Blog  

Santri Jadi Polisi Akankah Membawa Citra Baru Bagi Kepolisian?

Santri Jadi Polisi, Akankah Membawa Citra Baru Bagi Kepolisian
Foto: tribratanews.polri.go.id

Santri Jadi Polisi Akankah Membawa Citra Baru Bagi Kepolisian?

Oleh: Bahru Musyafa

Dawuh almarhum KH. Abdul Karim, pendiri Pondok Pesantren Lirboyo, yang berbunyi “Santri lek mulih ojo lali ngedep dampar”, bukan sekadar petuah tanpa makna. Kalimat ini mengandung pesan mendalam bahwa santri, di manapun berada dan apapun profesinya, harus tetap membawa nilai-nilai ilmu yang telah dipelajarinya di pesantren. Termasuk ketika seorang santri memilih jalan hidup menjadi seorang polisi.

Di tengah berbagai persepsi tentang dunia kepolisian, kehadiran seorang santri sebagai aparat penegak hukum menjadi angin segar. Santri yang terbiasa hidup dalam disiplin, adab, dan ilmu agama, akan membawa warna baru dalam tubuh kepolisian. Namun, seberapa relevan konsep santri dalam profesi yang sering diidentikkan dengan kekuatan dan ketegasan ini?

Santri dan Kepolisian: Dua Dunia yang Bertemu

Seorang santri yang menjadi polisi sejatinya tidak sekadar bertugas menegakkan hukum, tetapi juga menjalankan amanah moral dan sosial. Seorang polisi berlatar belakang santri akan memiliki bekal lebih dalam menyikapi berbagai permasalahan di masyarakat, baik dari sisi keagamaan, sosial, maupun etika.

Integritas dan Kejujuran

Santri dilatih untuk menjunjung tinggi kejujuran dan amanah. Nilai ini sangat krusial dalam dunia kepolisian, di mana seorang aparat seringkali dihadapkan pada berbagai godaan duniawi. Polisi yang memiliki latar belakang santri tentu akan lebih memiliki benteng kuat dalam menjaga integritas.

Pendekatan Humanis dalam Penegakan Hukum

Santri yang terbiasa hidup dengan ilmu fikih dan tasawuf akan lebih bijak dalam menegakkan hukum. Dalam Islam, hukum tidak hanya soal hukuman, tetapi juga soal edukasi dan perbaikan akhlak. Dengan nilai-nilai ini, polisi dari kalangan santri bisa menjadi jembatan dalam pendekatan yang lebih humanis kepada masyarakat.

Baca Juga  Misteri Gunung Ijen Banyuwangi, Tentara VOC yang Dipenggal Hingga menjadi Roh gentayangan

Menjadi Tauladan di Tengah Masyarakat

Sebagai santri, seseorang akan terbiasa dengan kehidupan yang sarat dengan nilai-nilai dakwah. Ketika menjadi polisi, ia dapat menjalankan peran ganda: sebagai penegak hukum dan sekaligus pendakwah. Sebagai contoh, ia bisa mengajak sesama anggota kepolisian untuk lebih rajin mengaji, aktif dalam kegiatan keagamaan, hingga membangun komunitas Islami di lingkungan kepolisian.

***

Tantangan Santri di Kepolisian

Menjadi seorang santri di dunia kepolisian tentu bukan tanpa tantangan. Ada banyak rintangan yang harus dihadapi, di antaranya:

Lingkungan yang Berbeda

Dunia pesantren penuh dengan nilai keislaman yang kuat, sementara kepolisian seringkali berhadapan dengan situasi sosial yang beragam, termasuk kejahatan dan berbagai kepentingan duniawi.

Godaan Jabatan dan Materi

Sebagai aparat negara, seorang polisi memiliki akses terhadap berbagai fasilitas dan kekuasaan. Tanpa keteguhan iman, godaan untuk menyalahgunakan wewenang sangat besar. Namun, jika seorang polisi memiliki dasar agama yang kuat, ia akan lebih mampu menahan diri dan tetap berada di jalan yang lurus.

Tekanan dalam Penegakan Hukum

Terkadang, seorang polisi harus menghadapi dilema antara hukum negara dan nilai-nilai agama. Di sinilah pentingnya kecerdasan intelektual dan spiritual seorang santri, agar ia tetap bisa menjalankan tugasnya dengan adil dan sesuai dengan prinsip-prinsip Islam.

***

Inspirasi dari Polisi Berlatar Belakang Santri

Di Indonesia, sudah banyak contoh polisi yang berlatar belakang santri dan berhasil menjalankan tugasnya dengan baik. Misalnya, ada polisi yang menginisiasi program mengaji bersama tahanan di sel, atau yang membangun pesantren kecil di lingkungan kepolisian untuk anggota yang ingin mendalami agama.

Bahkan, beberapa polisi aktif menjadi penceramah dan membimbing masyarakat, membuktikan bahwa menjadi aparat penegak hukum bukan berarti meninggalkan nilai-nilai santri. Sebaliknya, ini adalah kesempatan untuk berdakwah di lingkungan yang lebih luas.

Baca Juga  Man Ana Laulaakum: Refleksi Sebuah Pengabdian Murid Untuk Gurunya

Menjadi polisi bukanlah penghalang bagi seorang santri untuk tetap menjalankan nilai-nilai pesantrennya. Justru, ini adalah ladang dakwah baru yang membutuhkan sosok-sosok berakhlak mulia. Polisi yang berlatar belakang santri dapat menjadi contoh nyata bagaimana ilmu agama dan tugas negara bisa berjalan berdampingan.

Sebagaimana dawuh KH. Abdul Karim, santri harus tetap ngedep dampar, menyalurkan ilmunya di mana pun berada, termasuk di tubuh kepolisian. Karena pada akhirnya, seorang santri tidak hanya bertugas menjaga akhlak dirinya sendiri, tetapi juga membawa perubahan baik bagi masyarakat sekitarnya.

إِنَّ ٱللَّهَ يَأْمُرُكُمْ أَن تُؤَدُّوا۟ ٱلْأَمَٰنٰتِ إِلَىٰٓ أَهْلِهَا وَإِذَا حَكَمْتُم بَيْنَ ٱلنَّاسِ أَن تَحْكُمُوا۟ بِٱلْعَدْلِ ۚ (النساء: ٥٨). الآية

“Sungguh, Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada yang berhak menerimanya dan apabila kamu menetapkan hukum di antara manusia hendaklah kamu menetapkannya dengan adil”.

***

media keislaman by : dawuhguru.co.id

baca juga : Silsilah Keluarga KH. Nurul Huda Djazuli