Dawuh Gus Baha’ tentang Keberkahan di Atas Kekayaan

Dawuh Gus Baha'
sumber : dawuhguru
“Duwitmu nggak bakal iso nyukupi, sing iso nyukupi iku rahmate Allah.”
KH. Ahmad Bahauddin Nursalim
“Duwitmu nggak bakal iso nyukupi, sing iso nyukupi iku rahmate Allah.” Kutipan ini menyampaikan pesan yang mendalam tentang keterbatasan harta benda dan kekuatan rahmat Allah dalam mencukupi kebutuhan manusia. Dalam dunia yang semakin materialistis, sering kali kita terjebak dalam pola pikir bahwa uang adalah solusi untuk segala masalah. Namun, kenyataannya tidak selalu demikian. Meskipun uang dapat memenuhi kebutuhan materi kita, ada banyak aspek kehidupan yang tidak bisa dibeli dengan uang, dan di sinilah peran rahmat Allah menjadi sangat penting.

Buya Hamka, seorang ulama dan cendekiawan Indonesia yang dihormati, sering kali menekankan pentingnya rahmat Allah dalam kehidupan. Beliau mengatakan, “Kebahagiaan sejati bukan terletak pada harta yang melimpah, tetapi pada hati yang tenang dan penuh syukur.” Pesan ini mengingatkan kita bahwa meskipun uang dapat memberikan kenyamanan fisik, kebahagiaan dan ketenangan batin datang dari rahmat Allah. Rahmat Allah mencakup segala aspek kehidupan yang membuat kita merasa cukup, aman, dan bahagia, terlepas dari berapa banyak uang yang kita miliki.

Rahmat Allah adalah anugerah yang meliputi segala sesuatu, dari kesehatan, keluarga yang harmonis, hingga kesempatan untuk berbuat baik. Uang mungkin bisa membeli obat, tetapi tidak bisa membeli kesehatan. Uang bisa menyediakan fasilitas yang nyaman, tetapi tidak bisa membeli kebahagiaan dan kedamaian dalam rumah tangga. Dalam banyak hal, rahmat Allah memberikan apa yang tidak bisa dibeli dengan uang, dan inilah yang sesungguhnya mencukupi kebutuhan kita.

Dalam kehidupan sehari-hari, sering kita melihat contoh di mana uang tidak cukup untuk menyelesaikan masalah yang kita hadapi. Ada orang yang sangat kaya tetapi merasa kesepian, tidak bahagia, atau memiliki masalah kesehatan yang serius. Di sisi lain, ada orang yang hidup sederhana tetapi merasa bahagia dan puas dengan kehidupannya. Fenomena ini menunjukkan bahwa uang, meskipun penting, bukanlah satu-satunya faktor yang menentukan kesejahteraan dan kebahagiaan seseorang. Rahmat Allah, yang memberikan ketenangan hati dan keberkahan dalam hidup, adalah kunci sebenarnya.

Baca Juga  Dawuh Gus Iqdam tentang Menuju Pembangunan Bangsa

Buya Hamka juga mengajarkan tentang pentingnya bersyukur dan berusaha dengan cara yang benar. Beliau berkata, “Rezeki itu bukan hanya tentang banyaknya harta, tetapi juga tentang keberkahan di dalamnya.” Keberkahan adalah konsep penting dalam Islam, yang berarti kebaikan dan manfaat yang terus bertambah meskipun secara kasat mata mungkin terlihat sedikit. Seseorang yang memiliki sedikit harta tetapi penuh dengan keberkahan akan merasakan kecukupan dan kebahagiaan yang tidak bisa dibandingkan dengan orang yang memiliki banyak harta tetapi tidak diberkahi.

Rahmat Allah juga terlihat dalam bentuk ketenangan hati dan ketulusan dalam beribadah. Ketika seseorang merasa tenang dan ikhlas dalam setiap tindakan, itu adalah tanda rahmat Allah. Kehidupan yang penuh dengan ketenangan batin adalah anugerah yang tidak bisa diukur dengan uang. Ini mengingatkan kita bahwa rahmat Allah adalah yang sesungguhnya mencukupi kebutuhan kita, lebih dari sekadar harta benda.

