Bagi sebagian besar warga Muhammadiyah atau pun tokoh intelektual nasional, nama KH. AR. Fachrudin, tentu tidaklah asing bagi mereka. Setiap ada sosok yang hebat mestinya ada ibu yang hebat pula. Lalu siapa nama ibu KH. AR. Fachrudin?Sebelum kita kupas lebih lanjut terkait dengan sosok ibu KH. AR. Fachrudin, Alangkah baiknya jika artikel ini sedikit mengulas sepak terjang Pak AR, sapaan akrabnya.
Pak AR, adalah seorang tokoh Islam Indonesia yang pernah menjabat sebagai Ketua Umum Pengurus Pusat Muhammadiyah.
Ia lahir pada 14 Februari 1916 di Cilangkap, Purwanggan, Pakualaman, Yogyakarta. Ayahnya, K.H. Fachruddin, adalah seorang Lurah Naib atau Penghulu di Puro Pakualaman yang diangkat oleh kakek Sri Paduka Paku Alam VIII, sementara ibunya, Maimunah binti K.H. Idris, berasal dari keturunan Raden Pakualaman.
Pak AR memulai pendidikannya di Standaard School Muhammadiyah Bausasran, Yogyakarta, namun pendidikan formalnya terhenti ketika ayahnya harus kembali ke desa setelah usaha batik keluarga mengalami kebangkrutan.
Meskipun mengalami kesulitan dalam pendidikan, Pak AR kemudian tumbuh menjadi sosok yang penting dalam dunia dakwah dan kepemimpinan Islam di Indonesia.
Beliau memimpin Muhammadiyah sebagai Ketua Umum dari tahun 1968 hingga 1990, menjadikannya pemimpin terlama dalam sejarah organisasi tersebut dengan masa jabatan yang mencapai 22 tahun.
Dikenal sebagai sosok yang sejuk, bersahaja, merakyat, dan memiliki toleransi tinggi, Pak AR tidak hanya menjadi pemimpin yang dihormati, tetapi juga seorang mubaligh yang produktif. Di samping itu, ia juga aktif menulis dan meninggalkan banyak karya, di antaranya buku berjudul Soal Jawab Entheng-enthengan, Syahadatain Kawedar, Sarono Entheng-enthengan dan masih banyak lagi.
Kepemimpinan KH. AR Fachruddin
Kepemimpinan Pak AR meninggalkan jejak yang kuat dalam tubuh Muhammadiyah, dan hingga kini beliau dihormati sebagai seorang pemimpin yang sederhana, berdedikasi, dan berkomitmen terhadap perjuangan Islam.
Pak AR memberikan kontribusi besar bagi organisasi Muhammadiyah melalui berbagai aspek penting yang menjadi ciri khas kepemimpinannya. Selama 22 tahun, dari 1968 hingga 1990, ia menjabat sebagai Ketua Umum Pengurus Pusat Muhammadiyah, menjadikannya pemimpin terlama dalam sejarah organisasi tersebut.
Selama masa kepemimpinannya, Pak AR berupaya menerapkan pemikiran-pemikiran pembaruan yang diilhami oleh pendiri Muhammadiyah, K.H. Ahmad Dahlan. Salah satu fokus utamanya adalah membersihkan praktik-praktik keagamaan yang mengandung unsur bid’ah, takhayul, dan khurafat, sehingga Muhammadiyah tetap konsisten dalam membimbing umat menuju pemahaman agama yang murni dan berlandaskan Al-Qur’an dan Hadis.
Sikap merakyat yang dimiliki Pak AR menjadi salah satu kunci keberhasilannya dalam memimpin. Ia menolak berbagai tawaran jabatan dari pemerintah Orde Baru, memilih untuk tetap fokus pada Muhammadiyah, namun tetap menjaga hubungan yang baik dengan pemerintah. Sikap ini membuat warga Muhammadiyah merasa tenang, terlindungi, dan memberikan kepercayaan penuh kepadanya.
Siapa Nama KH. AR. Fachrudin?
Ibu dari AR bernama Nyai Hajjah Maimunah binti K.H. Idris. Ia berasal dari lingkungan Pakualaman, Yogyakarta, dan merupakan keturunan dari keluarga terhormat.
Maimunah adalah seorang yang sangat dihormati, dan perannya sebagai ibu sangat berpengaruh dalam membentuk karakter anaknya, yang menjadi salah satu tokoh penting dalam Muhammadiyah. Ayahnya, KH. Idris, juga merupakan seorang tokoh agama terkemuka di daerahnya. (*)