Quote Gus Dur tentang Memuliakan Manusia

Quote Gus Dur
sumber : dawuhguru jateng
“Memuliakan manusia berarti memuliakan penciptanya. Merendahkan manusia berarti merendahkan dan menistakan penciptanya.”
KH. Abdurrahman Wahid

Memuliakan Manusia: Sebuah Penghormatan kepada Sang Pencipta

KH. Abdurrahman Wahid, atau yang lebih akrab disapa Gus Dur, adalah seorang tokoh yang dikenal karena kebijaksanaannya dan pemikiran yang mendalam tentang kemanusiaan dan spiritualitas. Salah satu pernyataan beliau yang sangat bermakna adalah, “Memuliakan manusia berarti memuliakan penciptanya. Merendahkan manusia berarti merendahkan dan menistakan penciptanya.” Pernyataan ini mengandung pesan yang sangat penting tentang bagaimana kita harus bersikap terhadap sesama manusia dan bagaimana hal tersebut mencerminkan penghormatan kita kepada Tuhan.

Gus Dur selalu menekankan pentingnya memuliakan manusia, tanpa memandang latar belakang, status sosial, agama, atau suku bangsa. Baginya, setiap manusia adalah ciptaan Tuhan yang harus dihormati dan dimuliakan. Ketika kita memuliakan manusia, kita sebenarnya sedang memuliakan pencipta mereka, yaitu Tuhan. Ini adalah bentuk pengakuan bahwa setiap manusia memiliki nilai dan martabat yang tinggi sebagai ciptaan Tuhan. Dengan demikian, menghormati manusia adalah bagian dari penghormatan kita kepada Tuhan.

Memuliakan manusia berarti mengakui dan menghargai martabat dan hak-hak mereka. Ini termasuk menghormati kebebasan mereka, memberikan keadilan, dan memperlakukan mereka dengan kebaikan dan kasih sayang. Memuliakan manusia juga berarti melihat mereka sebagai sesama ciptaan Tuhan yang memiliki tujuan dan potensi yang unik. Kita diajak untuk menghargai perbedaan dan melihat keindahan dalam keragaman. Sikap ini tidak hanya menciptakan kedamaian dan harmoni dalam masyarakat, tetapi juga mencerminkan penghormatan kita kepada Sang Pencipta yang menciptakan manusia dengan segala keunikan dan perbedaannya.

Gus Dur mengajarkan bahwa merendahkan manusia berarti merendahkan dan menistakan penciptanya. Ketika kita merendahkan atau menistakan seseorang, kita sebenarnya sedang merendahkan dan menistakan Tuhan yang menciptakan mereka. Ini adalah tindakan yang sangat tidak terpuji dan bertentangan dengan ajaran agama manapun. Setiap bentuk diskriminasi, penghinaan, atau perlakuan tidak adil terhadap sesama manusia adalah bentuk penistaan terhadap Tuhan. Dengan merendahkan manusia, kita mengabaikan martabat yang diberikan Tuhan kepada setiap individu.

Baca Juga  Dawuh Gus Baha tentang Islam sebagai Rahmatan Lil 'Alamin

Pernyataan ini juga mengajak kita untuk merenungkan bagaimana kita memperlakukan orang-orang di sekitar kita. Dalam kehidupan sehari-hari, kita sering kali tidak sadar bahwa tindakan atau kata-kata kita bisa merendahkan orang lain. Misalnya, ketika kita berbicara kasar, bersikap sombong, atau memperlakukan orang lain dengan tidak adil, kita sebenarnya sedang merendahkan martabat mereka. Gus Dur mengingatkan kita bahwa setiap tindakan atau kata-kata yang merendahkan orang lain adalah bentuk penistaan terhadap Tuhan. Oleh karena itu, kita harus selalu berusaha untuk bersikap lembut, rendah hati, dan adil dalam setiap interaksi kita dengan sesama manusia.

Lebih jauh lagi, pernyataan Gus Dur ini relevan dalam konteks sosial dan politik. Dalam banyak kasus, ketidakadilan dan diskriminasi masih terjadi di berbagai tempat di dunia. Kelompok-kelompok minoritas sering kali menjadi korban perlakuan tidak adil dan diskriminasi. Pandangan Gus Dur mengajak kita untuk melawan segala bentuk ketidakadilan dan diskriminasi tersebut. Memuliakan manusia berarti memperjuangkan keadilan dan kesetaraan bagi semua orang, tanpa memandang latar belakang mereka. Ini adalah bentuk penghormatan kita kepada Tuhan yang menciptakan manusia dengan segala keunikan dan perbedaannya.

