Quote Ning Umi Laila tentang Kacamata Cinta

Quote Ning Umi Laila
sumber : dawuhguru
“Cinta memang buta, namun untuk melihatnya lebih jelas, kita butuh kacamata yang pas.”
Ning Umi Laila Rahmah

Kacamata untuk Cinta: Melihat dengan Jelas di Era Modern

Dalam perjalanan cinta, kita sering kali mendengar ungkapan bahwa “cinta itu buta.” Istilah ini menggambarkan bagaimana perasaan cinta bisa membuat seseorang mengabaikan kekurangan atau tanda-tanda peringatan dalam hubungan. Namun, Ning Umi Laila Rahmah mengingatkan kita bahwa “Cinta memang buta, namun untuk melihatnya lebih jelas, kita butuh kacamata yang pas.” Di era modern ini, terutama bagi milenial dan Gen-Z yang tumbuh dengan teknologi dan media sosial, penting untuk menemukan cara agar kita bisa melihat cinta dengan lebih jelas dan objektif.

Cinta adalah salah satu perasaan yang paling kuat dan kompleks yang bisa kita alami. Ketika kita jatuh cinta, perasaan bahagia dan euforia sering kali mendominasi, membuat kita merasa bahwa segalanya mungkin dan sempurna. Namun, cinta juga bisa membuat kita menjadi kurang objektif dalam menilai pasangan dan hubungan kita. Inilah sebabnya mengapa kita perlu “kacamata” untuk melihat cinta dengan lebih jelas. Kacamata ini adalah metafora untuk perspektif, kesadaran diri, dan kemampuan untuk melihat hubungan kita secara lebih jernih.

Di era digital ini, banyak milenial dan Gen-Z menemukan cinta melalui aplikasi kencan dan media sosial. Platform-platform ini memberikan kemudahan untuk bertemu orang baru dan menjalin hubungan. Namun, mereka juga memiliki tantangan tersendiri. Foto yang diposting di media sosial sering kali menunjukkan sisi terbaik seseorang, membuat kita sulit untuk melihat siapa mereka sebenarnya. Pesan teks dan percakapan online tidak selalu mencerminkan emosi dan niat dengan akurat. Oleh karena itu, penting untuk memiliki “kacamata” yang tepat untuk menilai hubungan ini dengan lebih jelas.

Baca Juga  Dawuh Gus Iqdam Muhammad : Berjuang Untuk Kebenaran, Kita Menyirami Tumbuhnya Keadilan Di Dunia

Salah satu kacamata yang bisa kita gunakan adalah komunikasi yang jujur dan terbuka. Dalam hubungan, komunikasi adalah kunci untuk memahami satu sama lain dengan lebih baik. Ketika kita berkomunikasi dengan jujur tentang perasaan, harapan, dan kekhawatiran kita, kita bisa menghindari kesalahpahaman dan melihat hubungan kita dengan lebih jelas. Komunikasi yang baik juga membantu kita untuk mengetahui apakah pasangan kita benar-benar cocok dengan kita atau hanya menunjukkan sisi terbaik mereka.

Selain komunikasi, penting juga untuk memiliki kesadaran diri. Kesadaran diri membantu kita untuk memahami perasaan dan kebutuhan kita sendiri, serta bagaimana kita berinteraksi dengan pasangan kita. Dengan mengetahui apa yang kita inginkan dan butuhkan dalam hubungan, kita bisa membuat keputusan yang lebih baik dan tidak mudah terbawa oleh perasaan cinta yang buta. Kesadaran diri juga membantu kita untuk mengenali tanda-tanda peringatan dalam hubungan, seperti perilaku yang tidak sehat atau ketidakseimbangan dalam memberikan dan menerima.

Di samping itu, memiliki perspektif dari orang lain juga bisa menjadi kacamata yang berharga. Terkadang, kita terlalu terlibat dalam perasaan kita sendiri sehingga sulit untuk melihat hubungan kita dengan objektif. Mendengarkan pendapat dan nasihat dari teman dan keluarga yang kita percayai bisa memberikan sudut pandang baru yang membantu kita melihat situasi dengan lebih jelas. Mereka bisa membantu kita untuk mengidentifikasi tanda-tanda peringatan yang mungkin kita abaikan dan memberikan dukungan ketika kita menghadapi masalah dalam hubungan.

