Opini  

Gus Miftah: Hidayah Datang di Manapun dan Kapanpun

Gus Miftah Dawuh Guru

“Inilah caraku, inilah jalanku, inilah metodeku, dari semua kekurangan yang saya miliki, bolehkan saya berbagi ilmu dengan mereka yang ada di sana? Kalian boleh membenciku, cacilah aku, hinalah aku, tapi jangan ganggu mereka yang sedang bermesraan dengan tuhannya, mereka juga punya tuhan. Sebab hidayah itu bisa datang kapan saja, di mana saja tanpa mengenal tempat.” – Gus Miftah

Hidayah Allah S.W.T datang kepada dan dari siapapun, dimanapun, kapanpun dan dengan cara bagaimanapun. Suatu hari ada sekelompok perampok yang disegani, sangat biadap, tak segan-segan mereka membunuh korbannya. Mereka tersadar dan mendapat hidayah/petunjuk Allah SWT karena seorang bocah berumur 8 tahun. Ilmu apa yang dipunya anak seumuran itu? Dia belum sekolah, dia juga belum tahu alquran itu apa, dll. Ketika dia dalam perjalanan itu, dia ditanya oleh kepala perampok, punyakah harta yang berharga? Dia (bocah kecil) ini menunjukkan dimana dia menyimpannnya. Ketika ditanya kenapa kau tunjukkan uangmu? Karena perjalananku ini dalam rangka ingin menuntut ilmu, saya akan sekolah. Dalam menuntut ilmu kita tidak boleh berbohong. Dari jawaban anak kecil ini, kepala perampok dan anak buahnya mendapat hidayah oleh Allah dan akhirnya insaf. Anak kecil ini adalah Syech Abdul Qodir Jaelani.

Teringat juga kisah sinetron PPT (Para Pencari Tuhan), Saat itu ada seorang pemuda bertato (diperankan oleh Tora Sudiro), dia sukanya mabuk-mabukan. Tiada hari tanpa mabuk. Namun di saat dia melihat dan memberitahukan kebenaran yaitu masjid yang arah kiblatnya salah/tidak pas. Tidak ada seorangpun yang bisa mengingkari dan tidak menerima pemberitahuannya ini. Sungguh sangatlah bermanfaat. Disetiap orang ada kebaikan.

Mickael Jackson, pria paling terkenal sedunia dari Amerika mengikuti jejak saudaranya (Jermaine Jackson) yang telah memeluk islam. Jacko, panggilan  raja pop  yang mempopulerkan gerakan  dansa  “moonwalk”  masuk islam karena hidayah Allah SWT.

Baca Juga  Hidup Sederhana yang Pandai Bersyukur

Dalam QS. An’naam : 125 “Barangsiapa yang Allah menghendaki akan memberikan kepadanya petunjuk, niscaya Dia melapangkan dadanya. Dan barangsiapa yang dikehendaki Allah kesesatannya, niscaya Allah menjadikan dadanya sesak lagi sempit, seolah-olah ia sedang mendaki langit. Begitulah Allah menimpakan siksa kepada orang-orang yang tidak beriman.”

Dari beberapa cerita di atas, Gus Miftah juga mempunyai cerita yang unik dan berbeda, ia mengajak wanita-wanita malam di kafe dan diskotik untuk sholawatan dan melafalkan kalimat-kalimat thayyibah, aktivitas dakwah Gus Miftah menjadi perbincangan hangat warganet setelah video dakwah dan selawat di tempat hiburan malam di Bali viral. Namun, tidak banyak orang tahu kalau aktivitas dakwah Gus Miftah di tempat-tempat hiburan malam dan prostitusi sudah dilakukan sejak belasan tahun lalu.

Pertama, Gus Miftah memulai dakwah di tempat hiburan malam atau kafe pada 2006. Boshe Jogja merupakan kelab malam pertama yang menggelar pengajian rutin sejak pertama kali dibuka. Gus Miftah sempat mendapat penolakan dari tamu dan manajemen kafe. Dakwah di tempat yang mendapat stigma negatif dari masyarakat itu tidak mudah.

Ia dicibir dan tidak dipercaya. Namun seiring berjalannya waktu kepercayaan pun muncul dan beberapa kafe di Yogyakarta juga memanggil Gus Miftah untuk berdakwah. Segala sesuatu yang diniati untuk amal shaleh, pastilah Allah akan memberi kemudahan, jika dakwah Gus Miftah dulu ditolak, sekarang mereka merasakan itu untuk kebutuhan mereka.

Hidayah tak ubahnya seperti air hujan yang turun di saat kemarau. Begitu menyejukkan sanubari yang kering-kerontang. Berbicara tentang hidayah berarti membahas perkara yang paling penting dan kebutuhan yang paling besar dalam kehidupan manusia. Betapa tidak, hidayah adalah sebab utama keselamatan dan kebaikan hidup manusia di dunia dan akhirat. Sehingga barangsiapa yang dimudahkan oleh Allah Ta’ala untuk meraihnya, maka sungguh dia telah meraih keberuntungan yang besar dan tidak akan ada seorangpun yang mampu mencelakakannya.

Baca Juga  Saat Pendapat Kita Dikritik

Allah Ta’ala berfirman:

“Barangsiapa yang diberi petunjuk oleh Allah, maka dialah yang mendapat petunjuk (dalam semua kebaikan dunia dan akhirat); dan barangsiapa yang disesatkan Allah, maka merekalah orang-orang yang merugi (dunia dan akhirat)” (QS al-A’raaf:178).

Dalam ayat lain, Dia Ta’ala juga berfirman:

“Barangsiapa yang diberi petunjuk oleh Allah, maka dialah yang mendapat petunjuk (dalam semua kebaikan dunia dan akhirat); dan barangsiapa yang disesatkan-Nya, maka kamu tidak akan mendapat seorang penolongpun yang dapat memberi petunjuk kepadanya” (QS al-Kahf:17).

Allah Ta’ala memerintahkan kepada kita dalam setiap rakaat shalat untuk selalu memohon kepada-Nya hidayah ke jalan yang lurus di dalam surah al-Fatihah yang merupakan surah yang paling agung dalam Al-Qur-an, karena sangat besar dan mendesaknya kebutuhan manusia terhadap hidayah Allah Ta’ala.

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah berkata: “Seorang hamba senantiasa kebutuhannya sangat mendesak terhadap kandungan doa (dalam ayat) ini, karena sesungguhnya tidak ada keselamatan dari siksa (Neraka) dan pencapaian kebahagiaan (yang abadi di Surga) kecuali dengan hidayah (dari Allah Ta’ala) ini. Maka barangsiapa yang tidak mendapatkan hidayah ini berarti dia termasuk orang-orang yang dimurkai oleh Allah (seperti orang-orang Yahudi) atau orang-orang yang tersesat (seperti orang-orang Nashrani)”.

Lebih lanjut, Imam Ibnul Qayyim memaparkan hal ini dengan lebih terperinci, beliau berkata: “Seorang hamba sangat membutuhkan hidayah di setiap waktu dan tarikan nafasnya, dalam semua (perbuatan) yang dilakukan maupun yang ditinggalkannya. Karena hamba tersebut berada di dalam beberapa perkara yang dia tidak bisa lepas darinya.

Tinggalkan Balasan