Dawuh Habib Luthfi tentang Menghormati Guru

Dawuh Habib Luthfi
sumber : generasi muda NU

“Jangan sekali-kali melupakan guru yang telah mengenalkanmu dzahir-dzahir syariat, terlebih guru mursyidmu yang telah membimbingmu menuju Allah. Salah satu sebab kenapa aku memperoleh derajat terhormat saat ini adalah karena aku sangat menghormati guru-guruku.”

Habib Luthfi Bin Yahya

Menghormati Guru sebagai Jalan Menuju Derajat Terhormat

Habib Luthfi Bin Yahya, seorang ulama dan tokoh spiritual terkemuka, menekankan pentingnya menghormati guru-guru yang telah membimbing kita dalam perjalanan hidup dan spiritual. Dalam sebuah kutipan bijaknya, beliau mengingatkan, “Jangan sekali-kali melupakan guru yang telah mengenalkanmu dzahir-dzahir syariat, terlebih guru mursyidmu yang telah membimbingmu menuju Allah. Salah satu sebab kenapa aku memperoleh derajat terhormat saat ini adalah karena aku sangat menghormati guru-guruku.” Kutipan ini mengandung pesan mendalam tentang pentingnya penghormatan dan rasa syukur kepada para guru yang telah berperan dalam membentuk siapa diri kita saat ini.

Guru memiliki peran yang sangat vital dalam kehidupan kita, terutama dalam konteks agama. Mereka adalah orang-orang yang mengajarkan kita dasar-dasar agama, mengarahkan kita dalam memahami syariat Islam, dan menanamkan nilai-nilai moral serta etika yang mulia. Guru yang mengenalkan kita pada dzahir-dzahir syariat adalah mereka yang mengajarkan kita tentang rukun Islam, tata cara beribadah, serta hukum-hukum yang harus kita patuhi sebagai seorang Muslim. Tanpa bimbingan mereka, kita mungkin tidak akan mampu menjalankan ajaran agama dengan benar dan penuh kesadaran.

Namun, perjalanan spiritual seorang Muslim tidak berhenti pada pemahaman dzahir syariat semata. Ada dimensi yang lebih dalam yang perlu dijelajahi, yaitu dimensi batiniah atau spiritual. Di sinilah peran guru mursyid menjadi sangat penting. Seorang guru mursyid adalah sosok yang memiliki pengetahuan dan pengalaman spiritual yang mendalam, serta kemampuan untuk membimbing murid-muridnya menuju kedekatan yang lebih intim dengan Allah. Mereka membantu kita memahami makna yang lebih dalam dari ajaran-ajaran Islam, sehingga kita tidak hanya menjalankan ibadah secara mekanis, tetapi juga dengan kesadaran dan keikhlasan yang penuh.

Menghormati guru mursyid bukan hanya berarti mengingat jasa-jasanya, tetapi juga menerapkan ajaran-ajaran dan nasihat-nasihatnya dalam kehidupan sehari-hari. Seorang guru mursyid mengajarkan kita untuk membersihkan hati dari sifat-sifat buruk seperti kesombongan, iri hati, dan kebencian, serta menanamkan sifat-sifat mulia seperti kerendahan hati, kesabaran, dan kasih sayang. Dalam proses bimbingan ini, mereka sering kali mengorbankan waktu, tenaga, dan bahkan kenyamanan pribadi mereka demi melihat murid-muridnya tumbuh dan berkembang secara spiritual. Pengorbanan ini seharusnya menginspirasi kita untuk lebih menghargai dan menghormati mereka.

Lebih jauh lagi, seorang guru mursyid juga berperan sebagai teladan yang nyata dalam menjalani kehidupan yang penuh ketakwaan dan ketaatan kepada Allah. Melalui contoh dan perilaku mereka, kita dapat belajar bagaimana mengatasi berbagai cobaan dan ujian hidup dengan sabar dan tawakal. Mereka menunjukkan bahwa hidup dengan penuh keikhlasan dan ketaatan kepada Allah tidak hanya mungkin, tetapi juga membawa kedamaian dan kebahagiaan yang hakiki. Dengan meneladani mereka, kita belajar untuk tidak mudah menyerah dan selalu berusaha mendekatkan diri kepada Allah dalam setiap aspek kehidupan.

Habib Luthfi Bin Yahya sendiri menyatakan bahwa salah satu alasan mengapa beliau mencapai derajat terhormat adalah karena menghormati guru-gurunya. Ini menunjukkan betapa besar pengaruh penghormatan terhadap guru dalam mencapai keberhasilan dan kemuliaan. Penghormatan ini bukan sekadar formalitas, melainkan pengakuan tulus atas jasa dan bimbingan yang telah mereka berikan. Menghormati guru juga berarti menjaga dan meneruskan ilmu yang telah mereka berikan, serta selalu berdoa bagi kesejahteraan mereka. Dengan demikian, kita tidak hanya menunjukkan rasa syukur, tetapi juga memperkuat ikatan spiritual antara kita dan guru-guru kita.

