Yogyakarta, dengan sejarah panjangnya dalam penyebaran Islam, menyimpan banyak jejak dakwah yang masih lestari hingga kini. Dari masjid yang menjadi pusat keilmuan hingga makam para ulama dan raja yang berjasa dalam syiar Islam, kota ini menawarkan pengalaman religi yang sarat makna. Berikut beberapa destinasi wisata religi yang menjadi tujuan utama para santri saat berkunjung ke Yogyakarta.
1. Masjid Pathok Negoro: Benteng Spiritualitas Islam di Kesultanan
Masjid Pathok Negoro adalah bagian dari jaringan masjid yang dibangun oleh Kesultanan Yogyakarta sebagai benteng pertahanan sekaligus pusat penyebaran Islam. Masjid-masjid ini tersebar di empat penjuru kota, di antaranya Masjid Pathok Negoro Plosokuning, Dongkelan, Babadan, dan Mlangi. Para santri sering mengunjungi masjid-masjid ini untuk memahami bagaimana peran Kesultanan dalam menjaga Islam serta mempelajari jejak sejarah dakwah di Yogyakarta.
2. Makam Raja Mataram di Imogiri: Menghormati Para Penyebar Islam
Kompleks Makam Raja Mataram di Imogiri merupakan tempat peristirahatan terakhir para raja Mataram Islam, termasuk Sultan Agung yang dikenal sebagai sosok yang mengintegrasikan ajaran Islam dengan budaya Jawa. Para santri sering berziarah ke sini untuk mendoakan para leluhur serta memahami bagaimana Islam berkembang dalam tradisi kerajaan. Prosesi ziarah di tempat ini juga mengajarkan nilai-nilai spiritualitas yang mendalam, seperti ketawadhuan dan penghormatan terhadap ulama serta pemimpin Islam.
3. Pesantren Mlangi: Pusat Kajian Islam dan Kebudayaan Jawa
Mlangi merupakan salah satu kampung santri tertua di Yogyakarta yang dikenal sebagai pusat pendidikan Islam sejak abad ke-18. Di sini terdapat beberapa pesantren yang menjadi tempat belajar bagi santri dari berbagai daerah, seperti Pesantren Miftahul Jannah dan Al-Imdad. Selain belajar ilmu agama, santri yang berkunjung ke Mlangi juga dapat melihat bagaimana nilai-nilai Islam dan budaya Jawa berpadu dalam kehidupan sehari-hari masyarakatnya.
4. Masjid Gedhe Kauman: Saksi Perjuangan Dakwah Islam di Tanah Jawa
Masjid Gedhe Kauman adalah masjid besar yang berdiri di jantung Yogyakarta, dekat dengan Keraton Yogyakarta. Masjid ini didirikan oleh Sultan Hamengkubuwono I dan menjadi pusat kegiatan keislaman yang aktif hingga saat ini. Tak hanya sebagai tempat ibadah, masjid ini juga menjadi tempat kajian kitab kuning dan pengajian yang sering dihadiri oleh santri dari berbagai daerah. Keberadaan Masjid Gedhe Kauman menunjukkan bagaimana Islam dan tradisi kesultanan berjalan beriringan dalam membangun peradaban Islam di Yogyakarta.
5. Makam Syekh Jumadil Kubro di Bukit Turgo: Jejak Awal Penyebaran Islam di Tanah Jawa
Bukit Turgo yang terletak di kawasan Merapi menjadi salah satu tempat ziarah yang sering dikunjungi para santri. Di sini terdapat makam Syekh Jumadil Kubro, seorang ulama yang diyakini berperan dalam penyebaran Islam di Jawa. Ziarah ke makam ini menjadi bagian dari perjalanan spiritual bagi santri yang ingin memahami bagaimana Islam pertama kali berkembang di tanah Mataram. Selain itu, suasana alam Bukit Turgo yang tenang semakin menambah kekhusyukan dalam berdoa dan bermuhasabah.
Berkunjung ke tempat-tempat wisata religi di Yogyakarta bukan sekadar perjalanan fisik, tetapi juga perjalanan batin yang memperkaya pemahaman keislaman dan sejarah dakwah di tanah Jawa. Masjid-masjid bersejarah, makam para wali dan raja, serta lingkungan pesantren yang masih lestari menjadi saksi bagaimana Islam berkembang dan tetap dijaga hingga saat ini. Dengan mengunjungi tempat-tempat ini, santri dapat mengambil hikmah dan inspirasi untuk terus menjaga nilai-nilai keislaman dalam kehidupan modern.
***
Sumber : diolah ulang dari berbagai situs media dan karya tulis ilmiah
Media keislaman by : dawuhguru.co.id
Baca juga: Ngaji Budaya: Ketika Pesantren Yogyakarta Menjadi Pusat Kajian Islam dan Tradisi