Yogyakarta, 11 November 2025 — Dalam gelaran Leadership Day 2025 yang diadakan oleh Sekolah Pascasarjana Universitas Gadjah Mada (UGM), sebuah gagasan segar tentang inovasi pembiayaan infrastruktur mencuri perhatian peserta dan akademisi. Buku hijau berjudul “Ijarah Muntahiyah Bittamlik (IMBT): Inovasi Pembiayaan Syariah Proyek Infrastruktur” karya Dr. Lasarus Bambang S. menjadi bintang dalam sesi Lead-Teracy Talks.

Buku ini mengupas model creative financing berbasis syariah yang menjawab tantangan pendanaan infrastruktur nasional. Melalui pendekatan Ijarah Muntahiyah Bittamlik (IMBT) — atau sistem sewa yang diakhiri dengan kepemilikan — penulis menawarkan alternatif pembiayaan yang tidak hanya efisien, tetapi juga berlandaskan nilai keadilan dan keberlanjutan.

Scroll Untuk Lanjut Membaca

Dr. Lasarus menegaskan bahwa pembangunan infrastruktur berkelanjutan adalah fondasi utama bagi pertumbuhan ekonomi, peningkatan daya saing, dan kesejahteraan masyarakat. Melalui IMBT, pembiayaan infrastruktur dapat dilakukan tanpa mengandalkan utang konvensional, melainkan melalui kolaborasi strategis antara pemerintah, badan usaha, dan lembaga keuangan syariah.

“Penerapan IMBT dalam proyek Kerja Sama Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU) dengan skema Availability Payment menjadi bukti nyata bahwa prinsip syariah dapat bersinergi dengan praktik pembangunan modern,” terang Lasarus dalam paparannya.

Buku ini tidak hanya menyajikan teori, tetapi juga studi kasus konkret penerapan IMBT pada dua proyek besar: KPBU-AP Jalintim Sumatera Selatan dan Riau. Kedua proyek tersebut menunjukkan keberhasilan nyata dalam mewujudkan pembiayaan syariah yang relevan, efisien, dan inklusif.

Kehadiran IMBT memperkuat dinamika collaborative governance antara pemerintah dan sektor swasta, menciptakan model pembiayaan yang produktif dan berdampak luas. Dalam konteks kepemimpinan inovatif, konsep ini menjadi wujud nyata dari semangat kolaborasi dan keberanian berpikir di luar pola lama.

Buku Ijarah Muntahiyah Bittamlik (IMBT) pun mendapat apresiasi luas dari berbagai kalangan. Dr. Ir. M. Basuki Hadimuljono, M.Sc., Menteri PUPR 2014–2024, menyebut karya ini sebagai refleksi akademik sekaligus panduan praktis bagi para pemangku kebijakan infrastruktur nasional.

“Buku ini bukan hanya hasil kajian akademik mendalam, tetapi juga refleksi nyata atas praktik pembiayaan proyek strategis nasional,” tulisnya dalam testimoni.

Sementara Dr. H. Abdul Kharis Almasyhari, Ketua Fraksi PKS DPR RI, menilai karya ini sebagai “solusi konkret pembiayaan pembangunan berbasis nilai syariah yang menembus batas wacana.”

Melalui karya hijau ini, Dr. Lasarus dan tim membuka cakrawala baru bahwa prinsip syariah tidak berhenti pada idealisme moral, tetapi juga mampu menjadi motor inovasi kebijakan publik. Dengan pendekatan ilmiah dan visi keberlanjutan, IMBT menawarkan jalan menuju pembangunan yang adil, produktif, dan bermartabat.

“Berilmu amaliah, beramal ilmiah,” ujarnya menutup sesi Lead-Teracy Talks, menegaskan bahwa ilmu dan amal adalah dua sayap utama kepemimpinan masa depan.

Buku Ijarah Muntahiyah Bittamlik (IMBT) kini bukan hanya bacaan akademik, tetapi simbol optimisme baru untuk mewujudkan Indonesia Maju, Kuat, dan Berdaulat menuju Indonesia Emas 2045.