Penting juga untuk mengenali perbedaan antara cinta yang sehat dan cinta yang tidak sehat. Cinta yang sehat adalah cinta yang saling menghargai, mendukung, dan membangun satu sama lain. Dalam cinta yang sehat, kita merasa aman, didengar, dan dihargai oleh pasangan kita. Sebaliknya, cinta yang tidak sehat sering kali melibatkan kontrol, manipulasi, dan ketidaksetaraan dalam hubungan. Mengenali perbedaan ini membantu kita untuk melihat apakah hubungan kita berjalan dengan baik atau perlu diakhiri.

Baca Juga  Dawuh Gus Rifqil Muslim : Pakaian Tidak Bisa Dijadikan Tolak Ukur Keimanan

Di era modern ini, media sosial juga bisa menjadi penghalang untuk melihat cinta dengan jelas. Banyak dari kita yang membandingkan hubungan kita dengan hubungan orang lain yang terlihat sempurna di media sosial. Namun, apa yang kita lihat di media sosial sering kali tidak mencerminkan kenyataan. Foto-foto dan postingan yang indah hanya menunjukkan momen-momen terbaik, sementara tantangan dan masalah dalam hubungan sering kali disembunyikan. Oleh karena itu, penting untuk tidak terlalu terpengaruh oleh media sosial dan fokus pada hubungan kita sendiri.

Kacamata lain yang bisa kita gunakan adalah waktu dan pengalaman. Seiring berjalannya waktu, kita bisa belajar lebih banyak tentang diri kita sendiri dan pasangan kita. Pengalaman dalam hubungan membantu kita untuk melihat apa yang bekerja dan apa yang tidak dalam hubungan kita. Dengan mengambil waktu untuk merenung dan mengevaluasi hubungan kita, kita bisa membuat keputusan yang lebih bijaksana tentang masa depan kita bersama.

Sebagai milenial dan Gen-Z, kita juga perlu belajar untuk menerima ketidaksempurnaan dalam hubungan. Tidak ada hubungan yang sempurna, dan setiap pasangan pasti menghadapi tantangan dan konflik. Yang penting adalah bagaimana kita menghadapi dan menyelesaikan masalah tersebut bersama-sama. Dengan menerima ketidaksempurnaan, kita bisa melihat hubungan kita dengan lebih realistis dan menghargai apa yang kita miliki.

Kita juga perlu belajar untuk mencintai diri sendiri. Cinta diri adalah fondasi untuk hubungan yang sehat dan bahagia. Ketika kita mencintai diri sendiri, kita tidak akan mengizinkan diri kita untuk terjebak dalam hubungan yang tidak sehat atau merugikan. Cinta diri membantu kita untuk menetapkan batasan yang sehat dan menghargai diri kita sendiri. Dengan mencintai diri sendiri, kita bisa melihat cinta dengan lebih jelas dan memilih pasangan yang benar-benar menghargai dan mencintai kita apa adanya.

Baca Juga  “Menjadi perempuan itu memang berat, sebab mereka memiliki predikat pembawa surga Allah SWT. Seperti yang sudah tercantum di dalam Hadis Nabi Muhammad SAW yang berbunyi, “Bahwa surga di bawah telapak kaki ibu.” Ning Sheila Hasina

Pada akhirnya, cinta memang bisa membuat kita melihat dunia dengan cara yang berbeda. Namun, dengan menggunakan kacamata yang tepat, kita bisa melihat cinta dengan lebih jelas dan objektif. Kacamata ini membantu kita untuk memahami perasaan kita sendiri, berkomunikasi dengan pasangan kita, dan membuat keputusan yang bijaksana tentang hubungan kita. Dengan demikian, kita bisa membangun hubungan yang sehat, bahagia, dan tahan lama.

Mari kita ingat bahwa cinta adalah perjalanan yang penuh dengan pembelajaran dan pertumbuhan. Dengan menggunakan kacamata yang tepat, kita bisa menikmati perjalanan ini dengan lebih baik dan menemukan kebahagiaan yang sejati dalam hubungan kita.