“Kebahagiaan itu tidak terkait dengan apapun, kebahagiaan itu yang mampu menciptakan ya diri kita sendiri, fikiran kita sendiri dan hati kita sendiri.”Gus Muhammad Abdurrahman Al-Kautsar – Ploso Kediri
Kebahagiaan adalah keadaan pikiran dan perasaan yang positif. Hal ini berarti kebahagiaan bisa diciptakan oleh siapa saja yang memiliki kendali atas pikiran dan perasaannya. Mengandalkan kebahagiaan pada faktor-faktor eksternal sering kali membuat kita kecewa karena hal-hal tersebut bisa berubah dan tidak selalu berada di bawah kendali kita. Sebaliknya, dengan memahami bahwa kebahagiaan ada di dalam diri, kita memiliki kekuatan untuk menciptakan kebahagiaan yang stabil dan berkelanjutan.
Bung Karno, proklamator kemerdekaan Indonesia, adalah contoh tokoh yang menunjukkan bahwa kebahagiaan bisa diciptakan dari dalam diri. Dalam berbagai situasi sulit, baik saat diasingkan maupun ketika memimpin bangsa yang baru merdeka, Bung Karno selalu menunjukkan semangat yang tinggi dan optimisme. Ia sering kali berkata, “Jangan pernah mengeluh tentang keadaan. Buatlah keadaan yang baik.” Ini mencerminkan keyakinan bahwa kebahagiaan dan kepuasan hidup tidak bergantung pada keadaan eksternal, tetapi pada bagaimana kita memandang dan merespons keadaan tersebut.
Pikiran adalah kunci utama dalam menciptakan kebahagiaan. Bagaimana kita memandang situasi dan bagaimana kita menginterpretasikan peristiwa sangat mempengaruhi perasaan kita. Pikiran yang positif dan optimis akan membantu kita melihat peluang di setiap tantangan dan merasakan kebahagiaan dalam hal-hal kecil. Mengembangkan kebiasaan berpikir positif adalah langkah pertama dalam menciptakan kebahagiaan dari dalam diri. Ini berarti kita harus selalu berusaha melihat sisi baik dari setiap situasi dan menjaga sikap optimis.
Hati yang penuh rasa syukur juga memainkan peran penting dalam menciptakan kebahagiaan. Rasa syukur membantu kita menghargai apa yang kita miliki dan merasakan kebahagiaan dari hal-hal sederhana. Ketika kita bersyukur, kita fokus pada apa yang ada, bukan pada apa yang tidak ada. Ini membuat kita merasa lebih puas dan bahagia. Mengembangkan rasa syukur memerlukan latihan dan kesadaran. Setiap hari, kita bisa meluangkan waktu untuk merenungkan hal-hal yang kita syukuri, dari hal-hal besar hingga hal-hal kecil yang sering terabaikan.
Kebahagiaan yang berasal dari dalam juga berarti kita harus menciptakan keseimbangan dalam hidup. Keseimbangan antara pekerjaan dan kehidupan pribadi, antara tanggung jawab dan waktu untuk diri sendiri, adalah kunci untuk merasa bahagia dan puas. Ketika kita terlalu fokus pada satu aspek kehidupan dan mengabaikan yang lain, kita cenderung merasa tidak seimbang dan stres. Menciptakan keseimbangan membutuhkan kesadaran diri dan pengelolaan waktu yang baik. Ini berarti kita harus berani mengatakan tidak pada hal-hal yang tidak penting dan memberikan prioritas pada hal-hal yang benar-benar berarti bagi kita.
Raden Ajeng Kartini adalah contoh lain dari seseorang yang menemukan kebahagiaan dari dalam diri meskipun menghadapi banyak keterbatasan. Dalam surat-suratnya, Kartini sering kali menunjukkan semangat yang kuat dan pemikiran yang mendalam tentang kebahagiaan dan tujuan hidup. Dia menemukan kebahagiaan dalam belajar, dalam berbagi pengetahuan, dan dalam memperjuangkan hak-hak perempuan. Meskipun berada dalam masyarakat yang penuh dengan pembatasan bagi perempuan, Kartini mampu menciptakan kebahagiaan dengan menjalani hidupnya dengan tujuan dan tekad yang kuat.
