Silsilah Keluarga Nyai Hj Sinta Nuriyah Wahid: Perempuan Tangguh Pendamping Gus Dur
Nyai Hj. Sinta Nuriyah Wahid lahir 8 Maret 1948, merupakan sosok perempuan tangguh yang dikenal luas sebagai istri dari Presiden ke-4 Republik Indonesia, KH. Abdurrahman Wahid atau yang akrab disapa Gus Dur. Selain dikenal sebagai ibu negara, beliau juga aktif dalam berbagai kegiatan sosial, terutama dalam bidang pemberdayaan perempuan dan advokasi hak-hak kaum marjinal. Sebagai seorang perempuan dari keluarga yang memiliki latar belakang keagamaan yang kuat, silsilah keluarga Nyai Hj. Sinta Nuriyah sangat erat kaitannya dengan lingkungan pesantren dan para ulama di Indonesia.
Asal-Usul dan Garis Keturunan
Nyai Hj. Sinta Nuriyah Wahid lahir dalam keluarga yang memiliki tradisi kuat dalam dunia pendidikan Islam dan perjuangan sosial. Beliau merupakan putri dari KH. Muhamad Mutawali dan Nyai Hj. Syafi’ah. Ayahnya, KH. Mutawali, dikenal sebagai seorang ulama yang memiliki dedikasi tinggi dalam dunia pesantren. Sementara itu, ibunya, Nyai Hj. Syafi’ah, merupakan sosok perempuan yang juga memiliki peran besar dalam membangun lingkungan keilmuan Islam di lingkungannya.
Sejak kecil, Nyai Hj. Sinta Nuriyah telah terbiasa dengan suasana keislaman yang kental. Didikan keluarga yang menanamkan nilai-nilai keislaman, keilmuan, serta kepedulian sosial menjadikan beliau tumbuh sebagai sosok perempuan yang tangguh dan memiliki pemikiran kritis terhadap berbagai isu sosial di masyarakat. Latar belakang keluarganya yang berasal dari lingkungan pesantren membuatnya memiliki pemahaman yang mendalam terhadap ajaran Islam dan bagaimana mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari.
Pernikahan dengan KH. Abdurrahman Wahid
Nyai Hj. Sinta Nuriyah Wahid menikah dengan KH. Abdurrahman Wahid (Gus Dur), yang berasal dari keluarga ulama besar di Indonesia. Gus Dur merupakan putra dari KH. Wahid Hasyim, seorang tokoh penting dalam dunia Islam dan politik Indonesia. Kakeknya, KH. Hasyim Asy’ari, adalah pendiri Nahdlatul Ulama (NU), organisasi Islam terbesar di Indonesia yang berperan besar dalam perkembangan Islam di tanah air.
Pernikahan Nyai Hj. Sinta Nuriyah dan Gus Dur bukan hanya menyatukan dua insan, tetapi juga menyatukan dua garis keturunan ulama yang memiliki pengaruh besar dalam dunia Islam di Indonesia. Kehidupan rumah tangga mereka dipenuhi dengan nilai-nilai perjuangan dan pengabdian kepada masyarakat. Sebagai istri, beliau mendampingi Gus Dur dalam berbagai aktivitas keagamaan, sosial, dan politik.
Peran dan Pengaruh Keluarga dalam Perjalanan Hidupnya
Sebagai bagian dari keluarga pesantren dan ulama, Nyai Hj. Sinta Nuriyah memiliki pemahaman yang luas tentang peran perempuan dalam Islam. Ia tidak hanya berperan sebagai ibu rumah tangga, tetapi juga sebagai sosok intelektual dan aktivis yang memperjuangkan hak-hak perempuan serta kaum marjinal. Hal ini tak lepas dari pengaruh keluarganya yang menanamkan pentingnya ilmu dan kepedulian terhadap sesama sejak dini.
Dalam perjalanan hidupnya, Nyai Hj. Sinta Nuriyah mendapatkan banyak dukungan dari keluarga besar Gus Dur, termasuk dari mertuanya, Nyai Hj. Solichah, yang juga merupakan perempuan kuat dalam keluarga besar Nahdlatul Ulama. Lingkungan keluarganya yang sarat dengan pemikiran inklusif dan progresif membuatnya memiliki keberanian untuk menyuarakan keadilan dan kesetaraan dalam berbagai aspek kehidupan.