Dalam era modern ini, di mana materialisme dan individualisme sering kali mengaburkan nilai-nilai spiritual, nasihat ini menjadi semakin relevan. Menghormati guru adalah bentuk dari kearifan dan kebijaksanaan yang seharusnya kita pegang teguh. Dalam menghormati mereka, kita sebenarnya sedang menghormati ilmu dan kebijaksanaan yang mereka wariskan, yang pada akhirnya membawa kita lebih dekat kepada Allah SWT. Melalui penghormatan ini, kita berharap dapat terus berada dalam jalan yang benar dan semakin mendekatkan diri kepada Allah, Sang Maha Pemberi Hidayah dan Rizki.

Selain itu, menghormati guru juga berarti menjaga adab dan etika dalam berinteraksi dengan mereka. Dalam Islam, adab terhadap guru sangat ditekankan, baik dalam hal berbicara, bertindak, maupun dalam menerima ilmu. Menghormati guru dengan sepenuh hati juga berarti menerima nasihat dan kritik mereka dengan lapang dada, serta berusaha memperbaiki diri berdasarkan bimbingan mereka. Dengan begitu, kita menunjukkan rasa hormat yang tulus dan mendalam kepada mereka.

Penghormatan kepada guru, baik yang mengenalkan dzahir syariat maupun guru mursyid, juga berarti menjaga dan meneruskan ilmu yang telah mereka berikan. Ilmu yang mereka tanamkan kepada kita adalah amanah yang harus kita jaga dan sebarkan kepada orang lain. Dengan berbagi ilmu yang telah kita pelajari, kita tidak hanya membantu orang lain untuk memahami dan menjalankan ajaran Islam dengan benar, tetapi juga mengalirkan pahala kepada guru-guru kita. Inilah salah satu cara kita bisa membalas jasa mereka dan menunjukkan rasa hormat yang tulus.

Selain itu, dalam menjaga hubungan baik dengan guru, kita juga diingatkan untuk selalu berdoa bagi kesejahteraan mereka. Doa adalah bentuk penghargaan yang sangat berharga dan menunjukkan rasa terima kasih kita atas segala bimbingan yang telah mereka berikan. Dalam setiap doa, kita memohon kepada Allah agar senantiasa melimpahkan rahmat, keberkahan, dan kesehatan kepada guru-guru kita, serta memohon agar mereka senantiasa berada dalam lindungan-Nya. Dengan berdoa, kita tidak hanya menunjukkan rasa syukur, tetapi juga memperkuat ikatan spiritual antara kita dan guru-guru kita.

Tidak dapat dipungkiri bahwa setiap individu memiliki peran penting dalam membentuk perjalanan spiritual seseorang. Orang tua, keluarga, dan teman-teman tentu memiliki kontribusi besar. Namun, peran guru, khususnya guru mursyid, memiliki dimensi yang unik dan sangat mendalam. Mereka tidak hanya memberikan pengetahuan, tetapi juga membantu membentuk karakter dan spiritualitas kita. Mereka adalah penerang jalan di tengah kegelapan, pemandu yang membantu kita menemukan jalan yang benar di tengah segala kesulitan dan kebingungan duniawi.

Oleh karena itu, Habib Luthfi Bin Yahya dengan bijak mengingatkan kita untuk tidak sekali-kali melupakan jasa-jasa mereka. Dalam era modern ini, di mana materialisme dan individualisme sering kali mengaburkan nilai-nilai spiritual, nasihat ini menjadi semakin relevan. Menghormati guru adalah bentuk dari kearifan dan kebijaksanaan yang seharusnya kita pegang teguh. Dalam menghormati mereka, kita sebenarnya sedang menghormati ilmu dan kebijaksanaan yang mereka wariskan, yang pada akhirnya membawa kita lebih dekat kepada Allah SWT.

Sebagai penutup, nasihat Habib Luthfi Bin Yahya ini mengajarkan kita bahwa perjalanan spiritual adalah sebuah proses yang membutuhkan bimbingan, kesabaran, dan penghormatan yang tinggi terhadap para guru. Dengan menghargai dan menghormati mereka yang telah membimbing kita, kita tidak hanya menunjukkan rasa syukur, tetapi juga memperkuat fondasi spiritual kita. Melalui penghormatan ini, kita berharap dapat terus berada dalam jalan yang benar dan semakin mendekatkan diri kepada Allah, Sang Maha Pemberi Hidayah dan Rizki.

Baca Juga  Quote Fahruddin Faiz tentang Cinta dan Perjuangan