Silsilah Keluarga KH Nur Hasyim

Silsilah Keluarga KH Nur Hasyim
sumber : google

Silsilah Keluarga KH Nur Hasyim: Ulama Kharismatik dari Tuban

Latar Belakang Keluarga

KH. Nur Hasyim lahir pada 24 April 1924 di Desa Mojoagung, Kecamatan Soko, Kabupaten Tuban, Jawa Timur. Beliau adalah putra dari Muhammad Rowi, seorang tokoh masyarakat dan pengusaha di pasar Soko yang dikenal berwibawa dan tegas. Ibunya, Siti Habibah, berasal dari Lamongan dan memiliki garis keturunan dari Pangeran Hadi Wijaya (Sultan Pajang/Djoko Tingkir).

Garis keturunan dari ibunya menunjukkan bahwa KH. Nur Hasyim memiliki hubungan dengan tokoh-tokoh penting dalam sejarah Islam di Jawa, termasuk Pangeran Sumayudha atau Abdul Jabbar yang makamnya berada di bukit Nglirip, Kecamatan Singgahan.

Pendidikan dan Perjalanan Keilmuan

Sejak kecil, KH. Nur Hasyim menunjukkan minat yang besar terhadap ilmu agama. Beliau menempuh pendidikan di berbagai pesantren terkemuka di Jawa Timur, termasuk di Pondok Pesantren Lirboyo, Kediri, dan Pondok Pesantren Tebuireng, Jombang. Selama masa belajarnya, beliau berguru kepada ulama-ulama besar seperti KH. Mahrus Ali dan KH. Hasyim Asy’ari.

Pendidikan yang beliau tempuh tidak hanya terbatas pada ilmu agama, tetapi juga mencakup ilmu-ilmu umum yang mendukung dakwah dan pendidikan Islam. Hal ini membentuk karakter beliau sebagai ulama yang tidak hanya alim, tetapi juga visioner dalam mengembangkan pendidikan Islam di daerahnya.

Setelah berupaya keras dengan memulai berjuang mendirikan MI,  KH. Nur Hasyim menikah dengan seorang gadis asal Desa Sawahan, Kecamatan Rengel bernama Nyai Siti Mu’tiah binti Ahmad Musyafak. Dari pernikahannya beliau dikaruniai delapan anak. Di antaranya:

  1. Nyai Umi Nasikhah,
  2. Nyai Luluk Muftiyah,
  3. Nyai Anisa’i Khoiriyyah,
  4. Gus M. Ali Mufthi,
  5. Gus Hadi Masruri,
  6. Nyai Rofih Kholiliyah,
  7. Nyai Asadullah Khoiri,
  8. Gus Khoirul Muttaqim.​

Mendirikan Pesantren Nurul Huda Soko

Pada tahun 1979, KH. Nur Hasyim mendirikan Pesantren Nurul Huda di Desa Mojoagung, Kecamatan Soko, Tuban. Pesantren ini didirikan dengan tujuan untuk menyebarkan ajaran Islam dan mencetak generasi muda yang berakhlak mulia serta berilmu pengetahuan.

Baca Juga  Biografi Lengkap Umar Said Tjokroaminoto Beserta Ajarannya

Selain pesantren, beliau juga mendirikan Madrasah Aliyah (MA) Tarbiyatul Islam dan Yayasan Pendidikan Islam Nurul Huda (YAPISNU) yang menjadi wadah bagi pendidikan formal dan non-formal di lingkungan pesantren. Lembaga-lembaga ini berkembang pesat dan menjadi pusat pendidikan Islam di wilayah Tuban dan sekitarnya.

Peran dalam Organisasi Keagamaan

KH. Nur Hasyim juga aktif dalam organisasi keagamaan, khususnya Nahdlatul Ulama (NU). Beliau merupakan perintis Majelis Wakil Cabang (MWC) NU Kecamatan Soko dan berperan penting dalam mengembangkan kegiatan keagamaan di wilayah tersebut.

Melalui peran aktifnya di NU, beliau turut serta dalam membina umat dan memperkuat ajaran Ahlussunnah wal Jama’ah di tengah masyarakat. Kegiatan-kegiatan keagamaan yang beliau inisiasi memberikan dampak positif dalam meningkatkan pemahaman dan praktik keagamaan di kalangan masyarakat.

Karakter dan Keteladanan

KH. Nur Hasyim dikenal sebagai sosok yang tegas, orator ulung, dan pemberani. Beliau memiliki dedikasi tinggi dalam menyebarkan ajaran Islam dan membina umat. Meskipun memiliki karakter yang kuat, beliau juga dikenal sebagai pribadi yang sederhana, lembut, dan karismatik.

Keteladanan beliau tercermin dalam kehidupan sehari-hari, baik dalam keluarga, lingkungan pesantren, maupun masyarakat luas. Beliau menjadi panutan bagi para santri dan masyarakat dalam menjalani kehidupan yang sesuai dengan ajaran Islam.

Wafat dan Warisan

Mendirikan Lembaga Pendidikan

  1. Pelopor berdirinya Lembaga pendidikan Ma`arif (MI, MTs, MA) se Kecamatan Soko (1951-1990),
  2. Mengajarkan Manajemen Keuangan dengan mendirikan Badan Usaha (Koperasi) Niaga,
  3. Mendirikan Media komunikatif antar Santri dan Kyai serta Masyarakat ((KKM) di Soko (1989),
  4. Mendirikan YAPISNU (Yayasan Pendidikan Islam Nurul Huda) Soko Tuban (1990),
  5. Perintis berdirinya MWC NU Kecamatan Soko (1990),
  6. Pengajian Rutin Ahad Kliwonan, Pelestarian Kajian Aswaja yang dilestarikan di seluruh desa di Soko,
  7. Komandan Laskar Jihad saat memerangi PKI di Goa Tluwe Soko.
Baca Juga  Biografi dan Riwayat Hidup KH Muhammad Ilyas Bagian 3

KH. Nur Hasyim wafat pada hari Selasa, 8 Februari 1994 M, bertepatan dengan 28 Sya’ban 1414 H. Kepergian beliau meninggalkan duka mendalam bagi keluarga, santri, dan masyarakat yang telah merasakan manfaat dari perjuangan dan pengabdiannya.

Warisan beliau tidak hanya berupa lembaga pendidikan yang beliau dirikan, tetapi juga nilai-nilai keislaman dan keteladanan yang terus hidup dalam diri para santri dan masyarakat. Pesantren Nurul Huda dan lembaga-lembaga pendidikan yang beliau dirikan terus berkembang dan menjadi pusat pendidikan Islam yang berpengaruh di wilayah Tuban dan sekitarnya.

***

Sumber : diolah ulang dari berbagai situs media dan karya tulis ilmiah

media keislaman by : dawuhguru.co.id

baca juga : Silsilah Keluarga Syaikh Mahfudz Termas