Oleh: Gus Nizar Abdussalam, SH*
Lailatul Qadar adalah malam yang istimewa di bulan Ramadhan. Keistimewaannya melebihi malam 1000 bulan sebagaimana Allah Firmankan dalam surat al Qadar. Allah merahasiakan kapan malam lailatul qadar itu dapat diraih. Meski demikian mayoritas ulama’ berpendapat bahwa malam lailatur qadar berada di tanggal ganjil pada 10 hari terakhir di bulan Romadhon.
Terdapat tanda-tanda saat terjadi malam lailatul qadar. diantaranya adalah sebagaimana keterangan dalam hadits nabi berikut:
وأمارتها أن تطلع الشمس في صبيحة يومها بيضاء لا شعاع لها . (رواه مسلم)
Artinya: Adapun tanda-tandanya adalah matahari terbit pagi harinya dengan cahaya putih namun tidak ada sorotnya. (HR. Muslim)
Beberapa dari kita ada yang tergiur dan hanya terfokus pada tanda-tanda tersebut, sehingga lalai atas amaliyah-amaliyah untuk meraih malam lailatul qadar.
Prof. Quraisy Syihab menuturkan bahwa untuk meraih malam lailatul qadar ada beberapa amaliyah yang bisa dilakukan:
Satu, Berbuat Kebaikan. Dalam QS. al Qadr ayat 4 disebutkan bahwa di malam lailatul qadar malaikat turun dan mengunjungi seseorang. Beliau menuturkan bahwa malaikat senang dengan kebaikan. Maka dengan melakukan kebaikan secara terus-menerus bisa mengantarkan manusia untuk mendapatkan lailatul qadar.
Dua, Menciptakan Kedamaian. Menciptakan kedamaian yang dimaksud adalah melakukan hal-hal sederhana namun bermanfaaat bagi orang lain. Dan itu terkandung dalam QS al Qadr ayat 5, “di malam lailatul qadar ada kedamaian hingga waktu fajar.”
Untuk meraih 2 hal tersebut (berbuat baik dan menciptakan kedamaian) bisa aktualisasikan dengan cara bershodaqoh, terlebih memberi makan pada orang-orang yang kelaparan. karena diantara hikmah disyariatkannya puasa adalah agar kita juga turut merasakan lapar dan dahaga yang mungkin setiap hari ditanggung oleh saudara-saudara kita yang masih belum berkecukupan.
Dalam sebuah hadits Nabi Muhammad saw menuturkan:
الصدقة تطفئ الخطيئة كما يطفئ الماء النار. (رواه أحمد)
Artinya: Shodaqoh dapat memadamkan dosa sebagaimana air memadamkan api. (HR. Ahmad)
Hadits tersebut menuturkan dahsyatnya pahala shodaqoh hingga dapat melebur dosa laksana air yang memadamkan api.
Di dalam hadits lain disebutkan:
كان رسول الله صلى الله عليه وسلم أجود الناس بالخير وكان أجود ما يكون في رمضان. (رواه البخاري ومسلم)
Artinya: Rasulullah saw adalah orang yang paling dermawan diantara manusia. Dan beliau semakin dermawan saat berada di bulan Ramadhan.
Shodaqoh merupakan satu bentuk ibadah yang memiliki dua dimensi sekaligus. Yaitu dimensi hablun minallah dan hablun minan nas. Dengan bershodaqoh secara otomatis kita berbuat kebaikan terhadap sesama manusia. Dengan shodaqoh pula kita juga membangun hubungan dengan Allah karena hal tersebut adalah anjuran Allah SWT.
Jika kita berusaha untuk menjalankan perintah Allah serta ittiba’ lirosulillah saw. maka sudah semestinya kita perbanyak shodaqah di bulan Ramadhan. Dan buahnya, kita dipilih oleh Allah sebagai hambanya yang layak mendapatkan lailatul qadar.
*Gus Nizar Abdussalam, SH, (Khadim Pesantren Sirojut Tholibin, Kalimantan Tengah.)