“Jangan ukur rezeki dengan materi, syukuri walau sedikit, agar Allah memberi yang banyak bisa jadi yang Allah berikan kepada anda bukan materi, tapi ketenangan hati, itu jauh lebih mahal.”Prof. Dr. M. Quraish Shihab
Rezeki dalam pandangan Islam mencakup berbagai aspek kehidupan. Tidak hanya materi, tetapi juga segala sesuatu yang diberikan Allah kepada hamba-Nya yang membawa kebaikan. Hal ini mencakup kesehatan, kebahagiaan, kesempatan untuk belajar, dan ketenangan batin. Ketika kita hanya fokus pada materi, kita sering kali melewatkan banyak nikmat yang sebenarnya sudah kita miliki. K.H. Ahmad Dahlan, pendiri Muhammadiyah, pernah berkata, “Hidup itu harus memberi manfaat kepada orang lain.” Ucapan ini menekankan pentingnya melihat rezeki sebagai kesempatan untuk berbagi dan memberi manfaat, bukan hanya mengumpulkan kekayaan.
Bersyukur adalah kunci untuk membuka pintu-pintu rezeki yang lebih luas. Ketika kita bersyukur, kita mengakui nikmat yang telah diberikan oleh Allah dan menunjukkan rasa terima kasih kita. Ini adalah bentuk ibadah yang sangat dihargai dalam Islam. Allah berfirman dalam Al-Qur’an, “Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu.” (QS. Ibrahim: 7). Ayat ini menunjukkan bahwa rasa syukur dapat membawa lebih banyak kebaikan dalam hidup kita, bukan hanya dalam bentuk materi, tetapi juga dalam bentuk kebahagiaan dan ketenangan.
Ketenangan hati adalah salah satu bentuk rezeki yang paling berharga. Di tengah kehidupan yang penuh dengan tekanan dan tantangan, ketenangan hati memberikan kedamaian dan stabilitas yang tidak bisa dibeli dengan uang. Ketika hati tenang, kita mampu menghadapi masalah dengan lebih bijaksana dan tidak mudah terpengaruh oleh situasi negatif. Haji Agus Salim, seorang tokoh pergerakan kemerdekaan Indonesia, pernah mengatakan, “Ketenangan batin adalah kekayaan yang paling berharga dalam hidup.” Ucapan ini mengingatkan kita bahwa meskipun materi penting, ketenangan batin adalah fondasi untuk kebahagiaan yang sejati.
Bersyukur atas rezeki yang sedikit pun adalah bentuk penerimaan dan keikhlasan terhadap takdir Allah. Ketika kita mampu menerima dengan ikhlas apa yang kita miliki, kita membuka diri untuk menerima lebih banyak nikmat dari Allah. Ini juga mengajarkan kita untuk hidup sederhana dan tidak berlebihan. Kesederhanaan dalam hidup dapat membawa kebahagiaan yang lebih besar dibandingkan dengan hidup yang penuh dengan keinginan yang tak pernah puas.
Dalam kehidupan modern, banyak orang yang mengejar materi sebagai tujuan utama hidup. Mereka bekerja tanpa henti, mengorbankan waktu bersama keluarga dan kesehatan demi mendapatkan lebih banyak uang. Namun, pada akhirnya, mereka sering kali merasa kosong dan tidak puas. Ini karena kebahagiaan sejati tidak bisa ditemukan dalam materi semata. B.J. Habibie, mantan Presiden Indonesia, pernah berkata, “Harta yang paling berharga adalah kesehatan dan waktu luang.” Pernyataan ini menekankan bahwa kekayaan yang sebenarnya bukanlah uang, tetapi kesehatan dan waktu yang kita miliki untuk menikmati hidup.
Selain itu, bersyukur juga mengajarkan kita untuk berbagi dengan orang lain. Ketika kita menyadari bahwa rezeki bukan hanya untuk diri kita sendiri, tetapi juga untuk membantu orang lain, kita akan merasa lebih kaya dan bahagia. Berbagi dengan orang lain, baik dalam bentuk materi atau dukungan emosional, memberikan kebahagiaan yang tak ternilai. Ini juga menciptakan ikatan sosial yang kuat dan memperkuat hubungan kita dengan orang lain.
Dalam pandangan Islam, rezeki yang kita miliki adalah amanah dari Allah. Kita diharapkan untuk menggunakannya dengan bijaksana dan berbagi dengan mereka yang membutuhkan. Konsep zakat, infaq, dan sedekah adalah bentuk nyata dari ajaran ini. Dengan memberikan sebagian rezeki kita kepada orang lain, kita tidak hanya membantu mereka yang membutuhkan, tetapi juga membersihkan harta kita dan mendapatkan keberkahan dari Allah.
Selain materi, kesehatan adalah salah satu bentuk rezeki yang sangat berharga. Kesehatan memungkinkan kita untuk menjalani kehidupan dengan penuh semangat dan melakukan berbagai aktivitas yang bermanfaat. Ketika kita sehat, kita memiliki energi dan kemampuan untuk bekerja, belajar, dan beribadah dengan baik. Oleh karena itu, kita harus menjaga kesehatan kita dengan baik dan bersyukur atas nikmat kesehatan yang diberikan oleh Allah.
Kebahagiaan juga merupakan bentuk rezeki yang sering kali diabaikan. Kebahagiaan datang dari dalam diri kita sendiri dan bagaimana kita melihat dunia. Ketika kita bersyukur dan melihat sisi positif dari setiap keadaan, kita akan merasa lebih bahagia dan puas dengan hidup kita. Kebahagiaan tidak tergantung pada seberapa banyak harta yang kita miliki, tetapi pada bagaimana kita menghargai dan mensyukuri apa yang kita miliki.
Dalam hidup ini, penting untuk memiliki pandangan yang seimbang antara materi dan spiritual. Materi memang penting untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari, tetapi spiritualitas memberikan kedamaian dan makna dalam hidup kita. Dengan mengutamakan keseimbangan ini, kita dapat mencapai kebahagiaan yang sejati dan hidup dengan penuh syukur. Seperti yang diungkapkan oleh Ki Hajar Dewantara, “Ing ngarsa sung tuladha, ing madya mangun karsa, tut wuri handayani,” yang berarti di depan memberikan contoh, di tengah memberikan semangat, di belakang memberikan dorongan. Prinsip ini relevan dalam konteks kehidupan yang seimbang antara materi dan spiritual.
Akhirnya, kita harus menyadari bahwa rezeki adalah anugerah dari Allah yang harus kita syukuri dalam segala bentuknya. Ketika kita bersyukur atas apa yang kita miliki, kita membuka pintu-pintu rezeki yang lebih besar dan menemukan kebahagiaan yang sejati. Ketenangan hati, kesehatan, kebahagiaan, dan hubungan yang baik dengan orang lain adalah bentuk rezeki yang tidak ternilai dan jauh lebih berharga daripada materi semata.
Dengan mengadopsi sikap bersyukur dalam kehidupan sehari-hari, kita dapat menghadapi tantangan dengan lebih bijaksana dan menikmati setiap momen dengan penuh rasa syukur. Bersyukur tidak hanya meningkatkan kebahagiaan kita, tetapi juga mendekatkan kita kepada Allah dan membuka pintu-pintu keberkahan yang lebih besar. Oleh karena itu, mari kita syukuri setiap nikmat yang diberikan oleh Allah, baik itu besar maupun kecil, dan terus berusaha untuk menjadi pribadi yang lebih baik setiap harinya.