KH Hasyim Asy’ari dan KH Ahmad Dahlan merupakan dua tokoh besar dalam sejarah Islam di Indonesia yang memiliki guru-guru yang berbeda, meskipun beberapa dari guru mereka juga sama. Lalu siapakah nama guru KH Hasyim Asy ari dan KH Ahmad Dahlan?
Setelah ditelusuri lebih jauh, dari berbagai sumber, ada beberapa guru bagi keduanya, baik dari KH Hasyim Asy’ari maupun KH Ahmad Dahlan juga pernah menimba ilmu dalam satu guru.
KH Hasyim Asy’ari menimba ilmu di Mekah pada tahun 1892 M, di mana ia belajar kepada sejumlah ulama dan masyayikh terkemuka.
Beberapa guru beliau antara lain adalah Syekh Ahmad Khatib Minangkabau, Syekh Muhammad Mahfudz at-Tarmasi, Syekh Ahmad Amin Al-Aththar, Syekh Ibrahim Arab, Syekh Said Yamani, Syekh Rahmaullah, Syekh Sholeh Bafadlal, Sayyid Abbas Maliki, Habib Alwi bin Ahmad As-Saqqaf, dan Habib Muhammad bin Husein Al-Habsyi.
Sementara itu, KH Ahmad Dahlan juga tak kalah baik dalam mencari guru-guru yang alim alamah. Ia belajar kepada ayahnya sendiri, Kiai Abu Bakr, yang merupakan seorang ulama dan pemuka agama di Keraton Yogyakarta.
Selain itu, KH Ahmad Dahlan juga belajar kepada kakak iparnya, Kiai Muhammad Soleh, serta sejumlah ulama lainnya seperti Kiai Muchsin, Kiai Abdul Hamid, dan Kiai Raden Dahlan.
Dalam perjalanannya, ia juga menimba ilmu dari Syekh Khayyat, Sayyid Baabusijjil, Mufti Syafi’i, serta Syekh Amin dan Sayyid Bakri Syata’ yang mengajarkannya Qira’atul Quran. KH Ahmad Dahlan juga mendalami ilmu pengobatan Islam dari Syekh Hasan serta belajar ilmu falak dari Kiai Asy’ari Baceyan dan Syekh Misri Makkah.
KH Ahmad Dahlan melanjutkan pendidikannya setelah menunaikan ibadah haji pada tahun 1903, di mana ia belajar kepada ulama-ulama besar di Mekah seperti Syekh Ahmad Khatib, Kiai Nawawi Al-Bantani, Kiai Mas Abdullah Surabaya, dan Kiai Maskumambang. Salah satu guru yang mereka berdua miliki adalah Kiai Soleh Darat, seorang ulama besar dari Jawa.
Belajar dengan Satu Guru
KH Hasyim Asy’ari dan KH Ahmad Dahlan pernah menimba ilmu bersama di bawah bimbingan Syekh Ahmad Khatib saat berada di Makkah, Arab Saudi, pada tahun 1903.
Selama dua tahun di sana, mereka belajar dalam satu majelis dan berinteraksi secara intens, meskipun kemudian mereka menempuh jalan yang berbeda dalam pemikiran dan organisasi Islam di Indonesia.
Selain itu, KH Ahmad Dahlan dan KH Hasyim Asy’ari juga memiliki hubungan yang lebih dekat di masa kecil. Mereka pernah tinggal dalam satu asrama pesantren.
KH Ahmad Dahlan, yang lahir dengan nama Muhammad Darwisy, memanggil KH Hasyim Asy’ari dengan sebutan “Adi” (adik), sementara Hasyim memanggil Darwisy dengan sebutan “Mas” (kakak), karena perbedaan usia mereka.
Keduanya merupakan tokoh penting dalam sejarah Islam di Indonesia. KH Ahmad Dahlan kemudian mendirikan Muhammadiyah, sedangkan KH Hasyim Asy’ari mendirikan Nahdlatul Ulama. Kedua organisasi ini menunjukkan kontribusi besar mereka terhadap perkembangan Islam di Tanah Air. (*)