Silsilah Keluarga – KH Abdullah Faqih Langitan, pengasuh Pondok Pesantren Langitan di Tuban, Jawa Timur, merupakan sosok ulama kharismatik yang memiliki pengaruh besar dalam perkembangan pendidikan Islam di Indonesia. Lahir pada 2 Mei 1932 di Widang, Tuban, beliau adalah putra sulung dari pasangan KH. Rofi’i dan Nyai Khadijah. Sejak usia tujuh tahun, KH. Abdullah Faqih telah kehilangan ayahnya, dan ibunya kemudian menikah dengan KH. Abdul Hadi Zahid, yang juga menjadi pengasuh Pondok Pesantren Langitan. Dari pernikahan ini, beliau memiliki dua saudara tiri, yaitu Kyai Khozin dan Kyai Hamim.
Pendidikan dan Guru-Guru KH. Abdullah Faqih
Dalam perjalanan pendidikannya, KH. Abdullah Faqih menimba ilmu di berbagai lembaga pendidikan Islam terkemuka. Beliau memulai pendidikan dasarnya di Pondok Pesantren Langitan di bawah asuhan ayah tirinya, KH. Abdul Hadi Zahid. Setelah itu, beliau melanjutkan pendidikannya di Pondok Pesantren Al-Hidayat di Lasem, Rembang, Jawa Tengah, yang diasuh oleh Mbah Abdur Rochim. Meskipun masa belajarnya di sana tidak terlalu lama, pengalaman ini memberikan dasar yang kuat dalam pemahaman ilmu agama. Keinginan yang kuat untuk memperdalam ilmu agama membawa beliau ke Makkah, Arab Saudi, di mana beliau belajar di bawah bimbingan Sayyid Muhammad bin Alawi al-Maliki Al-Hasani, seorang ulama terkemuka yang dikenal luas dalam dunia Islam.
Silsilah Keluarga dan Kehidupan Pribadi KH Abdullah Faqih Langitan
Beliau merupakan putra pertama dari tiga saudara, dari pasangan KH. Rofi’i dan Nyai Khadijah. Saudara-saudara beliau di antaranya: Kyai Khozin, Kyai Hamim.
KH. Abdullah Faqih menikah dengan Nyai Hj. Khunainah, putri dari KH. Bisri asal Rembang. Dari pernikahan ini, mereka dikaruniai sepuluh anak, yaitu Ubaidillah, Muhammad, Mujib, Hanifah, Mujab, Ma’shum, Abdullah Habib, Salamah, Abdurrahman, dan Amirah. Sebagai kepala keluarga, beliau dikenal sebagai sosok yang tegas namun penuh kasih sayang, mendidik anak-anaknya dengan nilai-nilai keislaman yang kuat dan menanamkan pentingnya pendidikan serta akhlak mulia.
Sejak KH. Abdullah Faqih berusia 7 tahun, beliau sudah ditinggal oleh ayahnya. Semenjak ayahandanya wafat, ibunya menikah dengan KH. Abdul Hadi Zahid (Pengasuh Pondok Pesantren Langitan generasi ke-4). Kemudian sejak itu juga, saudara-saudara beliau berada di bawah bimbingan KH. Abdul Hadi Zahid.
Kepemimpinan di Pondok Pesantren Langitan
Setelah wafatnya KH. Abdul Hadi Zahid pada tahun 1971, KH. Abdullah Faqih mengambil alih kepemimpinan Pondok Pesantren Langitan sebagai generasi kelima. Dalam menjalankan tugasnya, beliau didampingi oleh pamannya, KH. Ahmad Marzuki Zahid. Di bawah kepemimpinannya, Pondok Pesantren Langitan mengalami perkembangan pesat, baik dalam jumlah santri maupun kualitas pendidikan yang diberikan. Beliau menekankan pentingnya penguasaan ilmu agama yang mendalam serta penerapan akhlak mulia dalam kehidupan sehari-hari.
Peran dalam Nahdlatul Ulama dan Politik Nasional
KH. Abdullah Faqih dikenal sebagai salah satu kiai khos dalam Nahdlatul Ulama (NU), sebuah gelar yang diberikan kepada ulama dengan wawasan dan pemahaman agama yang luas, serta memiliki spiritualitas tinggi. Sebagai kiai khos, beliau sering menjadi rujukan utama bagi kalangan Nahdliyin, terutama dalam isu-isu yang berkaitan dengan kepentingan publik. Selain perannya dalam NU, KH. Abdullah Faqih juga memiliki pengaruh signifikan dalam kancah politik nasional, terutama pasca reformasi. Beliau berperan penting dalam pembentukan “Poros Langitan,” sebuah poros politik yang muncul sebagai respons terhadap dua kutub politik yang saling bertentangan saat itu. Poros ini memainkan peran krusial dalam pencalonan Abdurrahman Wahid sebagai Presiden Indonesia.
Wafat dan Warisan
KH. Abdullah Faqih wafat pada 29 Februari 2012 di Widang, Tuban. Kepergiannya meninggalkan duka mendalam bagi keluarga, santri, serta masyarakat luas yang merasakan pengaruh positif dari ajaran dan teladan beliau. Warisan beliau tidak hanya berupa lembaga pendidikan yang terus berkembang, tetapi juga nilai-nilai keislaman yang kuat, komitmen terhadap pendidikan, serta peran aktif dalam menjaga keutuhan dan kesejahteraan umat. Pondok Pesantren Langitan hingga kini tetap menjadi salah satu pusat pendidikan Islam terkemuka di Indonesia, meneruskan visi dan misi yang telah dirintis oleh KH. Abdullah Faqih.
Kesimpulan
KH. Abdullah Faqih adalah sosok ulama yang memiliki dedikasi tinggi dalam pengembangan pendidikan Islam dan peran aktif dalam dinamika sosial-politik Indonesia. Kepemimpinannya di Pondok Pesantren Langitan membawa lembaga tersebut menjadi salah satu pusat pendidikan Islam yang berpengaruh. Selain itu, kontribusinya dalam Nahdlatul Ulama dan peran strategisnya dalam kancah politik nasional menunjukkan komitmen beliau terhadap kemaslahatan umat dan bangsa. Warisan nilai-nilai dan dedikasi beliau terus hidup dan menjadi inspirasi bagi generasi penerus dalam melanjutkan perjuangan di bidang pendidikan dan keagamaan.
Media Keislaman by dawuhguru