KH. Masbuhin Faqih adalah seorang ulama terkemuka di Indonesia yang dikenal sebagai pengasuh Pondok Pesantren Mambaus Sholihin di Suci, Gresik, Jawa Timur. Lahir pada 31 Desember 1947, beliau merupakan putra pertama dari pasangan KH. Abdullah Faqih Suci dan Nyai Tsuwaibah. Silsilah keluarganya diyakini bersambung hingga Sunan Giri, menjadikannya keturunan ke-12 dari Sunan Giri, Sunan Dalem, dan Sunan Prapen.
Pendidikan dan Pengembangan Ilmu
Sejak kecil, KH. Masbuhin Faqih mendapatkan pendidikan agama langsung dari kedua orang tuanya. Beliau kemudian melanjutkan pendidikannya di Pondok Modern Darussalam Gontor, Ponorogo, Jawa Timur, di mana beliau mempelajari bahasa Arab dan Inggris. Setelah menyelesaikan pendidikan di Gontor, beliau melanjutkan studi ke Pondok Pesantren Langitan yang saat itu diasuh oleh KH. Abdul Hadi dan KH. Abdullah Faqih. Di Langitan, beliau mendalami berbagai disiplin ilmu agama, termasuk Fiqh, Nahwu, Shorof, Tauhid, dan Tasawuf, selama 17 tahun sambil mengabdi di pesantren tersebut.
Mendirikan Pondok Pesantren Mambaus Sholihin
Pada tahun 1979, atas permintaan ayahnya, KH. Masbuhin Faqih kembali ke desa asalnya, Suci, untuk mendirikan sebuah pondok pesantren yang awalnya diberi nama “Ath-Thahiriyah”. Setelah mendapatkan restu untuk sepenuhnya meninggalkan Pondok Pesantren Langitan pada tahun 1980, beliau fokus mengelola pondok tersebut bersama ayahnya. Atas saran Usman Al-Ishaqi, nama pondok kemudian diubah menjadi “Mambaus Sholihin”, yang memiliki makna dan harapan yang lebih mendalam.
Peran dalam Organisasi dan Politik
Setelah wafatnya sang ayah pada tahun 1997, KH. Masbuhin Faqih semakin dikenal luas sebagai ulama berpengaruh. Menjelang Pemilihan Umum Legislatif Indonesia 2009, beberapa kiai terkemuka Nahdlatul Ulama (NU) yang merasa kecewa dengan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) bersatu dengan cita-cita menjadikan Indonesia sebagai bangsa yang nasionalis-agamais, yang kemudian melahirkan Partai Kebangkitan Nasional Ulama (PKNU). Atas perintah gurunya, KH. Abdullah Faqih, KH. Masbuhin Faqih turut berperan dalam mempertahankan PKNU.
Silisilah Keluarga KH Masbuhin Faqih
Beliau dikaruniai 12 anak, 9 putra dan 3 putri yakni: Agus H. Fahrul Anam, Agus H. Zainul Huda, Agus H. Muhammad Ma’ruf, Neng Hj. Azizah, Agus H. Achmad Suhaimi, Agus H. Majduddin, Neng Hj. Musyafa’ah, Agus H. Muhammad Anas, Neng Hj. Khodijah, Agus Muhammad (alm), Agus Muhammad Zakiyul Fuad dan Agus Muhammad Ainun Naim. Semua putra putrinya sejak kecil dididik untuk mencintai ilmu dan berakhlak yang luhur. Beberapa anak beliau belajar di Al-Ahqaf, Yaman yang diasuh oleh Habib Abdullah Baharun selama bertahun-tahun. Beliau juga sangat dekat dengan Habib Baharun, sehingga tidak heran jika Pesantren Mambaus Sholihin menjalin kerjasama yang baik dengan Al-Ahqaf.
KH. Masbuhin merupakan sosok ulama kharismatik yang mencerminkan seorang murabbi yang rabbani. Tersebarnya santri-santri beliau di berbagai penjuru daerah dan berkiprah di masyarakat tentu cukup untuk membuktikan hal tersebut. Beliau memiliki silsilah yang mulya dan agung, yakni sampai ke Sunan Giri dan merupakan keturunan ke-12 dari kanjeng Sunan Giri Syeikh Maulana Ishaq. Dengan runtutan sebagai berikut: Syaikh Ainul Yaqin (Sunan Giri) – Sunan Dalem – Sunan Prapen – Kawis Goa – Pangeran Giri – Gusti Mukmin – Amirus Solih – Abdul Hamid – Embah Taqrib – Muhammad Thoyyib – Abdullah Faqih – KH. Masbuhin Faqih.
KH. Masbuhin Faqih adalah ulama yang memiliki peran penting dalam pengembangan pendidikan Islam di Indonesia. Melalui Pondok Pesantren Mambaus Sholihin, beliau telah berkontribusi dalam mencetak generasi muda yang berpengetahuan luas dan berakhlak mulia. Peran aktifnya dalam organisasi keagamaan dan politik menunjukkan dedikasinya dalam memajukan umat Islam di Indonesia.