Opini  

Tetap Sehat Tanpa Meninggalkan Syari`at

Masa – masa pandemi nyatanya menyadarkan kita, umat manusia bahwa ada kekuatan yang begitu besar di luar sana, yang mampu mengubah semua rencana – rencana yang telah dilukiskan dengan indah. Tentu manusia dengan logika yang sehat akan segera sadar bahwa sumber dari kekuatan itu adalah Allah SWT, dzat yang maha kuasa yang memiliki hak otoritas tertinggi atas jalannya hidup dan kehidupan.

Maka seyogyanya bagi mereka yang hati, otak, otot, dan segenap panca indera-nya sehat tentu akan semakin bertambah keimanannya. Karena semakin kita mengenal kuasa Allah SWT berarti kita semakin mempertebal keimanan kita kepada-Nya.

Karena sejatinya, pepatah lama tak kenal maka tak sayang memang ada benarnya. Pujangga Arab bahkan melukiskan bagaimana nikmatnya meraih puncak iman dengan mengenal Allah SWT. Pujangga menyebut dalam syairnya “ Barangsiapa mengenal Allah ia akan menghilangkan prasangka buruk  terhadap-Nya dan segala ketentuan-Nya, justru ia akan berkata setiap kuasa dan ketentuan-Nya terdapat hikmah”.

Sedemikian pentingnya mengenal Allah SWT sehingga yang demikian itu akan menjauhkan kita dari segala prasangka dan firasat buruk terhadap ketentuannya, dalam hal ini adalah turunnya pandemi ke muka bumi. Lebih dari itu, bahwa semakin kita mengenal Allah SWT kita semakin sadar pasti ada hikmah di setiap ketentuan-Nya. Hanya saja kapasitas akal kita belum dapat menjangkau ke hikmah-hikmah yang mendetail jika tidak dibarengi dengan keimanan penuh terhadap Allah SWT.

Salah satu cara menambah keimanan adalah dengan bertaqwa kepada Allah SWT, mengenai pentingnya menambah ketaqwaan ia memiliki kedudukan penting dalam kehidupan seorang muslim. Bagaimana tidak, ketaqwaan seorang muslim selalu diingatkan setiap menjalankan ibadah sholat jumat. Bahkan mengingatkan hadirin shloat jumat untuk menambah ketaqwaan adalah salah satu rukun khutbah.

Baca Juga  Al-Qur’an Itu Mudah Dihafalkan, Namun Mengapa Tidak Semua  Umat Islam Hafal Al-Qur’an?

Maka jelaslah bagaimana pentingnya menambah ketaqwaan minggu ke minggu, bulan ke bulan, bahkan tahun ke tahun. Lalu kemudian bagaimana cara menambah ketaqwaan kita terhadap Allah SWT?.

Salah satu cara menambah ketaqwaan kita terhadap Allah SWT adalah dengan menjalankan syariatnya dengan sebenar-benarnya. Menjalankan syariat dalam arti menjalankan segala yang Allah perintahkan kepada kita dan menjauhi apapun yang dilarang-Nya. Dengan terus berusaha menjalankan segala yang Allah perintahkan dan menjauhi segala yang dilarangnya kita telah berusaha sejengkal demi jengkal mengenali Allah dengan menambah ketaqwaan kita terhadap-Nya.

Lalu di tengah situasi dengan kepungan pandemi seperti sekarang, dimana segala aktivitas dibatasi, baik ruang maupun waktu tentu hal ini berbenturan dengan fitrah sebagai seorang muslim yang ingin terus menambah level ketaqwaan dan mendekatkan diri dengan penciptanya.

Pandemi memang begitu, ia seolah  memberikan garis demarkasi yang membatasi ruang gerak, aktivitas bahkan waktu beraktivitas pun dibatasi. Dengan dalih-dalih pencegahan lebih baik dari pengobatan semua upaya dikerahkan. Segala jenis perkumpulan ditiadakan, kalaupun ada harus mematuhi protokol kesehatan yang mengharuskan antara satu samalain menjaga jarak.

Segala aktivitas kena imbasnya, perkantoran yang biasanya begitu ramai dengan lalu-lalang pekerja mendadak menjadi sepi sejalan dengan keluarnya kebijakan bekerja dari rumah. Lalu bagaimana dengan kegiatan keagamaan?. Setali tiga uang, kegiatan keagamaan pun dibatasi, bahkan yang tergolong sekali dalam satu tahun seperti shalat iedul fitri pun dianjurkan untuk ditunaikan di rumah rumah, kalaupun dilakukan berjamaah harus sesuai dengan protokol kesehatan.

Manusia khusunya muslim pun berada dalam dilemma, antara menaati peraturan pemangku kekuasaan untuk membatasi kegiatan ibadah atau terus menjalankan ibadah dengan kekhawatiran terjangkit wabah yang sedang melanda. Hingga sedikit banyaknya ulama yang mencemaskan adanya badai yang mengganggu atau bahkan, naudzubillah merenggut keimanan kaum muslim dengan dalih dalih kesehatan.

Baca Juga  Salaman Inside Offside: Melacak Akar Sejarah Tradisi Salim Wolak-Walik Ala Santri

Dalam hal ini mari kita renungkan, Allah yang menurunkan wabah ini dan bukankah ia sudah berjanji tidak akan pernah menurunkan suatu penyakit tanpa menurunkan pula penawarnya. Jadi seyogyanya kita harus yakin tanpa sedetik pun meragu bahwa Allah akan melindungi hamba-Nya yang ingin terus menambah ketaqwaannya dengan cara lebih mengenal dan mendekatkan diri kepada Allah.

Apabila keyakinan ini sudah tertanam, maka tiada kekhawatiran dalam diri kita untuk terus menjalankan ibadah dengan ketentuan yang sudah disyariatkan Allah dan Rasul-Nya. Akan tetapi, Allah juga tidak menghendaki hamba-Nya bersifat sombong, maka perlu dibarengi dengan menaati protokol kesehatan yang ada. Hingga kita, kaum muslim bisa tetap sehat tanpa meninggalkan syariat.

 

 

Tinggalkan Balasan