Dawuh Gus Iqdam Muhammad : Ketulusan Dalam Berbuat Baik Adalah Pijakan Untuk Mencapai Kebahagiaan Sejati

Gus Iqdam Blitar
Sumber : Google

Dawuh Gus Iqdam Muhammad : Ketulusan dalam berbuat baik adalah pijakan untuk mencapai kebahagiaan sejati.

Ketulusan dalam berbuat baik adalah pijakan untuk mencapai kebahagiaan sejati. Ketulusan atau keikhlasan dalam setiap tindakan kebaikan tidak hanya mendatangkan kebaikan bagi orang lain, tetapi juga memberikan kepuasan batin dan kebahagiaan yang mendalam bagi diri sendiri. Dalam Islam, ketulusan merupakan salah satu sifat mulia yang sangat dianjurkan. Allah SWT berfirman dalam Al-Quran, “Dan mereka hanya diperintahkan untuk menyembah Allah dengan ikhlas menaati-Nya semata-mata karena (menjalankan) agama” (QS. Al-Bayyinah: 5). Ayat ini menekankan pentingnya keikhlasan dalam setiap perbuatan, termasuk dalam berbuat baik.

Rasulullah SAW juga mengajarkan tentang pentingnya ketulusan dalam setiap amal. Beliau bersabda, “Sesungguhnya amal itu tergantung niatnya, dan sesungguhnya setiap orang (akan dibalas) berdasarkan apa yang diniatkannya” (HR. Bukhari dan Muslim). Hadits ini menegaskan bahwa niat yang tulus adalah dasar dari setiap amal kebaikan yang diterima oleh Allah. Ketulusan niat adalah yang membuat amal kita bernilai di sisi-Nya.

Ketulusan dalam berbuat baik membawa banyak manfaat, baik bagi diri sendiri maupun orang lain. Ketika kita berbuat baik dengan tulus, kita tidak mengharapkan balasan atau pujian dari orang lain. Sebaliknya, kita hanya mencari keridhaan Allah. Hal ini membawa ketenangan dan kebahagiaan batin karena kita tahu bahwa Allah akan membalas setiap kebaikan kita dengan balasan yang lebih baik. Allah SWT berfirman, “Sesungguhnya Allah tidak akan menyia-nyiakan pahala orang-orang yang berbuat baik” (QS. At-Taubah: 120). Ini menunjukkan bahwa setiap amal baik yang dilakukan dengan tulus akan mendapatkan pahala dari Allah.

Ketulusan juga membuat kita menjadi pribadi yang lebih baik dan lebih peka terhadap kebutuhan orang lain. Ketika kita membantu orang lain dengan tulus, kita melakukannya dengan penuh empati dan kepedulian. Ini bukan hanya membantu orang yang kita tolong, tetapi juga memperkaya jiwa kita sendiri. Seperti yang dikatakan oleh Mahatma Gandhi, “Cara terbaik untuk menemukan dirimu adalah dengan kehilangan dirimu dalam pelayanan kepada orang lain.” Ketulusan dalam pelayanan kepada orang lain adalah cara untuk menemukan makna dan tujuan hidup yang sebenarnya.

Baca Juga  Dawuh Gus Kautsar tentang Wanita Simbol Kehalusan

Dalam kehidupan sehari-hari, ketulusan dalam berbuat baik bisa diwujudkan dalam berbagai bentuk. Mulai dari membantu tetangga yang membutuhkan, menyumbangkan waktu dan tenaga untuk kegiatan sosial, hingga memberikan senyuman dan dukungan moral kepada orang-orang di sekitar kita. Setiap tindakan kecil yang dilakukan dengan niat tulus adalah pijakan menuju kebahagiaan sejati. Ketika kita berbuat baik dengan tulus, kita merasakan kebahagiaan yang tidak bisa diukur dengan materi. Allah SWT berfirman, “Kamu tidak akan mendapatkan kebajikan (yang sempurna), sebelum kamu menafkahkan sebagian harta yang kamu cintai. Dan apa saja yang kamu nafkahkan, maka sesungguhnya Allah mengetahuinya” (QS. Ali Imran: 92). Ayat ini mengajarkan bahwa ketulusan dalam memberi, terutama dari hal-hal yang kita cintai, adalah kunci untuk mencapai kebajikan yang sempurna.

Ketulusan juga memainkan peran penting dalam membangun hubungan yang harmonis dengan orang lain. Ketika kita berinteraksi dengan orang lain dengan niat tulus, kita menciptakan lingkungan yang penuh kepercayaan dan saling mendukung. Ini membawa kebahagiaan dan kedamaian dalam hubungan kita, baik dalam keluarga, komunitas, maupun masyarakat secara luas. Ralph Waldo Emerson pernah berkata, “Kebahagiaan adalah parfum yang tidak bisa kamu tuangkan ke orang lain tanpa mendapatkan beberapa tetes pada dirimu sendiri.” Ketika kita berbuat baik dengan tulus, kebahagiaan yang kita berikan kepada orang lain juga akan kembali kepada kita.

