Dawuh Gus Kautsar tentang Menggapai Kemuliaan Hidup

Dawuh Gus Kautsar
sumber : dawuhguru
“Kemuliaan hidup harus diraih dengan menggera- kan kemampuan sendiri dan berjuang dengan sepenuh hati meraih cita-cita.”
Gus Muhammad Abdurrahman Al-Kautsar – Ploso Kediri
Kemuliaan hidup adalah impian yang diidamkan oleh banyak orang. Namun, untuk mencapainya, dibutuhkan usaha yang luar biasa, ketekunan, dan semangat yang tak pernah padam. Pernyataan “Kemuliaan hidup harus diraih dengan menggerakkan kemampuan sendiri dan berjuang dengan sepenuh hati meraih cita-cita” mengandung pesan penting tentang pentingnya usaha keras dan dedikasi dalam mencapai tujuan hidup.

Menggerakkan kemampuan sendiri berarti kita harus mengoptimalkan semua potensi yang kita miliki. Setiap individu dianugerahi dengan berbagai kemampuan dan bakat unik yang, jika dikembangkan dengan benar, dapat membawa kita menuju kesuksesan. Untuk ini, kita harus mengenali kekuatan dan kelemahan diri sendiri, serta terus belajar dan berlatih untuk meningkatkan kemampuan tersebut.

Presiden pertama Indonesia, Soekarno, pernah berkata, “Beri aku 10 pemuda, niscaya akan kuguncangkan dunia.” Quote ini menggambarkan betapa besar keyakinan Soekarno terhadap potensi dan kemampuan yang dimiliki oleh pemuda Indonesia. Jika setiap individu dapat menggerakkan potensi terbaik dalam dirinya, maka tidak ada hal yang tidak mungkin untuk dicapai.

Namun, menggerakkan kemampuan sendiri saja tidak cukup. Kita harus berjuang dengan sepenuh hati. Perjuangan ini melibatkan dedikasi, komitmen, dan semangat yang konsisten. Hidup penuh dengan tantangan dan rintangan yang bisa membuat kita merasa putus asa atau menyerah. Dalam situasi seperti ini, semangat juang yang tinggi sangat penting. Ketika kita berjuang dengan sepenuh hati, kita tidak akan mudah menyerah meskipun menghadapi kesulitan yang besar.

Semangat juang juga berarti memiliki visi yang jelas tentang apa yang ingin dicapai dan mengarahkan semua usaha ke arah tersebut. Soekarno juga pernah mengatakan, “Gantungkan cita-citamu setinggi langit.” Dengan cita-cita yang tinggi dan jelas, kita memiliki panduan untuk mengarahkan langkah kita setiap hari. Visi ini akan memberi kita motivasi untuk terus berusaha dan berjuang, bahkan ketika kita menghadapi kegagalan atau kemunduran.

Baca Juga  Wasiat KH Chudlori Magelang Kepada Santri

Dalam mencapai kemuliaan hidup, kita juga perlu mengembangkan sikap pantang menyerah. Seorang pahlawan nasional Indonesia, Jenderal Sudirman, adalah contoh nyata dari sikap ini. Meskipun sakit parah, beliau tetap memimpin perang gerilya melawan penjajah dengan semangat yang tak pernah padam. Sudirman pernah berkata, “Percaya dan yakinlah bahwa kemenangan akan jatuh ke tangan kita. Percaya kepada diri sendiri dan percaya kepada kekuatan yang lebih besar daripada manusia.”

Sikap pantang menyerah juga mencakup kemampuan untuk bangkit kembali setelah mengalami kegagalan. Kegagalan adalah bagian dari proses menuju sukses. Setiap kali kita jatuh, kita harus bangkit dengan tekad yang lebih kuat. Kita harus belajar dari kesalahan dan kegagalan, memperbaiki strategi, dan terus maju. Dalam hal ini, kegagalan bukanlah akhir, tetapi pelajaran berharga yang akan membantu kita tumbuh dan menjadi lebih kuat.

Kemuliaan hidup juga tidak terlepas dari nilai-nilai moral dan etika. Berjuang dengan sepenuh hati berarti kita juga harus menjaga integritas dan kejujuran dalam setiap langkah kita. Mencapai kesuksesan dengan cara yang curang atau tidak bermoral tidak akan memberikan kemuliaan sejati. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk selalu berpegang pada prinsip-prinsip kebenaran dan keadilan dalam segala tindakan kita.

