Silsilah dan Biografi KH Muhammad Munawwir Krapyak: Ulama Penghafal Al-Qur’an dan Pendiri Pesantren Krapyak
KH Muhammad Munawwir Krapyak adalah sosok ulama besar yang dikenal sebagai seorang ahli Al-Qur’an dan pendiri Pondok Pesantren Krapyak, Yogyakarta. Beliau lahir pada 15 Rabiul Awwal 1282 H atau sekitar tahun 1865 di Kauman, Yogyakarta. Perjalanan hidup KH Munawwir diwarnai oleh pengabdian kepada Al-Qur’an dan pembinaan generasi muslim yang berkomitmen pada ajaran Islam.
Silsilah Keturunan KH Muhammad Munawwir
Ayah beliau adalah KH Abdullah Rosyad, seorang ulama yang dihormati di Yogyakarta. Silsilah keturunan beliau adalah KH Muhammad Munawwir bin KH Abdullah Rosyad bin KH Abdus Salam bin KH Abdul Karim bin KH Sulaiman bin KH Abdul Ghoffar.
Keturunan yang bersambung hingga Rasulullah SAW menjadi salah satu keistimewaan KH Munawwir, yang diwarisi melalui silsilah keluarga yang dikenal sebagai keluarga ulama dan pejuang agama. Hal ini memperkuat pengabdian beliau dalam menyebarkan ilmu Al-Qur’an sebagai bentuk tanggung jawab moral dan spiritual.
Silsilah Lengkap Keluarga KH Muhammad Munawwir
Muhammad Munawwir bin KH. Abdullah Rosyad adalah keturunan langsung dari KH. Hasan Bashori, seorang tokoh penting dalam sejarah perjuangan di Indonesia, yang dikenal sebagai panglima perang Pangeran Diponegoro. KH. Hasan Bashori memiliki tujuh anak, salah satunya adalah KH. Abdullah Rosyad, yang merupakan ayah dari Muhammad Munawwir.
Keluarga dan Nasab
Keturunan KH. Hasan Bashori yakni KH. Hasan Bashori memiliki tujuh anak: Muhammad Hamim (Kauman, Yogyakarta), Misbah (Rejodani), Hasan Mustar, Abdullah Rosyad (nDongkelan), Ali (Muntilan), Muhayat (Tukangan) dan Abdurrahman.
Anak-anak KH. Abdullah Rosyad
Dari pernikahannya dengan istri Ny. Khadijah KH. Abdullah Rosyad dikaruniai delapan anak yakni KH. Mudzakkir, KH. Muhammad Munawwir, K. Muhdi, K. Amiruddin, K. Abdurrahman, Ny. Ma’shum, Ny. Rumiyah, Ny. Kubrodini. Dengan demikian, nasab KH. Muhammad Munawwir menunjukkan bahwa ia adalah cucu dari KH. Hasan Bashori melalui jalur putra beliau, KH. Abdullah Rosyad.
Istri dan Anak-anak
KH. Muhammad Munawwir memiliki enam istri: Ayu Mursyidah binti K. Muhammad Hamim, Hj. Khodijah (Suistiyah) binti KH. Tuhfaturrasyid, Salimah binti K. Ilyas, Rumyati, Khodijah binti KH. Hasbullah, dan Wuryan
Jumlah Anak
Dari lima istri yang berbeda, KH. Muhammad Munawwir memiliki total 34 anak:
- Dari R.A Mursyidah: Abdullah Siroj, Khodijah, Ummatullah, Abdullah Afandi, Abdul Qodir.
- Dari Hj. Khodijah: Muhammad, Badruddin, Jazilah, Hj. Hasyimah, Zaini, Badawi, Jamalah, Hani’ah, Zainal Abidin, Ahmad Warson, Zubaidah Fatimatuz-Zahro’.
- Dari Salimah: Hj. Hindun, Aminah, Zulaikhah, Hj. Badi’ah, Washil, Ja’far, Dalhar, Hj. Jauharah, Hidayatullah.
- Dari Rumyati: Juhannah, Zainab, Zainuddin, Hj. Badriyah.
- Dari Khodijah: Juwairiyah, Durriyah, Hj. Walidah, Ahmad, Hj. Zuhriyyah.
- Tidak ada keturunan dari istri keenamnya, Wuryan.
Pendidikan dan Perjalanan Ilmu
KH Munawwir menimba ilmu agama sejak usia muda. Beliau memulai pendidikan dasar di Yogyakarta, lalu melanjutkan ke Pesantren Termas di Pacitan, yang dipimpin oleh KH Dimyathi. Di pesantren tersebut, KH Munawwir menunjukkan bakat dan kecintaannya pada ilmu Al-Qur’an.
Keinginan untuk memperdalam ilmu agama membawa beliau ke Tanah Suci Makkah, di mana beliau belajar selama lebih dari 20 tahun. Di sana, KH Munawwir mendalami ilmu Al-Qur’an, termasuk qira’ah, tafsir, dan ilmu alat. Beliau belajar langsung dari para ulama besar di Makkah, salah satunya adalah Syaikh Nawawi al-Bantani, seorang ulama Nusantara yang diakui dunia Islam.
Pendiri Pesantren Krapyak
Setelah kembali ke Indonesia, KH Munawwir mendirikan Pondok Pesantren Krapyak pada tahun 1910 di sebuah daerah yang saat itu masih berupa kawasan hutan bambu. Pesantren ini awalnya didirikan sebagai tempat untuk mengajarkan hafalan dan pemahaman Al-Qur’an.
Di bawah asuhan KH Munawwir, Pesantren Krapyak berkembang menjadi pusat pendidikan Al-Qur’an yang terkenal. Metode pengajaran yang diterapkan oleh beliau menekankan pada hafalan Al-Qur’an (tahfidz) sekaligus pemahaman mendalam terhadap maknanya. Pesantren Krapyak tidak hanya melahirkan para hafidz, tetapi juga ulama-ulama yang berkontribusi besar bagi umat Islam di Nusantara.