Dawuh Gus Mus tentang Menghargai Manusia dan Alam Semesta

Dawuh Gus Mus
Sumber : NU Online

“Agamamu belum tentu agama Allah. Agama Allah menghargai manusia dan menebar kasih sayang ke alam semesta.”

KH A Mustofa Bisri

Agama Allah: Menghargai Manusia dan Menebar Kasih Sayang ke Alam Semesta

KH. Ahmad Mustofa Bisri, seorang ulama dan budayawan ternama di Indonesia, pernah berkata, “Agamamu belum tentu agama Allah. Agama Allah menghargai manusia dan menebar kasih sayang ke alam semesta.” Pernyataan ini mengandung makna yang sangat mendalam tentang hakikat agama dan bagaimana seharusnya kita mempraktikkannya dalam kehidupan sehari-hari. Agama bukan sekadar ritual atau identitas, tetapi lebih pada bagaimana kita memperlakukan sesama makhluk dan lingkungan sekitar dengan penuh kasih sayang dan penghargaan. Artikel ini akan mengeksplorasi makna dari quote tersebut serta mengaitkannya dengan prinsip-prinsip dasar dalam Islam dan pandangan tokoh-tokoh yang relevan.

Hakikat Agama Allah

Agama, dalam pengertian yang paling mendasar, adalah petunjuk hidup yang diberikan oleh Allah untuk membimbing manusia menuju jalan yang benar. Namun, sering kali kita terjebak dalam pemahaman sempit tentang agama yang hanya berfokus pada ritual-ritual dan dogma-dogma tanpa memahami esensi dan tujuan utamanya. KH. Ahmad Mustofa Bisri mengingatkan kita bahwa agama Allah adalah agama yang menghargai manusia dan menebar kasih sayang ke seluruh alam semesta.

Dalam Al-Qur’an, Allah berfirman dalam surat Al-Anbiya ayat 107: “Dan Kami tidak mengutus kamu (Muhammad), melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta alam.” Ayat ini menegaskan bahwa misi utama Nabi Muhammad SAW adalah menebar rahmat dan kasih sayang ke seluruh alam semesta. Oleh karena itu, sebagai umat Islam, kita harus menjadikan kasih sayang dan penghargaan terhadap sesama makhluk sebagai inti dari praktik agama kita.

Menghargai Manusia

Menghargai manusia berarti mengakui dan menghormati martabat setiap individu, tanpa memandang latar belakang, agama, ras, atau status sosial. Allah menciptakan manusia dengan berbagai macam perbedaan untuk saling mengenal dan menghargai satu sama lain. Dalam surat Al-Hujurat ayat 13, Allah berfirman: “Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa di antara kamu.”

Ayat ini mengajarkan kita bahwa perbedaan adalah hal yang alami dan seharusnya menjadi sumber kekuatan, bukan alasan untuk berselisih atau merendahkan orang lain. Dengan menghargai setiap individu sebagai ciptaan Allah, kita menunjukkan penghormatan kita terhadap Sang Pencipta.

Menebar Kasih Sayang ke Alam Semesta

Kasih sayang adalah inti dari agama Allah. Menebar kasih sayang berarti berusaha untuk memberikan kebaikan kepada semua makhluk dan lingkungan sekitar. Dalam banyak hadis, Nabi Muhammad SAW mengajarkan tentang pentingnya berbuat baik kepada semua makhluk, termasuk binatang dan lingkungan. Salah satu hadis terkenal menyatakan: “Sesungguhnya Allah mewajibkan untuk berbuat baik terhadap segala sesuatu.” (HR. Muslim)

Menebar kasih sayang ke alam semesta juga berarti menjaga dan merawat lingkungan. Islam mengajarkan kita untuk tidak merusak bumi dan memeliharanya dengan baik. Dalam surat Al-Baqarah ayat 205, Allah berfirman: “Dan apabila ia berpaling (dari kamu), ia berjalan di bumi untuk mengadakan kerusakan padanya dan merusak tanaman-tanaman dan binatang ternak, dan Allah tidak menyukai kebinasaan.”

Refleksi dari Tokoh Nasional

Gus Dur, presiden keempat Indonesia yang juga dikenal sebagai ulama besar, pernah mengatakan, “Agama seharusnya membawa kedamaian dan kasih sayang, bukan kebencian dan permusuhan.” Pernyataan ini sejalan dengan pesan KH. Ahmad Mustofa Bisri tentang pentingnya menebar kasih sayang dan menghargai manusia sebagai inti dari agama Allah.

Selain itu, Bung Karno, proklamator kemerdekaan Indonesia, pernah berkata, “Bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai jasa pahlawannya.” Meskipun pernyataan ini lebih spesifik dalam konteks nasionalisme, esensinya dapat diterapkan dalam konteks agama. Menghargai manusia berarti mengakui kontribusi dan jasa setiap individu, baik besar maupun kecil, dalam membangun masyarakat yang lebih baik.

Mengaplikasikan Nilai-Nilai Agama Allah dalam Kehidupan Sehari-Hari

Agar dapat mengaplikasikan nilai-nilai agama Allah dalam kehidupan sehari-hari, kita perlu mengubah cara pandang kita terhadap agama. Agama bukan sekadar serangkaian ritual, tetapi juga bagaimana kita berinteraksi dengan sesama makhluk dan alam sekitar. Berikut beberapa cara untuk menerapkan nilai-nilai ini:

  1. Menghormati Perbedaan: Mulailah dengan menghargai perbedaan di sekitar kita. Setiap orang memiliki latar belakang dan pandangan yang berbeda. Belajarlah untuk mendengarkan dan menghormati perbedaan tersebut.
  2. Menebar Kebaikan: Jadikan kasih sayang sebagai landasan dalam setiap tindakan. Berbuat baik kepada orang lain, binatang, dan lingkungan sekitar adalah wujud nyata dari menebar kasih sayang.
  3. Menghargai Kemanusiaan: Selalu ingat bahwa setiap individu memiliki nilai dan martabat yang harus dihormati. Jangan pernah merendahkan atau mendiskriminasi orang lain.
  4. Menjaga Lingkungan: Islam mengajarkan kita untuk menjaga dan merawat bumi. Lakukan tindakan kecil yang berdampak besar, seperti mengurangi penggunaan plastik, menanam pohon, dan menjaga kebersihan lingkungan.

Kesimpulan

KH. Ahmad Mustofa Bisri dengan bijak mengingatkan kita bahwa “Agamamu belum tentu agama Allah. Agama Allah menghargai manusia dan menebar kasih sayang ke alam semesta.” Pesan ini mengajak kita untuk melihat agama dari perspektif yang lebih luas dan mendalam. Agama tidak hanya tentang ritual dan dogma, tetapi juga tentang bagaimana kita memperlakukan sesama makhluk dan lingkungan dengan penuh kasih sayang dan penghargaan.

Dengan mengikuti ajaran-ajaran ini, kita tidak hanya menjadi individu yang lebih baik, tetapi juga berkontribusi dalam menciptakan masyarakat yang harmonis dan dunia yang lebih damai. Mari kita renungkan dan terapkan nilai-nilai ini dalam kehidupan sehari-hari, sehingga kita bisa benar-benar menjalankan agama Allah yang sesungguhnya.

Baca Juga  “Kita harus belajar mendidik diri sendiri terlebih dahulu, agar kita menjadi orang yang terdidik ilmu maupun akhlaknya.” Ning Sheila Hasina