Dalam konteks agama, pandangan Gus Dur ini juga sangat relevan. Semua agama mengajarkan pentingnya menghormati dan memuliakan sesama manusia. Misalnya, dalam Islam, konsep penghormatan terhadap manusia sangat ditekankan. Al-Quran menyebutkan bahwa manusia diciptakan dalam bentuk yang sebaik-baiknya dan diberikan martabat yang tinggi. Oleh karena itu, setiap tindakan yang merendahkan atau menistakan manusia adalah bertentangan dengan ajaran Islam. Gus Dur mengingatkan kita bahwa penghormatan terhadap manusia adalah bagian dari ibadah kita kepada Tuhan.

Pandangan ini juga mengajarkan kita tentang pentingnya empati dan kasih sayang. Empati adalah kemampuan untuk memahami dan merasakan apa yang dirasakan orang lain. Dengan empati, kita bisa lebih memahami perasaan dan kebutuhan orang lain, dan memperlakukan mereka dengan lebih baik. Kasih sayang adalah sikap yang penuh cinta dan perhatian terhadap sesama manusia. Dengan kasih sayang, kita bisa memberikan dukungan dan bantuan kepada mereka yang membutuhkan. Empati dan kasih sayang adalah bentuk nyata dari penghormatan kita kepada sesama manusia dan kepada Tuhan.

Baca Juga  “Bukan nasab yang menentukan nasibmu, bukan nasab yang menjadikanmu mulia. Tapi, mengajilah agar nasabmu menjadi mulia.” Ning Sheila Hasina

Selain itu, pandangan Gus Dur ini juga mengajak kita untuk merenungkan bagaimana kita memandang diri sendiri. Setiap manusia adalah ciptaan Tuhan yang memiliki nilai dan martabat yang tinggi. Dengan memahami ini, kita bisa lebih menghargai dan mencintai diri sendiri. Ini bukanlah bentuk kesombongan atau egoisme, tetapi bentuk penghormatan terhadap ciptaan Tuhan. Dengan mencintai diri sendiri, kita bisa lebih mudah mencintai dan menghormati orang lain. Ini adalah langkah pertama dalam memuliakan manusia dan memuliakan penciptanya.

Gus Dur juga mengingatkan kita bahwa setiap manusia memiliki potensi untuk berbuat baik dan memberikan kontribusi positif bagi masyarakat. Dengan memuliakan manusia, kita memberikan dorongan dan motivasi bagi mereka untuk mengembangkan potensi mereka dan memberikan kontribusi terbaik bagi dunia. Ini adalah bentuk nyata dari penghormatan kita kepada Tuhan yang menciptakan manusia dengan segala potensi dan kemampuannya. Dengan mendukung dan membantu orang lain untuk berkembang, kita sebenarnya sedang memuliakan pencipta mereka.

Pandangan Gus Dur tentang memuliakan manusia juga relevan dalam konteks pendidikan. Pendidikan adalah salah satu cara untuk memuliakan manusia dengan memberikan mereka pengetahuan dan keterampilan yang mereka butuhkan untuk berkembang dan memberikan kontribusi positif bagi masyarakat. Dengan memberikan pendidikan yang baik, kita membantu manusia untuk mengembangkan potensi mereka dan mencapai tujuan mereka. Ini adalah bentuk penghormatan kita kepada Tuhan yang menciptakan manusia dengan segala potensi dan kemampuannya.

Gus Dur juga mengajarkan kita tentang pentingnya kerendahan hati. Kerendahan hati adalah sikap yang tidak menganggap diri sendiri lebih baik dari orang lain. Dengan kerendahan hati, kita bisa lebih mudah menghormati dan memuliakan orang lain. Kerendahan hati juga membantu kita untuk lebih memahami dan menerima perbedaan, serta melihat keindahan dalam keragaman. Sikap ini mencerminkan penghormatan kita kepada Tuhan yang menciptakan manusia dengan segala keunikan dan perbedaannya.

Baca Juga  Nasihat Habib Umar Bin Hafidz tentang Kematian dan Kemiskinan

Mengakhiri refleksi ini, mari kita mengambil hikmah dari kebijaksanaan Gus Dur tentang memuliakan manusia. Kita diajak untuk selalu menghormati dan memuliakan sesama manusia, karena dengan demikian kita memuliakan pencipta mereka, yaitu Tuhan. Setiap manusia memiliki nilai dan martabat yang tinggi sebagai ciptaan Tuhan, dan tugas kita adalah untuk menghormati dan memuliakan mereka. Dengan sikap ini, kita bisa menciptakan dunia yang lebih damai, adil, dan harmonis.

Semoga kita semua bisa mengambil pelajaran dari kebijaksanaan Gus Dur dan menerapkannya dalam kehidupan kita sehari-hari. Dengan memahami bahwa memuliakan manusia berarti memuliakan penciptanya, kita bisa menjalani hidup dengan lebih penuh kasih sayang, empati, dan kerendahan hati. Mari kita selalu berusaha untuk memuliakan dan menghormati sesama manusia, dan dengan demikian, kita memuliakan Tuhan yang menciptakan mereka.