Silsilah Keluarga KH Mohammad Sholeh

Silsilah Keluarga KH Mohammad Sholeh
sumber : google

Silsilah Keluarga KH. Mohammad Sholeh pendiri Pesantren Attanwir di Bojonegoro, lahir pada 20 Februari 1902 sebagai anak kedua dari sembilan bersaudara dalam keluarga KH. Syarqowi bin Syuro dan Nyai Kuning. Saudara-saudaranya meliputi Ya’qub, Siti Khatimah, Syamuri, Khusnan, Thohirah, Muslih, Ummi Kultsum, dan Mukri.

Silsilah Keluarga KH Mohammad Sholeh Pendiri Ponpes At-Tanwir Bojonegoro

Keluarga KH. Mohammad Sholeh dikenal memiliki tradisi keagamaan yang kuat. Ayahnya, KH. Syarqowi bin Syuro, adalah seorang ulama terpandang di daerahnya, sementara ibunya, Nyai Kuning, berasal dari keluarga yang juga memiliki komitmen tinggi terhadap pendidikan Islam. Lingkungan keluarga yang religius ini membentuk karakter dan semangat dakwah KH. Mohammad Sholeh sejak usia dini.

Kesembilan bersaudara KH Muhammad Sholeh tersebut adalah Ya’qub, Muhammad Sholeh, Siti Khatimah, Syamsuri, Khusnan, Thohiroh, Muslih, Ummi Kultsum, dan Mukri. Dari kesembilan anak tersebut, KH. Muhammad Sholehlah yang paling menonjol diantara saudara yang lainnya. Beliau diberi nama Sholeh, dengan nama itu diharapkan semoga akhirnya menjadi orang shaleh, berbakti pada orang tua, berguna bagi masyarakat dan agama.

Pendidikan dan Pengaruh Keluarga KH Mohammad Sholeh

Sejak kecil, KH. Mohammad Sholeh mendapatkan pendidikan agama langsung dari ayahnya. Selain itu, beliau juga menimba ilmu dari berbagai pesantren terkemuka untuk memperdalam pemahaman keislamannya. Dukungan penuh dari keluarga, terutama dari saudara-saudaranya, menjadi pendorong utama dalam perjalanan intelektual dan spiritualnya.

Pada tahun 1914, KH. Mohammad Sholeh memulai perjalanan intelektualnya dengan belajar kepada Kyai Umar, yang pada waktu itu menjabat sebagai Naib di Sumberrejo. Setahun kemudian, pada tahun 1915, beliau melanjutkan pendidikannya di Pondok Pesantren Kendal Dander, di bawah asuhan Kyai Basyir dan Kyai Abu Dzarrin, selama delapan bulan.

Baca Juga  Biografi Lengkap Gus Nuril Arifin Beserta Ajarannya

Pada tahun 1916, KH. Mohammad Sholeh pindah ke Madrasatul ‘Ulum Bojonegoro, di mana beliau belajar selama empat tahun. Di kawasan Masjid Besar Bojonegoro, beliau diasuh oleh Kyai Basyir Kendal yang dipindahkan ke Bojonegoro karena diangkat menjadi Penghulu Hakim oleh pemerintah. Di Madrasatul ‘Ulum, KH. Mohammad Sholeh mendalami ilmu fiqih dengan mengkaji kitab-kitab seperti Sulam Taufiq, Fathul Qorib, dan Fathul Mu’in. Selain itu, beliau juga mempelajari ilmu nahwu melalui kitab Aj-Jurumiyah hingga Alfiyah, serta ilmu shorof dan lain-lain. Selama masa belajarnya, KH. Mohammad Sholeh pulang pergi setiap hari dengan naik kereta api dan sempat belajar kepada KH. Kholil Bangkalan Madura.

Pada tahun 1921, KH. Mohammad Sholeh melanjutkan pendidikannya di Pesantren Maskumambang, Dukun Gresik, yang diasuh oleh KH. Faqih bin KH. Abdul Jabbar. Pada tahun 1923, di usia 21 tahun, beliau menunaikan ibadah haji untuk pertama kalinya dan berencana untuk mondok di Makkah selama dua tahun. Namun, rencana tersebut terhambat setelah delapan bulan karena Kota Makkah yang dipimpin oleh Syarif Husain, mendapat serangan dari Raja Saud. Akhirnya, KH. Mohammad Sholeh kembali ke Jawa dan meneruskan pendidikan di Pesantren Maskumambang, Dukun Gresik hingga tahun 1927.

Peran Saudara-Saudara dalam Dakwah

Saudara-saudara KH. Mohammad Sholeh juga berperan aktif dalam penyebaran ajaran Islam di komunitas mereka. Kebersamaan dan kerja sama antar saudara ini memperkuat jaringan dakwah keluarga, menjadikan mereka panutan dalam masyarakat. Kolaborasi ini tidak hanya terbatas pada kegiatan keagamaan, tetapi juga mencakup aspek sosial dan pendidikan, yang berkontribusi signifikan terhadap perkembangan komunitas setempat.

Pendirian Pesantren Attanwir

Dengan latar belakang keluarga yang mendukung dan pemahaman agama yang mendalam, KH. Mohammad Sholeh mendirikan Pesantren Attanwir di Bojonegoro. Pesantren ini didirikan dengan tujuan menjadi pusat pendidikan Islam yang mengintegrasikan nilai-nilai tradisional dengan kebutuhan zaman. Peran serta keluarga, terutama saudara-saudaranya, sangat signifikan dalam pengembangan dan operasional pesantren ini, menjadikannya lembaga yang dihormati dan diakui kontribusinya dalam dunia pendidikan Islam.

Baca Juga  Putra Putri KH Imam Yahya Mahrus, Berikut Biografi Singkatnya!

Warisan Keluarga dalam Pendidikan Islam

Keluarga besar KH. Mohammad Sholeh terus melanjutkan dedikasi mereka dalam bidang pendidikan dan dakwah Islam. Generasi penerus dari keluarga ini aktif terlibat dalam pengelolaan Pesantren Attanwir dan berbagai kegiatan keagamaan lainnya. Komitmen keluarga ini terhadap penyebaran ilmu dan nilai-nilai Islam menjadi inspirasi bagi masyarakat luas, menunjukkan betapa pentingnya peran keluarga dalam membentuk dan memajukan masyarakat yang berlandaskan pada ajaran agama.

Kesimpulan

Silsilah keluarga KH. Mohammad Sholeh mencerminkan betapa kuatnya pengaruh lingkungan keluarga dalam membentuk individu yang berkontribusi besar dalam dakwah dan pendidikan Islam. Dengan dukungan dan kerja sama antar anggota keluarga, mereka berhasil mendirikan dan mengembangkan Pesantren Attanwir sebagai lembaga pendidikan yang berpengaruh. Warisan nilai-nilai keagamaan dan komitmen terhadap pendidikan yang ditanamkan oleh keluarga ini terus berlanjut, memberikan dampak positif bagi generasi mendatang dan masyarakat secara keseluruhan.

Sumber : diolah ulang dari berbagai situs media dan karya tulis ilmiah

media keislaman by : dawuhguru.co.id

baca juga : Silsilah Keluarga KH. Nurul Huda Djazuli