Silsilah Keluarga Hadhratussyaikh KH. M. Utsman bin Nadi Al-Ishaqi: Warisan Keilmuan dan Dakwah Islam
Hadhratussyaikh KH. M. Utsman bin Nadi Al-Ishaqi merupakan salah satu ulama besar yang memiliki peran penting dalam perkembangan Islam di Indonesia. Beliau dikenal sebagai seorang tokoh yang berpengaruh dalam dunia pesantren dan tasawuf, dengan jalur keturunan yang bersambung langsung kepada Rasulullah SAW. Artikel ini akan mengulas lebih dalam mengenai silsilah keluarga KH. M. Utsman bin Nadi Al-Ishaqi serta warisan keilmuannya yang terus berlanjut hingga kini.
Latar Belakang Keluarga KH. M. Utsman bin Nadi Al-Ishaqi
KH. M. Utsman bin Nadi Al-Ishaqi lahir di Jatipurwo, Surabaya, pada bulan Jumadil Akhir 1334 H atau sekitar tahun 1915 M. Beliau berasal dari keluarga yang memiliki garis keturunan yang mulia. Dari jalur ibu, beliau adalah keturunan Maulana Muhammad Ainul Yaqin atau yang lebih dikenal sebagai Sunan Giri, seorang wali songo yang berperan besar dalam penyebaran Islam di Nusantara. Sunan Giri sendiri merupakan putra dari Maulana Ishaq Al-Husaini, yang memiliki nasab hingga Rasulullah SAW.
Sementara itu, dari jalur ayah, KH. M. Utsman bin Nadi Al-Ishaqi merupakan keturunan dari Sunan Gunung Jati, salah satu wali songo yang juga berjasa dalam dakwah Islam di tanah Jawa. Dengan demikian, beliau adalah keturunan ke-38 dari Rasulullah SAW melalui jalur Sayyidina Husain RA. Nasab ini menunjukkan bahwa KH. M. Utsman berasal dari keluarga yang sangat dekat dengan dunia dakwah dan ilmu keislaman.
Ayah KH. M. Utsman, yaitu Kyai Nadi, merupakan seorang tokoh agama yang dihormati di wilayahnya. Begitu pula dengan ibu beliau, yang berasal dari keluarga ulama besar. Lingkungan keluarga yang religius ini menjadikan KH. M. Utsman tumbuh dalam suasana keislaman yang kental sejak kecil. Pendidikan Islam yang kuat dan warisan dakwah dari leluhurnya menjadi faktor utama dalam membentuk karakter beliau sebagai seorang ulama besar di kemudian hari.
Perjalanan Pendidikan dan Keilmuan
KH. M. Utsman bin Nadi Al-Ishaqi menghabiskan masa mudanya untuk menuntut ilmu di berbagai pesantren ternama di Jawa Timur. Beberapa pesantren yang pernah menjadi tempat beliau belajar antara lain:
- Pesantren Tebuireng, Jombang: Pesantren ini didirikan oleh KH. Hasyim Asy’ari, pendiri Nahdlatul Ulama. Di tempat ini, KH. M. Utsman mempelajari berbagai disiplin ilmu keislaman, seperti fiqh, tafsir, hadits, dan tasawuf.
- Pesantren Al-Khoziny, Sidoarjo: Salah satu pesantren terkenal yang menjadi pusat pendidikan Islam di wilayah Sidoarjo.
- Pesantren Darul Ulum, Rejoso, Jombang: Pesantren ini menjadi tempat beliau mendalami berbagai ilmu keislaman lebih lanjut.
Selain belajar dari pesantren-pesantren tersebut, KH. M. Utsman juga berguru kepada beberapa ulama besar di Indonesia yang turut membentuk keilmuan dan pemahamannya dalam Islam.