Pentingnya kerja keras dan dedikasi dalam meraih kemuliaan hidup juga tercermin dalam pandangan Muhammad Hatta, tokoh proklamator Indonesia. Hatta pernah berkata, “Aku rela dipenjara asalkan bersama buku, karena dengan buku aku bebas.” Kutipan ini menggambarkan betapa besar dedikasi Hatta terhadap pendidikan dan ilmu pengetahuan. Bagi Hatta, penjara fisik tidak dapat menghalangi kebebasan intelektual dan semangat belajar yang tinggi. Dedikasi seperti inilah yang dapat membawa seseorang menuju kemuliaan hidup.

Baca Juga  Dawuh Gus Iqdam tentang Menilai Keindahan Tak Terlihat dari Hati

Selain itu, kemuliaan hidup juga mencakup kontribusi positif bagi masyarakat. Perjuangan kita tidak hanya untuk kepentingan pribadi, tetapi juga untuk memberikan manfaat bagi orang lain. Sebagaimana yang dikatakan oleh Bung Hatta, “Kita tidak bisa hidup sendiri, kita harus bekerja bersama, kita harus bekerja untuk rakyat.” Melalui kontribusi positif bagi masyarakat, kita tidak hanya meraih kemuliaan pribadi tetapi juga membantu membangun lingkungan yang lebih baik dan lebih adil bagi semua orang.

Untuk mencapai kemuliaan hidup, penting juga untuk menjaga keseimbangan antara berbagai aspek kehidupan. Kerja keras dan perjuangan yang sepenuh hati tidak berarti kita harus mengorbankan kesehatan, hubungan keluarga, atau kebahagiaan pribadi. Keseimbangan adalah kunci untuk menjalani kehidupan yang bermakna dan berkelanjutan. Dalam konteks ini, penting untuk menetapkan prioritas yang jelas dan mengelola waktu dengan bijak sehingga semua aspek kehidupan dapat terjaga dengan baik.

Proses menuju kemuliaan hidup juga memerlukan sikap sabar dan tawakal kepada Tuhan. Sebagai manusia, kita hanya bisa berusaha dan berjuang, tetapi hasil akhirnya tetap di tangan Tuhan. Dalam Al-Qur’an, Allah SWT berfirman dalam QS. Al-Baqarah ayat 286:

لَا يُكَلِّفُ ٱللَّهُ نَفْسًا إِلَّا وُسْعَهَا ۚ لَهَا مَا كَسَبَتْ وَعَلَيْهَا مَا ٱكْتَسَبَتْ ۗ رَبَّنَا لَا تُؤَاخِذْنَآ إِن نَّسِينَآ أَوْ أَخْطَأْنَا ۚ رَبَّنَا وَلَا تَحْمِلْ عَلَيْنَآ إِصْرًۭا كَمَا حَمَلْتَهُۥ عَلَى ٱلَّذِينَ مِن قَبْلِنَا ۚ رَبَّنَا وَلَا تُحَمِّلْنَا مَا لَا طَاقَةَ لَنَا بِهِۦ ۖ وَٱعْفُ عَنَّا وَٱغْفِرْ لَنَا وَٱرْحَمْنَآ ۚ أَنتَ مَوْلَىٰنَا فَٱنصُرْنَا عَلَى ٱلْقَوْمِ ٱلْكَـٰفِرِينَ

“Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya. Ia mendapat pahala (dari kebaikan) yang diusahakannya dan ia mendapat siksa (dari kejahatan) yang dikerjakannya. (Mereka berdoa): ‘Ya Tuhan kami, janganlah Engkau hukum kami jika kami lupa atau kami tersalah. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau bebankan kepada kami beban yang berat sebagaimana Engkau bebankan kepada orang-orang sebelum kami. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau pikulkan kepada kami apa yang tak sanggup kami memikulnya. Maafkanlah kami; ampunilah kami; dan rahmatilah kami. Engkaulah penolong kami, maka tolonglah kami terhadap kaum yang kafir.’”

Baca Juga  Dawuh Gus Rifqil Muslim tentang Menjaga Moral di Era Digital

Ayat ini mengajarkan kita bahwa Tuhan tidak akan memberikan ujian yang melebihi kemampuan kita. Oleh karena itu, kita harus sabar dan tetap berusaha sebaik mungkin, sambil selalu bertawakal kepada Tuhan.

Dalam menjalani hidup, kita harus ingat bahwa kemuliaan hidup bukanlah tujuan akhir yang statis, tetapi sebuah perjalanan yang berkelanjutan. Setiap hari adalah kesempatan baru untuk belajar, berkembang, dan berkontribusi lebih banyak. Dengan menggerakkan kemampuan sendiri dan berjuang dengan sepenuh hati, kita bisa mencapai cita-cita dan meraih kemuliaan hidup yang sejati. Semangat untuk terus berusaha dan tidak pernah menyerah akan membawa kita ke puncak kesuksesan yang diiringi dengan kebahagiaan dan keberkahan.