Perjuangan dan Dedikasi Sosial
Setelah Gus Dur terpilih sebagai Presiden Republik Indonesia, Nyai Hj. Sinta Nuriyah semakin aktif dalam berbagai kegiatan sosial. Salah satu fokus utamanya adalah memperjuangkan hak-hak perempuan dan kelompok rentan, termasuk kaum miskin, penyandang disabilitas, serta minoritas agama dan etnis. Dengan latar belakang pendidikan Islam yang kuat, beliau mampu menjembatani pemahaman agama dengan realitas sosial yang ada di masyarakat.
Salah satu program yang menjadi ciri khas perjuangannya adalah kegiatan sahur keliling selama bulan Ramadan. Melalui program ini, beliau mengunjungi berbagai daerah untuk berbuka dan sahur bersama masyarakat miskin, pekerja informal, serta kelompok-kelompok yang selama ini sering terpinggirkan. Hal ini menunjukkan kepeduliannya terhadap masyarakat dan keinginannya untuk terus memperjuangkan nilai-nilai kemanusiaan.
Penerus Perjuangan dalam Keluarga
Nyai Hj. Sinta Nuriyah dan Gus Dur dikaruniai beberapa anak yang juga mengikuti jejak orang tua mereka dalam memperjuangkan nilai-nilai Islam yang moderat dan inklusif. Anak-anak mereka, seperti Yenny Wahid, dikenal sebagai tokoh perempuan yang aktif dalam berbagai kegiatan sosial dan politik. Dengan latar belakang keluarga ulama, anak-anak mereka turut meneruskan perjuangan dalam dunia pendidikan, keagamaan, dan kebangsaan.
Peran keluarga dalam membentuk karakter dan pemikiran Nyai Hj. Sinta Nuriyah sangatlah besar. Dari ayah dan ibunya, beliau mendapatkan dasar pendidikan Islam yang kuat, sementara dari keluarga suaminya, beliau mendapatkan wawasan yang lebih luas dalam menghadapi berbagai tantangan sosial dan politik. Kombinasi dari dua lingkungan ini menjadikannya sebagai sosok perempuan yang tidak hanya cerdas dan berani, tetapi juga memiliki kepedulian tinggi terhadap sesama.
Kesimpulan
Nyai Hj. Sinta Nuriyah Wahid merupakan sosok perempuan yang lahir dari lingkungan keluarga ulama dan pesantren, yang kemudian tumbuh menjadi tokoh yang berperan besar dalam berbagai aspek sosial dan keagamaan di Indonesia. Sebagai istri dari KH. Abdurrahman Wahid, beliau tidak hanya menjadi pendamping hidup yang setia, tetapi juga mitra dalam perjuangan intelektual dan sosial.
Didikan dari keluarganya yang religius serta pengalaman hidupnya bersama Gus Dur menjadikannya sebagai perempuan yang tangguh dan penuh kepedulian terhadap sesama. Melalui berbagai program sosial dan advokasinya, beliau terus berjuang untuk menciptakan masyarakat yang lebih adil dan inklusif.
Dengan latar belakang keluarga yang kuat dalam dunia pesantren dan pendidikan Islam, perjuangan Nyai Hj. Sinta Nuriyah tidak berhenti pada generasinya saja. Anak-anaknya juga meneruskan semangat perjuangan dalam berbagai bidang, memastikan bahwa nilai-nilai keislaman yang rahmatan lil ‘alamin terus berkembang di Indonesia.
Kehidupan dan dedikasi Nyai Hj. Sinta Nuriyah Wahid menjadi inspirasi bagi banyak orang, khususnya perempuan, untuk terus berjuang dalam memperjuangkan keadilan, kesetaraan, dan kemanusiaan dalam bingkai ajaran Islam yang penuh kasih sayang.
***
Sumber : diolah ulang dari berbagai situs media dan karya tulis ilmiah
media keislaman by : dawuhguru.co.id
baca juga : Silsilah Keluarga KHR Ahmad Azaim Ibrahimy