Notice: Function _load_textdomain_just_in_time was called incorrectly. Translation loading for the wordpress-seo domain was triggered too early. This is usually an indicator for some code in the plugin or theme running too early. Translations should be loaded at the init action or later. Please see Debugging in WordPress for more information. (This message was added in version 6.7.0.) in /home/dawuhgur/domains/dawuhguru.co.id/public_html/wp-includes/functions.php on line 6114
Karomah Habib Ja’far Al kaff: Mengislamkan Orang yang Sudah Meninggal - Dawuh Guru
Cerpen  

Karomah Habib Ja’far Al kaff: Mengislamkan Orang yang Sudah Meninggal

Karomah Habib Ja’far Al kaff Mengislamkan Orang yang Sudah Meninggal

“Alam seluruh alam, alam semesta, alam aman, laut aman, gunung aman, semua aman, Indonesia aman, rakyat Indonesia aman, Indonesia Makmur, barokah manfaat, tentram, ayem, tenang, ekonomi gampang, lancer berkah manfaat, Ashadualla Ilahailallah, shallallhualaihi wasallam.”

Itulah serangkaian doa yang sering dibaca oleh Habib Ja’far Al Kaff ketika memipin doa, lantunan khusyuk dengan suara lantang yang khas, penuh keunikan dengan karakter kewaliannya, para jamaah pun khusyuk mengamini doa yang dibaca oleh beliau.

Beliau memiliki karomah yang jarang diketahui masyarakat, kehidupannya yang ‘nyleneh’ membuat banyak orang tertawa geli ketika melihat beliau memimpin doa. Diantara karomah beliau pernah diceritakan Habib Umar Muthohar di Channel Youtube Nu Online.

Ketika Habib Umar Muthohar hendak mengisi pengajian ke Purwokerto, Habib Ja’far Al Kaff minta ikut, padahal perjalanan ke Purwoketo itu jauh, butuh waktu enam jam untuk sampai ke sana.

Perjalanan itu ditempuh dengan menggunakan mobil Jeep Jimny, Habib Ja’far ditanya Habib Muthohar “Bib perjalanan enam jam, antum duduk di belakang ndak papa?”. Beliau menjawab “ndak papa, pokonya ikut.”

Waktu itu Habib Muthohar tinggal di Tanah Mas (Semarang), dari Tanah Mas lurus menuju Tugu Muda, semestinya lewat lurus dan naik untuk sampai ke Purworejo melewati Magelang.

Begitu sampai di Tugu Muda, Habib Ja’far Al Kaff berteriak “Kiri.” Padahal semestinya jalannya lurus, Habib Muthohar menyela, “ini mestinya lurus, Bib.” Habib Ja’far masih saja menyuruh untuk belok kiri.

Ahirnya mobil belok ke kiri, kemudian belok kanan kea rah Bergota (Makam), sesampainya di Bergota habib Ja’far menyuruh untuk berhenti. “Berhenti di sini.”.

“Bib, itu kuburan.” Kata Habib Muthohar

“Pokoknya berhenti, ada yang menangis minta pertolongan.” Jawab Habib Ja’far.

Baca Juga  Berita Dari Paris Van Java

Ketika melihat wajah Habib Ja’far serius, matanya agak memerah, maka Habib Muthohar sudah tidak berani membantah. Habib Ja’far mengulang ucapanyya lagi “Ada yang mennagis minta tolong.”

“Lha terus gimana, Bib?” tanya Habib Muthohar.

Habib Ja’far menjawab “Datangi, doakan.”

Ahirnya rombongan turun dari mobil menuju makam, melewati gundukan tanah sembari memegangi ranting-ranting yang ada di sana, Habib Ja’far memimpin perjalanan di depan, sementara Habib Muthohar hanya bisa mengikuti Langkah beliau. Sesampainya di kuburan itu Habib Ja’far berkata.

“Ini yang menangis, ini yang meminta tolong, ayo didoakan.”

Padahal di situ makam non muslim, Habib Muthohar semakin geleng-geleng.

“Ini nangis digebukin malaikat.” Kata Habib Ja’far

“Syahadat, masukkan Islam, biar tidak dipukuli,”

Mendengar permintaan itu, Habib Muthohar sudah tidak lagi memakai akal, sebab menurut beliau, perintahnya waliyullah itu seperti Nabi Khidir sama Nabi Musa. Nabi Musa memakai akal namun tidak bisa menalarnya dengan benar.

Ahirnya tanah kuburnya itu dipegang oleh Habib Muthohar, beliau bacakan dua kalimat syahadat, sesudah itu didoakan oleh Habib Ja’far Al Kaff. Setelah beliau berdoa, berkatalah beliau seperti ini.

“Ini sudah diam, ndak nangis lagi, nanti bakal memberi kabar ke saudara-saudaranya bahwa masuk Islam itu selamat, gak bakal digebukin malaikat.”

Dua Habib itu kemudian melanjutkan perjalanan ke Purwokerto, di tengah perjalanan Habib Muthohar menanyakan terus apa rahasia kejadian tadi? Habib Ja’far Al Kaff hanya menjawab “Pokoknya nanti baik.”

***

Subhanallah, tidak sampai empat puluh hari setelah kejadian itu, ada sekitar delapan belas orang yang mengaku non-Islam meminta disyahadatkan oleh Habib Muthohar, anehnya orang-orang itu tidak ada yang dikenal sama sekali oleh Habib Muthohar.

Baca Juga  Puasa Hari Terakhir

Saat di rumah Habib Muthohar, mereka mengaku keturunan Tionghoa, awalnya mendengar adzan di masjid, hatinya bergetar dan ingin masuk Islam, kata pengurus masjid disuruh ke Habib Umar Muthohar, kemudian tamu-tamu itu minta antar.

Mereka juga sudah datang ke masjid Demak, kata takmirnya suruh datang ke Habib Umar Muthohar. Selang beberapa hari kemudian, Habib Umar bercerita ke Habib Ja’far bahwa ada tamu non muslim yang minta disyahadatkan. Dengan tegas Habib Ja’far Al Kaff menjawab “Nah dia ngasih kabar ke saudara-saudaranya kalau masuk Islam itu enak.”

Subhanallah…..

Respon (4)

  1. BUAHAHAHAHAH MANTEP, LEBIH HEBAT DARI NABI MUHAMMAD DONG, ORG NABI MUHAMMAD AJA NGGAK BISA MENGISLAMKAN PAMANNYA ABU THALIB, LHA INI ORG KOK BISA. SUPER SEKALI, HABIB JA’FAR NGGAK ADA NIAT JADI NABI KE 26 APA?

Tinggalkan Balasan