Dawuh Kiai Said Aqil tentang Pilar Kebangsaan

Dawuh Kiai Said Aqil
sumber : google
“Pilar kebangsaan perlu terus dipupuk dan dikembangkan di tengah tarikan paham fundamentalisme agama dan fundamentalisme pasar. Pilar ke-cendekia-an harus ditegakkan karena kecendekiaan adalah pilar peradaban dan syarat sebuah bangsa meraih harkat dan martabatnya di hadapan bangsa lain.”
KH. Said Aqil Siraj

Pilar Kebangsaan dan Kecendekiaan: Fondasi Peradaban di Tengah Tantangan Modern

KH. Said Aqil Siraj menyampaikan pesan penting tentang perlunya memupuk dan mengembangkan pilar kebangsaan serta menegakkan pilar kecendekiaan. Di tengah tarikan paham fundamentalisme agama dan fundamentalisme pasar, dua hal ini menjadi fondasi penting bagi sebuah bangsa untuk meraih harkat dan martabatnya di hadapan bangsa lain. Mari kita telaah lebih dalam tentang makna dan pentingnya kedua pilar tersebut dalam konteks kehidupan modern.

Pilar Kebangsaan: Memperkokoh Identitas Nasional

Pilar kebangsaan adalah fondasi utama yang menjaga identitas dan keberagaman suatu bangsa. Kebangsaan tidak hanya berarti cinta tanah air, tetapi juga mencakup nilai-nilai seperti persatuan, toleransi, dan keadilan sosial. Di Indonesia, misalnya, Bhinneka Tunggal Ika yang berarti “Berbeda-beda tetapi tetap satu” menjadi semboyan yang menggambarkan kebersamaan di tengah keberagaman etnis, budaya, dan agama.

Namun, dalam era globalisasi dan modernisasi, tantangan terhadap pilar kebangsaan semakin besar. Paham fundamentalisme agama dan fundamentalisme pasar sering kali mengancam keberagaman dan keadilan sosial. Fundamentalisme agama cenderung mengedepankan pandangan sempit yang tidak toleran terhadap perbedaan, sementara fundamentalisme pasar mendorong ketidaksetaraan ekonomi dan melemahkan nilai-nilai kebersamaan.

Untuk menghadapi tantangan ini, penting bagi kita untuk terus memupuk nilai-nilai kebangsaan. Pendidikan adalah salah satu kunci utama dalam menanamkan nilai-nilai ini kepada generasi muda. Kurikulum yang mengajarkan sejarah, budaya, dan nilai-nilai kebangsaan dapat membantu memperkuat identitas nasional. Selain itu, dialog antarbudaya dan antaragama juga perlu terus didorong untuk mempererat hubungan dan pemahaman antarwarga negara.

Baca Juga  Nasihat Ning Jazil tentang Menjadi Pribadi Tangguh.

Peran pemimpin dan tokoh masyarakat juga sangat penting dalam menjaga pilar kebangsaan. Mereka harus menjadi teladan dalam mempraktikkan nilai-nilai kebangsaan, seperti toleransi, keadilan, dan persatuan. Dalam berbagai kesempatan, mereka harus menyuarakan pentingnya menjaga kesatuan dan keutuhan bangsa di tengah keberagaman. Dengan demikian, pilar kebangsaan akan semakin kokoh dan mampu menghadapi tantangan zaman.

Pilar Kecendekiaan: Membangun Peradaban yang Berkelanjutan

Selain pilar kebangsaan, pilar kecendekiaan juga sangat penting dalam membangun peradaban yang berkelanjutan. Kecendekiaan atau intelektualitas adalah syarat utama bagi sebuah bangsa untuk meraih harkat dan martabatnya di hadapan bangsa lain. Bangsa yang cendekia adalah bangsa yang menghargai ilmu pengetahuan, inovasi, dan kemajuan.

Di era digital dan teknologi tinggi ini, kecendekiaan memainkan peran yang semakin vital. Kemajuan teknologi dan ilmu pengetahuan membuka peluang besar untuk meningkatkan kualitas hidup dan menyelesaikan berbagai masalah sosial. Namun, tanpa kecendekiaan, bangsa akan tertinggal dan kehilangan daya saing di kancah global.