Dalam pandangan Islam, usaha dan doa harus berjalan seiring. Kita dianjurkan untuk bekerja keras mencari nafkah yang halal, tetapi juga harus selalu mengandalkan rahmat Allah untuk mencukupi kebutuhan kita. Ketika kita hanya bergantung pada usaha kita sendiri, tanpa menyadari pentingnya rahmat Allah, kita mungkin akan merasa kurang dan tidak puas. Sebaliknya, ketika kita bekerja keras dan berserah diri kepada Allah, kita akan merasakan kecukupan dan kebahagiaan yang sejati.

Buya Hamka juga sering menekankan pentingnya berbagi dengan sesama. Beliau mengatakan, “Rezeki yang kita miliki akan lebih berkah jika kita gunakan untuk membantu orang lain.” Dengan berbagi, kita tidak hanya membantu orang lain tetapi juga membuka pintu keberkahan bagi diri kita sendiri. Rahmat Allah sering kali datang melalui cara-cara yang tidak terduga, dan berbagi adalah salah satu cara untuk meraih keberkahan dalam rezeki kita.

Baca Juga  “Janganlah kita mencintai keindahan yang bukan milik kita, akan tetapi cintailah apa yang kita miliki, karena itu akan menjadi indah.” Ning Sheila Hasina

Selain itu, ketergantungan pada rahmat Allah mengajarkan kita untuk hidup lebih sederhana dan bersyukur. Dalam dunia yang sering kali mengukur kesuksesan dengan harta benda, kita diajarkan untuk melihat kebahagiaan dan kesejahteraan dari perspektif yang berbeda. Kehidupan yang sederhana, tetapi penuh dengan rasa syukur dan keberkahan, adalah kehidupan yang sesungguhnya mencukupi dan membahagiakan.

Kita juga harus ingat bahwa rahmat Allah tidak terbatas pada hal-hal materi. Rahmat Allah meliputi kesehatan, kesempatan untuk belajar dan berkembang, serta hubungan yang harmonis dengan keluarga dan teman-teman. Semua ini adalah anugerah yang tidak bisa diukur dengan uang tetapi sangat penting untuk kebahagiaan dan kesejahteraan kita. Ketika kita menyadari bahwa rahmat Allah mencakup segala aspek kehidupan kita, kita akan lebih mudah merasa cukup dan bahagia dengan apa yang kita miliki.

Buya Hamka menekankan bahwa ketenangan batin dan kebahagiaan sejati datang dari penerimaan dan rasa syukur terhadap rahmat Allah. Beliau berkata, “Hidup ini akan lebih bermakna jika kita menerima setiap anugerah dengan syukur dan menjadikannya sebagai kesempatan untuk berbuat baik.” Dengan penerimaan dan rasa syukur, kita akan merasakan kecukupan dalam setiap aspek kehidupan kita, terlepas dari jumlah harta yang kita miliki.

Pada akhirnya, kutipan “Duwitmu nggak bakal iso nyukupi, sing iso nyukupi iku rahmate Allah” mengajarkan kita tentang pentingnya rahmat Allah dalam mencukupi kebutuhan hidup kita. Meskipun uang penting, kebahagiaan sejati dan kesejahteraan datang dari rahmat Allah yang meliputi segala aspek kehidupan kita. Dengan bersyukur, berusaha dengan cara yang benar, dan berbagi dengan sesama, kita akan merasakan keberkahan dan kecukupan dalam hidup kita. Pesan ini mengingatkan kita untuk selalu berserah diri kepada Allah dan menyadari bahwa rahmat-Nya adalah yang sesungguhnya mencukupi kebutuhan kita, lebih dari sekadar harta benda.

Baca Juga  Nasihat Habib Umar Bin Hafidz tentang Anugerah di Balik Musibah

Melalui pemahaman ini, kita bisa menjalani hidup dengan lebih tenang, bahagia, dan penuh rasa syukur, menyadari bahwa rahmat Allah adalah anugerah terbesar yang mencukupi segala kebutuhan kita. Seperti yang diajarkan oleh Buya Hamka, dengan ketenangan hati dan ketulusan dalam beribadah, kita akan merasakan kebahagiaan dan keberkahan yang tidak bisa diukur dengan uang, tetapi sangat berarti dalam kehidupan kita.