Syaikh Ahmad Khatib Sambas memiliki nama lengkap Ahmad Khatib bin Syaikh Abdul Ghaffar bin Abdullah bin Muhammad Sambas Al-Makki Asy-Syafi’i. Beliau lebih faimilar dipanggi Syaikh Ahmad Khatib Sambas. Dilahirkan di Sambas, Kalimantan Barat pada tahun 1217 M/1 804 M. Pendidikan seputar agama Islam telah beliau dapatkan dari lingkungan keluarganya yang agamis serta ilimiah, sebabi ayahnya sendiri merupakan salah seorang ulama yang pernah menimba ilmu di Kota Makkah.
Ketika masih kecil, Syaikh Ahmad Khatib Sambas sudah mulai menghafal Al-Qur’an, serta mempelajari dasar-dasar ilmu keislaman dari ulama-ulama yang ada di sekitar daerahnya. Di samping itu, beliau juga menghafal banyak matan ilmu fikih serta hadis. Lantaran memiliki kecerdasan dan kekuatan hafalan yang di atas rata-rata, ditambah lagi pemahaman yang luar biasa, di tahun 1236 H/1820 M yang bertepatan usianya19 tahun, beliau melakukan perjalanan menuju Makkah demi menunaikan ibadah haji dan menimba ilmu di pusat negeri Islam tersebut.
Syaikh Ahmad Khatib Sambas ketika berada di Tanah Suci belajar kepada Syaikh Bisyri Al-Jabarti, Sayyid Ahmad al-Marzuqi (mufti Mazhab Maliki), Sayyid Abdullah Al-Mirgani, Syaikh Utsman Ad-Dimyathi, Syaikh Umar ‘Abdur-Rasul, Syaikh Muhammad Shalih Rayyis, dan Syaikh Abdul Ghani Bima. Dari gurunya ini yang bernama Syaikh Abdul Ghani Bima, beliau sangat giat bermulazamah kepadanya, sehingga menjadikan beliau sosok ulama besar.
Atas kecerdasan dan ketekunannya dalam menuntut ilmu serta bermulazamah kepada para ulama yang menjadi gurunya itu, membuat Syaikh Ahmad Khatib Sambas unggul dari para teman seperjuangannya. Hal tersebut juga telah membuat gurunya menaruh rasa bangga kepada Syaikh Ahmad Khatib Sambas. Lalu beliau diangkat menjadi pengajar di Masjidil Haram. Aktivitasnya kini lebih fokus hanya mengajar dan beribadah kepada Allah SWT.
Penguasaannya terhadap cabang-cabang keilmuan Islam, banyak para ulama Kota Makkah menghormati serta memujinya. Seperti Syaikh Abdussattar Al-Hindi di dalam kitab Faidh Al-Malik Al-Wahhab, yang mengatakan bahwa Syaikh Ahmad Khatib Sambas merupakan ulama Allamah, imamnya para ulama musnid, penutup para huffazh yang menjadi rujukan, menjadi figure para fukaha dan muhadditsin, ulama tidak ada tandinganya pada waktu itu. Disebutkan juga di dalam Nazhm Ad-Durar, bahwa Syaikh Abdullah Ghazi mengatakan kalau Syaikh Ahmad Khatib Sambas merupakan ulama yang mulia, serta memiliki keluasan ilmu yang sempurna. Bahkan Syaikh Dr. Ridha Muhammad As-Sanusi telah memasukannya ke dalam deretan ulama Muhadditsin Kota Makkah di abad ke-13 H.
Syaikh Ahmad Khatib Sambas terkenal sangat dihormati oleh para ulama serta penduduk Kota Makkah di sekitarnya. Bahkan ketika ada para jamaah haji dari berbagai penjuru dunia berdatangan di Makkah, mereka akan menemui Syaikh Ahmad Khatib Sambas untuk mengambil keberkahan. Seperti halnya yang dikisahkan oleh Snouck Hurgronje di dalam kitab Shafahat min Tarikh Makkah, “Bahwa di antara figur yang sangat populer dari ulama tanah Jawa (Nusantara) adalah Khatib Sambas, Kalimantan, beliau angat dihormati oleh orang-orang, sampai-sampai mereka selalu menambahkan julukan ‘yang mulia’ di depan namanya setiap kali namanya disebut. Beliau itu sangat menguasai banyak bidang ilmu..”
Masih di dalam kitab Shafahat min Tarikh Makkah, bahwa Snouck mengatakan kalau Syaikh Ahmad Khatib Sambas merupakan syaikh sufi yang berafiliasi kepada Tarekat Qadiriyyah, bahkan dianggap sebagai salah satu tokoh penting di dalam tarekat tersebut. Syaikh Ahmad Khatib Sambas juga memiliki pengaruh besar dalam memasukan para ulama Nusantara lainnya ke dalam Tarekat Qadiriyyah.
Syaikh Abdullah Mirdad menjuluki Syaikh Ahmad Khatib Sambas dengan julukan “Syaikhnya kaum Jawa (Nusantara) yang bermazhab Syafi’i”, keterangan ini didapatkan di dalam kitab Al-Mukhtashar min Nasyr An-Nur.
Syaikh Ahmad Khatib ketika mengajar di Masjidil Haram memiliki banyak murid, yang kelak menjadi ulama besar pada masanya. Di antara para muridnya yang terkenal alim allamah yaitu Syaikh Yahya Sambas (putra beliau), Syaikh Nawawi Banten, Syaikh Abdul Karim Banten, dan Sayyid Abdurrahman bin Muhammad bin Zainuddin Al-‘Aidrus.
Syaikh Ahmad Khatib Sambas tidak memiliki karya tulis. Aktivitas beliau lebih banyak terfokuskan dengan mengajar, memberikan kajian dan beribadah. Banyak juga para ulama di Makkah maupun Madinah yang tidak memiliki karya tulis.
Syekh Ahmad Khatib Sambas wafat pada bulan Safat tahun 1289 H, atau sekitar bulan April tahun 1872 M. Usianya waktu itu 72 tahun, dan di makamkan di Ma’la Makkah al-Mukaramah. Beliau memiliki dua orang putra, yaitu Yahya dan Abdul Ghaffar, keduanya telah wafat di Makkah. Adapun Abdul Ghaffar sebernya memiliki satu putra yang kemudian pergi ke Jawa (Nusantara) dan tidak lagi kembali ke Makkah, kemungkinannya juga wafat di Nusantara. Sementara Yahya dikenal sebagai salah satu ulama muda Nusantara yang ada di Kota Makkah al-Mukaramah. (*)