Pendidikan adalah kunci utama dalam menegakkan pilar kecendekiaan. Sistem pendidikan yang berkualitas harus mampu melahirkan generasi yang cerdas, kritis, dan inovatif. Selain itu, pendidikan harus mengajarkan nilai-nilai etika dan moral, sehingga kecendekiaan yang dibangun tidak hanya berorientasi pada pencapaian material, tetapi juga pada pembangunan karakter dan kepribadian yang baik.

Pemerintah dan masyarakat harus bekerja sama untuk meningkatkan kualitas pendidikan. Investasi dalam pendidikan harus menjadi prioritas utama, mulai dari penyediaan fasilitas yang memadai hingga peningkatan kompetensi guru. Selain itu, akses pendidikan harus merata dan dapat dijangkau oleh seluruh lapisan masyarakat, sehingga setiap warga negara memiliki kesempatan yang sama untuk mengembangkan potensi kecendekiaannya.

Selain pendidikan formal, budaya membaca dan belajar juga harus terus ditumbuhkan. Perpustakaan, pusat riset, dan komunitas belajar harus didorong untuk berkembang dan menjadi pusat kegiatan intelektual. Teknologi informasi juga bisa dimanfaatkan untuk meningkatkan akses terhadap ilmu pengetahuan dan informasi, sehingga masyarakat dapat terus belajar dan berkembang.

Baca Juga  Dawuh Gus Baha tentang Memahami Simbolisme

Menghadapi Fundamentalisme Agama dan Pasar

Dalam menghadapi tarikan paham fundamentalisme agama dan fundamentalisme pasar, pilar kebangsaan dan kecendekiaan harus menjadi penopang utama. Fundamentalisme agama yang sempit sering kali menolak kemajuan ilmu pengetahuan dan keberagaman budaya. Sementara itu, fundamentalisme pasar yang hanya berorientasi pada keuntungan ekonomi cenderung mengabaikan nilai-nilai kemanusiaan dan keadilan sosial.

Untuk melawan fundamentalisme agama, penting bagi kita untuk mempromosikan pemahaman agama yang moderat dan inklusif. Agama harus dipahami sebagai sumber nilai-nilai moral dan etika yang mengajarkan cinta kasih, toleransi, dan perdamaian. Pemuka agama dan tokoh masyarakat harus berperan aktif dalam menyebarkan pesan-pesan agama yang damai dan menghargai keberagaman. Dialog antaragama juga perlu terus didorong untuk mempererat hubungan dan menghilangkan prasangka negatif.

Sementara itu, untuk menghadapi fundamentalisme pasar, perlu adanya regulasi dan kebijakan yang memastikan keadilan sosial dan pemerataan ekonomi. Pemerintah harus berperan aktif dalam mengendalikan pasar agar tidak hanya menguntungkan segelintir orang, tetapi juga memberikan manfaat bagi seluruh lapisan masyarakat. Program-program kesejahteraan sosial, peningkatan akses terhadap pendidikan dan kesehatan, serta pemberdayaan ekonomi masyarakat harus menjadi prioritas utama.

Selain itu, masyarakat juga harus mengembangkan kesadaran kolektif tentang pentingnya keadilan sosial dan keberlanjutan lingkungan. Konsumsi yang berlebihan dan pola hidup yang tidak berkelanjutan harus dihindari. Sebaliknya, kita harus mengedepankan prinsip-prinsip keadilan sosial dan keberlanjutan dalam setiap aspek kehidupan, mulai dari gaya hidup sehari-hari hingga kebijakan ekonomi dan pembangunan.

Kesimpulan

KH. Said Aqil Siraj mengingatkan kita akan pentingnya memupuk pilar kebangsaan dan kecendekiaan di tengah tantangan modern. Pilar kebangsaan menjaga identitas dan keberagaman bangsa, sementara pilar kecendekiaan membangun peradaban yang berkelanjutan dan meningkatkan harkat serta martabat bangsa. Pendidikan, dialog, dan kebijakan yang berkeadilan adalah kunci utama dalam memperkuat kedua pilar ini.

Baca Juga  Dawuh Gus Baha tentang Pentingnya Do'a

Dengan menjaga dan mengembangkan pilar kebangsaan dan kecendekiaan, kita dapat menghadapi tantangan paham fundamentalisme agama dan fundamentalisme pasar. Kedua pilar ini akan menjadi fondasi kuat yang memungkinkan kita untuk membangun masyarakat yang adil, sejahtera, dan berperadaban tinggi. Mari kita terus bekerja sama dan berkomitmen untuk memperkuat pilar-pilar ini demi masa depan yang lebih baik bagi bangsa dan negara.