Silsilah Keluarga KH Ali Yafie

Silsilah Keluarga KH Ali Yafie
sumber : google

Silsilah Keluarga KH Ali Yafie

Silsilah Keluarga KH Ali Yafie – KH. Muhammad Ali Yafie lahir pada 1 September 1926 di Desa Wani, Kecamatan Labuan, Kabupaten Donggala, Sulawesi Tengah. Beliau merupakan anak ketiga dari lima bersaudara dalam keluarga yang memiliki latar belakang keagamaan dan bangsawan.

Ayahnya bernama Syekh Muhammad Al-Yafie dan ibunya bernama Imacayya, putri raja dari salah satu kerajaan di Tanete di pesisir barat Sulawesi Selatan. Menurut penuturan Gus Helmi Ali, putra Kyai Ali Yafie, Bu Imacayya meninggal saat Kyai Ali Yafie berumur 10 tahun. Ayahnya menikah lagi dengan ibu Tanawali. Pasangan ini diberi empat keturunan, yakni: Nyai Muhsanah, Kyai Husain, Nyai Khadijah, dan Kyai Idris.

Keluarga KH. Ali Yafie memiliki akar yang kuat dalam tradisi keagamaan dan pendidikan Islam. Kakeknya dari pihak ayah, Syekh Abdul Hafidz Bugis, dikenal sebagai ulama yang pernah mengajar di Masjidil Haram, Makkah. Jejak keilmuan ini menunjukkan bahwa keluarga besar KH. Ali Yafie telah lama berkontribusi dalam penyebaran ilmu agama Islam, baik di tingkat lokal maupun internasional. Selain itu, hubungan keluarga dengan Kerajaan Tanete melalui ibunya menambahkan dimensi sosial dan budaya yang kaya dalam kehidupan beliau.

Pendidikan dan Pengaruh Keluarga

Sejak usia dini, KH. Ali Yafie mendapatkan pendidikan agama langsung dari lingkungan keluarganya. Ayahnya, Syekh Muhammad Yafie, memberikan dasar-dasar ilmu agama dan menanamkan kecintaan terhadap studi Islam. Selain itu, latar belakang keluarga yang terhubung dengan Kerajaan Tanete memberikan beliau pemahaman mendalam tentang adat istiadat dan nilai-nilai budaya setempat. Kombinasi pendidikan agama dan pemahaman budaya ini membentuk perspektif KH. Ali Yafie dalam melihat berbagai persoalan sosial dan keagamaan di masyarakat.

Baca Juga  Silsilah Keluarga KH Ma'ruf Amin

Karier dan Kontribusi dalam Dunia Pendidikan

Pada tahun 1947, KH. Ali Yafie mendirikan Pondok Pesantren Darud Da’wah wal Irsyad di Pare-Pare, Sulawesi Selatan. Pesantren ini menjadi salah satu pusat pendidikan Islam yang berpengaruh di kawasan tersebut. Selain mengasuh pesantren, beliau juga aktif dalam organisasi keagamaan dan pendidikan. Pada tahun 1991 hingga 1992, KH. Ali Yafie menjabat sebagai Rais ‘Aam Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), posisi tertinggi dalam struktur organisasi NU. Kemudian, antara tahun 1998 hingga 2000, beliau dipercaya sebagai Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI). Peran-peran strategis ini menunjukkan dedikasi dan komitmen KH. Ali Yafie dalam memajukan pendidikan dan dakwah Islam di Indonesia.

Kehidupan Pribadi dan Keluarga

Pada tahun 1945, KH. Ali Yafie menikah dengan Hj. Aisyah, dan pernikahan mereka dikaruniai empat orang anak. Sebagai seorang ayah, beliau dikenal sangat memperhatikan pendidikan dan perkembangan spiritual anak-anaknya. Nilai-nilai keagamaan dan moral yang kuat ditanamkan dalam keluarga, mencerminkan komitmen beliau terhadap pembentukan generasi yang berakhlak mulia. Keharmonisan dan kebersamaan dalam keluarga menjadi salah satu kunci keberhasilan beliau dalam menjalankan berbagai peran di masyarakat.

KH. Ali Yafie wafat pada hari Sabtu 25 Februari 2023, pukul 22.13 di RS. Premier Bintaro. Kyai Ali wafat dalam usia 96 tahun setelah menjalani perawatan intensif di rumah sakit selama kurang lebih satu bulan terakhir. Jenazah beliau dimakamkan pada hari Minggu tanggal 26 Februari 2023, di TPU Tanah Kusir, Jakarta Selatan.

Warisan dan Pengaruh Keluarga

Keluarga besar KH. Ali Yafie terus melanjutkan tradisi keilmuan dan dakwah yang telah diwariskan. Generasi penerus aktif terlibat dalam berbagai kegiatan keagamaan, pendidikan, dan sosial, meneruskan semangat dan komitmen yang telah ditanamkan oleh beliau. Warisan nilai-nilai luhur ini tidak hanya dirasakan oleh keluarga inti, tetapi juga memberikan dampak positif bagi masyarakat luas. Kontribusi keluarga KH. Ali Yafie dalam berbagai bidang menjadi inspirasi bagi banyak orang dalam mengembangkan potensi diri dan berkontribusi bagi kemajuan umat.

Baca Juga  Silsilah Keluarga Syaikhana KH Muhammad Khalil Bangkalan

Kesimpulan

KH. Ali Yafie mencerminkan perpaduan antara tradisi keilmuan Islam dan nilai-nilai budaya lokal. Pengaruh kuat dari lingkungan keluarga membentuk karakter dan dedikasi beliau dalam bidang pendidikan dan dakwah. Dengan dukungan dan kerja sama antar anggota keluarga, KH. Ali Yafie berhasil memberikan kontribusi signifikan dalam pengembangan pendidikan Islam di Indonesia. Warisan nilai-nilai keagamaan dan komitmen terhadap pendidikan yang ditanamkan oleh keluarga ini terus berlanjut, memberikan inspirasi dan dampak positif bagi generasi mendatang dan masyarakat secara keseluruhan.

***

Sumber : diolah ulang dari berbagai situs media dan karya tulis ilmiah

media keislaman by : dawuhguru.co.id

baca juga : Silsilah Keluarga KH. Nurul Huda Djazuli