Mendirikan Pesantren dan Dakwah
Setelah menyelesaikan pendidikannya, KH. M. Utsman bin Nadi Al-Ishaqi mendirikan Pesantren Darul Ubudiyah Raudlatul Muta’alimin di Surabaya. Pesantren ini menjadi pusat pendidikan Islam yang banyak mencetak santri berkualitas dan menjadi rujukan bagi masyarakat dalam memahami ajaran Islam.
Beliau juga dikenal sebagai seorang mursyid dalam thariqat, serta penggagas tradisi haul dan manaqib yang hingga kini masih dijalankan oleh para murid dan pengikutnya.
Peran Keluarga dalam Dakwah dan Pendidikan
Dalam perjalanan hidupnya, KH. M. Utsman menikah dengan seorang perempuan dari keluarga ulama yang turut mendukung perjuangannya dalam dakwah Islam. Pernikahan ini dikaruniai anak-anak yang juga melanjutkan tradisi pendidikan Islam yang diwariskan oleh ayah mereka. Anak-anak beliau dididik dalam lingkungan yang sarat dengan nilai-nilai keislaman, sehingga banyak dari mereka yang menjadi ulama, guru, atau pengasuh pesantren.
Hingga saat ini, keturunan KH. M. Utsman bin Nadi Al-Ishaqi masih aktif dalam dunia dakwah dan pendidikan Islam. Banyak dari cucu dan keturunannya yang meneruskan perjuangan beliau dengan menjadi pendakwah, pengajar, dan pengasuh pesantren di berbagai daerah di Indonesia.
Warisan Keilmuan dan Pengaruh Spiritual
Sebagai seorang mursyid thariqat, KH. M. Utsman bin Nadi Al-Ishaqi memberikan kontribusi besar dalam pengembangan ilmu tasawuf di Indonesia. Beliau dikenal sebagai tokoh yang memperkenalkan dan mengembangkan ajaran thariqat Qadiriyyah wa Naqsyabandiyyah di berbagai wilayah.
Tradisi haul dan manaqib yang beliau gagas masih terus berjalan hingga kini. Acara haul yang memperingati wafatnya beliau selalu dihadiri oleh ribuan jamaah dari berbagai daerah, sebagai bentuk penghormatan atas jasa-jasanya dalam dakwah Islam.
Pesantren Darul Ubudiyah Raudlatul Muta’alimin yang beliau dirikan terus berkembang dan menjadi salah satu pesantren yang berperan penting dalam mencetak generasi ulama di Indonesia. Pesantren ini tidak hanya mengajarkan ilmu agama, tetapi juga nilai-nilai moral dan etika Islam kepada para santrinya.
Kesimpulan
Hadhratussyaikh KH. M. Utsman bin Nadi Al-Ishaqi adalah sosok ulama besar yang memiliki keturunan dari jalur yang mulia, yakni Sunan Giri dan Sunan Gunung Jati. Dengan garis keturunan yang bersambung hingga Rasulullah SAW, beliau memiliki peran penting dalam dakwah Islam dan pendidikan pesantren di Indonesia.
Warisan beliau tidak hanya dalam bentuk keilmuan, tetapi juga dalam bentuk pesantren dan tradisi keislaman yang terus berkembang hingga kini. Anak, cucu, serta generasi penerusnya masih aktif dalam dunia pendidikan Islam, memastikan bahwa ajaran dan perjuangan beliau tetap lestari.
Dengan memahami silsilah dan perjalanan hidup KH. M. Utsman bin Nadi Al-Ishaqi, kita dapat melihat betapa besar peran keluarga dalam membentuk seorang ulama dan bagaimana warisan ilmu serta dakwah Islam dapat bertahan dari generasi ke generasi. Semoga kita semua dapat mengambil hikmah dari perjuangan dan keteladanan beliau dalam menyebarkan ajaran Islam di Indonesia.
***
Sumber : diolah ulang dari berbagai situs media dan karya tulis ilmiah
media keislaman by : dawuhguru.co.id
baca juga : Silsilah Keluarga KHR Ahmad Azaim Ibrahimy