Perasaan bahagia juga bisa diciptakan dengan mencintai diri sendiri. Menerima diri sendiri dengan segala kekurangan dan kelebihan adalah langkah penting menuju kebahagiaan sejati. Ketika kita mencintai diri sendiri, kita tidak mencari validasi atau kebahagiaan dari orang lain. Kita merasa utuh dan puas dengan diri kita sendiri. Ini tidak berarti kita berhenti berkembang atau memperbaiki diri, tetapi kita melakukannya dari tempat cinta dan penerimaan, bukan dari perasaan kurang atau tidak cukup.
Dalam ajaran agama dan filosofi, kebahagiaan sering kali dikaitkan dengan kedamaian batin dan hubungan yang baik dengan Tuhan. Dalam Islam, kebahagiaan sejati atau “sakinah” sering dikaitkan dengan ketenangan jiwa yang diperoleh melalui iman dan ketaatan kepada Allah. Ketika kita memiliki hubungan yang kuat dengan Tuhan, kita merasa lebih tenang dan bahagia karena kita menyadari bahwa ada kekuatan yang lebih besar yang mengatur segala sesuatu. Kepercayaan ini memberikan kita rasa aman dan damai yang mendalam.
Ki Hajar Dewantara, pendiri Taman Siswa dan tokoh pendidikan nasional, juga menunjukkan pentingnya menciptakan kebahagiaan dari dalam diri. Ia percaya bahwa pendidikan harus menciptakan individu yang tidak hanya cerdas tetapi juga bahagia dan sejahtera. Prinsip yang ia pegang, “Ing ngarso sung tulodo, ing madyo mangun karso, tut wuri handayani” (di depan memberi contoh, di tengah memberi semangat, di belakang memberi dorongan), mencerminkan pentingnya menciptakan lingkungan yang mendukung kebahagiaan dan kesejahteraan bagi semua orang.
Kebahagiaan yang sejati tidak bergantung pada materi atau pencapaian eksternal. Ia berasal dari perasaan puas dan bersyukur, dari pikiran yang positif dan hati yang penuh cinta. Kebahagiaan yang kita ciptakan dari dalam diri lebih tahan lama dan tidak mudah terguncang oleh perubahan keadaan di luar. Ketika kita menemukan kebahagiaan dalam diri kita sendiri, kita juga lebih mampu menghadapi tantangan hidup dengan tenang dan bijaksana.
Perjalanan menuju kebahagiaan sejati adalah perjalanan menuju penemuan diri. Ini melibatkan mengenal diri sendiri, memahami apa yang benar-benar penting bagi kita, dan menciptakan hidup yang selaras dengan nilai-nilai kita. Ini berarti kita harus terus belajar dan berkembang, terus mencari makna dan tujuan dalam setiap tindakan kita. Kebahagiaan sejati adalah hasil dari proses ini, dari upaya kita untuk hidup dengan penuh kesadaran dan autentisitas.
Dalam kehidupan modern yang penuh tekanan dan tuntutan, penting untuk selalu mengingat bahwa kebahagiaan sejati tidak datang dari luar tetapi dari dalam diri kita sendiri. Mengembangkan pikiran yang positif, hati yang bersyukur, dan cinta terhadap diri sendiri adalah kunci untuk menciptakan kebahagiaan yang abadi. Dengan memahami dan menerapkan prinsip ini, kita bisa merasakan kebahagiaan yang sejati dan memberikan dampak positif bagi orang-orang di sekitar kita.
Akhirnya, kebahagiaan adalah pilihan yang kita buat setiap hari. Dengan menjaga pikiran yang positif, hati yang bersyukur, dan cinta terhadap diri sendiri, kita menciptakan kebahagiaan dari dalam yang tidak tergantung pada apapun di luar diri kita. Tokoh-tokoh besar seperti Bung Karno, Raden Ajeng Kartini, dan Ki Hajar Dewantara telah menunjukkan bahwa kebahagiaan sejati bisa ditemukan dalam keadaan apapun, selama kita memiliki keyakinan dan keteguhan hati untuk menciptakannya. Mari kita belajar dari mereka dan terus berupaya menciptakan kebahagiaan dalam diri kita sendiri.