidup yang penting, yaitu tentrem (kedamaian) dan berkah. Ning Khilma Anis menegaskan bahwa ketenangan dan keberkahan hidup tidak diukur dari materi atau angka, tetapi dari hati yang penuh syukur dan selalu bahagia.
5. Menghadapi Orang yang Tidak Menyukai Kita
“Bagaimana menghadapi orang yang tidak menyukai kita? Mboten (tidak) usah dihadapi, itu bukan urusan kita. Itu urusan dia dengan hatinya sendiri. Dengan menunjukkan kebenciannya, dia ingin hati kita menjadi kecil. Tapi kalau kita mengabaikan kebenciannya, dan terus berkarya sebisa-bisanya, justru hatinya yang mengecil dan hati kita akan tetap besar.”
Dalam dawuh ini, Ning Khilma Anis mengajarkan sikap bijak menghadapi kebencian orang lain. Beliau menekankan bahwa tidak perlu mempedulikan kebencian orang lain, karena itu bukan urusan kita. Fokuslah pada karya dan diri sendiri.
6. Sukses Seperti Elang, Bukan Bebek
“Mau sukses jangan seperti bebek mlaku (jalan) bareng yang kalau temennya ke arah kiri ikut kiri, yang ke arah kanan ikut kanan. Mau sukses berani seperti elang yang terbang sendiri menggapai apa yang dimau.”
Dawuh ini memberikan motivasi untuk berani menjadi berbeda dan mandiri. Untuk meraih sukses, seseorang harus berani memilih jalan sendiri seperti elang yang terbang tinggi, bukan seperti bebek yang selalu mengikuti kawanan.
7. Makna Legowo
“Legowo itu maknanya mengaku kalah dan mempersembahkan kemenangan kepada orang lain. Kalau kita sudah ihlas tapi masih khawatir dia bersamanya bakal bahagia tau tidak, itu namanya belum legowo. Legowo itu hati kita tidak ngaboti lagi.”
Dalam dawuh ini, Ning Khilma Anis menjelaskan arti “legowo”, yaitu sikap ikhlas yang sejati. Legowo berarti merelakan dan tidak terbebani oleh hasil atau keadaan setelahnya, baik itu kebahagiaan atau kesedihan orang lain.
8. Peran Doa dan Tirakat Orang Tua
“Segala kemudahan dan ketentraman, pasti karena doa dan tirakat orang tua kita. Usaha kita tidaklah ada apa-apanya.”
Dawuh ini mengingatkan kita akan pentingnya doa dan pengorbanan (tirakat) orang tua. Keberhasilan dan ketenangan dalam hidup sering kali merupakan hasil dari doa-doa tulus mereka. Maka, sudah selayaknya kita selalu menghormati dan mendoakan orang tua.
9. Kekayaan Sejati dalam Bermurah Hati
“Tidak ada orang kaya yang melebihi kekayaan orang yang menerima dan bermurah hati.”
Ning Khilma Anis mengajarkan bahwa kekayaan sejati bukan diukur dari materi, tetapi dari hati yang selalu menerima dengan ikhlas dan bermurah hati. Kekayaan hati inilah yang memberikan kebahagiaan dan kedamaian yang hakiki.
Dawuh-dawuh Ning Khilma Anis mengandung banyak pelajaran dan nilai-nilai kehidupan yang mendalam. Wejangan-wejangan beliau tidak hanya relevan untuk para santri, tetapi juga untuk siapa saja yang mencari panduan hidup yang lebih bermakna. Dengan memahami dan mengamalkan dawuh-dawuh ini, kita dapat menjadi pribadi yang lebih kuat, bijak, dan selalu penuh syukur dalam menjalani kehidupan.