Rasulullah SAW adalah teladan utama dalam ketulusan berbuat baik. Beliau selalu membantu orang lain dengan niat yang murni dan tanpa pamrih. Salah satu contoh ketulusan beliau adalah ketika beliau memberikan bantuan kepada seorang wanita tua yang tidak mengenalnya. Meskipun wanita tersebut awalnya tidak mengetahui siapa beliau, Rasulullah tetap membantu dengan penuh keikhlasan. Kisah ini menunjukkan bahwa ketulusan dalam berbuat baik adalah sifat yang harus kita teladani dalam kehidupan sehari-hari.

Baca Juga  Nasihat Cak Nun tentang Menjaga Keseimbangan

Ketulusan juga membantu kita untuk tidak terikat pada materi dan kekayaan duniawi. Ketika kita berbuat baik dengan tulus, kita menyadari bahwa kebahagiaan sejati tidak terletak pada harta benda, tetapi pada perasaan bahagia karena bisa membantu orang lain. Ini mengajarkan kita untuk lebih bersyukur dan tidak terlalu terobsesi dengan materi. Rasulullah SAW bersabda, “Bukanlah kekayaan itu karena banyaknya harta, tetapi kekayaan itu adalah kekayaan hati” (HR. Bukhari dan Muslim). Hadits ini mengingatkan kita bahwa ketulusan dan kepuasan batin adalah sumber kekayaan yang sebenarnya.

Selain itu, ketulusan dalam berbuat baik juga membantu kita untuk tetap rendah hati. Ketika kita melakukan kebaikan dengan niat tulus, kita tidak mengharapkan pengakuan atau pujian dari orang lain. Ini menjaga kita dari sifat sombong dan pamer. Ketulusan membuat kita lebih fokus pada tujuan utama, yaitu mencari keridhaan Allah dan membantu orang lain dengan sepenuh hati. Seperti yang dikatakan oleh Nelson Mandela, “Apa yang saya lakukan hanyalah sekedar upaya, tetapi dengan ketulusan hati.” Ketulusan adalah dasar dari setiap tindakan yang bermakna dan memberikan dampak positif.

Ketulusan juga membawa keberkahan dalam setiap aspek kehidupan kita. Ketika kita melakukan segala sesuatu dengan niat tulus, Allah akan memberikan keberkahan dan kemudahan dalam hidup kita. Allah SWT berfirman, “Barang siapa yang bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar. Dan memberinya rezeki dari arah yang tiada disangka-sangkanya” (QS. At-Talaq: 2-3). Ketulusan dalam berbuat baik adalah bagian dari ketakwaan, dan dengan ketulusan, Allah akan memberikan jalan keluar dari setiap kesulitan dan rezeki yang tidak disangka-sangka.

Dalam konteks global, ketulusan dalam berbuat baik juga memiliki dampak yang sangat besar. Ketika individu-individu dalam masyarakat melakukan kebaikan dengan tulus, hal ini akan menciptakan efek domino yang positif. Masyarakat akan menjadi lebih harmonis, saling mendukung, dan penuh kasih sayang. Ini adalah fondasi untuk menciptakan dunia yang lebih baik dan lebih damai. Seperti yang dikatakan oleh Dalai Lama, “Inilah agama saya yang sederhana. Tidak perlu kuil-kuil; tidak perlu filosofi yang rumit. Pikiran kita sendiri, hati kita sendiri adalah kuil kita; filosofi adalah kebaikan.” Ketulusan dalam hati adalah yang terpenting dalam menciptakan dunia yang penuh kebaikan.

Baca Juga  Nasihat Prof Quraish Shihab tentang Menghadapi Kehidupan

Kesimpulannya, ketulusan dalam berbuat baik adalah pijakan untuk mencapai kebahagiaan sejati. Ketulusan membawa kebahagiaan batin, kedamaian, dan keberkahan dalam hidup kita. Dengan niat yang tulus, setiap amal kebaikan kita akan bernilai di sisi Allah dan membawa dampak positif bagi diri kita sendiri dan orang lain. Ketulusan mengajarkan kita untuk lebih peka, empati, dan rendah hati dalam berbuat baik. Semoga kita selalu diberikan hati yang tulus dan ikhlas dalam setiap amal kebaikan yang kita lakukan, sehingga kita dapat meraih kebahagiaan sejati di dunia dan akhirat.

Tinggalkan Balasan