Silsilah Keluarga Prof. KH. R. Muhammad Adnan

Silsilah Keluarga Prof. KH. R. Muhammad Adnan
sumber : google

Silsilah Keluarga Prof. KH. R. Muhammad Adnan: Warisan Keilmuan dan Kebangsawanan dari Surakarta

Prof. KH. R. Muhammad Adnan adalah seorang ulama terkemuka asal Surakarta yang dikenal karena kontribusinya dalam bidang pendidikan Islam dan peran aktifnya dalam organisasi keagamaan. Lahir dari keluarga bangsawan yang memiliki tradisi keilmuan yang kuat, silsilah beliau mencerminkan perpaduan antara kebangsawanan dan dedikasi terhadap ilmu agama.

Silsilah dan Latar Belakang Keluarga

Muhammad Adnan lahir pada Kamis Kliwon, 6 Ramadhan 1818 (16 Mei 1889), di rumah “pengulon” di kampung Kauman, tengah kota Surakarta, Jawa Tengah. Nama kecilnya adalah Muhammad Shauman. Ayahnya, Kanjeng Raden Penghulu Tafsir Anom V, adalah seorang ulama bangsawan dan abdi dalem kraton Surakarta. Tafsir Anom V lahir pada Rabu, 17 Rabiul Awal tahun Jimakir 1786 Jawa (1854 M) dan wafat pada 21 September 1933 di usia 79 tahun.

Ayahnya, Kanjeng Raden Penghulu Tafsir Anom V, adalah keturunan dari Tafsir Anom IV yang menjabat sebagai penghulu pada masa pemerintahan Sri Susuhunan Paku Buwana VII hingga IX. Garis keturunan ini dapat ditelusuri hingga Sultan Syah Alam Akbar III (R. Trenggono), sultan terakhir dari Kesultanan Demak.

Penghulu Tafsir Anom V menjabat penghulu (qadli) pada masa pemerintahan Sri Susuhunan Paku Buwana IX. Muhammad Adnan adalah putra keempat dari Kiai Tafsir Anom V. Ayahnya, Kiai Tafsir Anom V, memiliki sepuluh anak, yaitu:

  1. Raden Ngabei Diprodipuro alias Muhammad Qomar.
  2. Raden Ngabei Tondhodipuro (Raden Ketib Cendhono), alias Muhammad Ridwan.
  3. Raden Nganten Mursoko alias Mardiyah.
  4. Kiai Haji Raden Muhammad Adnan, alias Shauman.
  5. Kiai Kanjeng Raden Tumenggung Pengulu Tafsir Anom VI, yang sebelumnya bergelar Raden Ketib Winong dan nama kecilnya Sahlan.
  6. Raden Ngabei Darmosuroto alias Muhammad Thohar, dengan nama kecil Muhammad Ishom.
  7. Raden Nganten Maknawi.
  8. Raden Nganten Sumodiharjo alias Siti Maryam.
  9. Raden Nganten Projowiyoto alias Marfu’ah.
  10. Raden Nganten Condrodiprojo alias Marhaman.
Baca Juga  Biografi Lengkap KH. Abdul Halim Beserta Ajarannya

Adnan remaja merupakan saudara dari Pengulu Tafsir Anom VI, yang menggantikan ayah mereka sebagai Pengulu Tafsir Anom. Jika dirunut silsilah keluarganya, mereka akan sampai pada Sultan Syah Alam Akbar III (R. Trenggono), sultan terakhir Demak.

Pendidikan dan Perjalanan Keilmuan

Muhammad Adnan memperoleh pengenalan pertama terhadap huruf-huruf Al-Qur’an dari ayahnya, Tafsir Anom V, mengingat pada masa itu belum banyak lembaga pendidikan formal yang mengajarkan kemampuan baca-tulis Al-Qur’an. Sekolah-sekolah seperti Volksschool dan Hollandsch-Inlandsche School (HIS) masih terbatas keberadaannya. Kemampuan membaca dan menulis dalam bahasa Jawa diperoleh Adnan dari sebuah sekolah partikelir di Solo, sedangkan pembelajaran huruf latin serta pengetahuan umum lainnya ia peroleh melalui bimbingan guru privat di rumah.

Didukung oleh latar belakang keluarga yang religius dan pendidikan di lingkungan pesantren, Adnan tumbuh sebagai figur yang mendedikasikan hidupnya untuk agama, bangsa, dan negara. Setelah menyelesaikan studi di Madrasah Manbaul Ulum, pada usia 13 tahun ia melanjutkan pendalaman ilmu agama di sejumlah pesantren ternama di wilayah Jawa Tengah dan Jawa Timur, termasuk di antaranya Pesantren Mojosari Nganjuk, Mangunsari, dan Tremas Pacitan. Di Pondok Jamsaren, Surakarta, Adnan mempelajari kitab Alfiyah karya Ibnu Malik, sebagai bagian dari studi ilmu nahwu.

Setelah menamatkan pendidikan di Madrasah Manbaul Ulum pada tanggal 21 April 1906 dan memperoleh Syahadah Islamiyah, Adnan melanjutkan studi ke Tanah Suci, yakni Makkah dan Madinah, selama kurang lebih delapan tahun. Pada tahun 1908, atas inisiatif sang ayah, Adnan bersama dua saudaranya—Sahlan dan Ishom—berangkat ke Makkah untuk memperdalam ilmu-ilmu keislaman di Madrasah Darul Ulum, dengan seluruh biaya ditanggung oleh keluarga. Selama di Makkah, Adnan berguru kepada sejumlah ulama besar seperti Kiai Mahfudz at-Tirmisi, Kiai Idris, Syekh Syatho, dan Syekh Ahmad Khatib al-Minangkabawi.

Baca Juga  Biografi Lengkap Pangeran Diponegoro Beserta Ajarannya

Dalam kesehariannya selama menimba ilmu di Timur Tengah, Adnan dan saudara-saudaranya menjalani kehidupan sederhana sebagaimana layaknya para santri. Salah seorang dari mereka, Ishom, kemudian melanjutkan pendidikannya ke Universitas Al-Azhar di Kairo, Mesir. Namun, menjelang pecahnya Perang Dunia Pertama pada tahun 1914, ayah mereka menginstruksikan untuk segera kembali ke tanah air guna menghindari situasi yang tidak kondusif. Mereka pun akhirnya pulang ke Indonesia pada tahun 1916.

Setibanya di tanah air, Adnan melanjutkan studi lanjutan di Madrasah Manbaul Ulum Solo, dan atas pencapaiannya dalam bidang ilmu fikih, ia kemudian dianugerahi gelar Profesor.

Keluarga dan Keturunan

Muhammad Adnan menikah dengan Fathimatuz Zahro binti Kyai Muchammad dari Bureng-Surabaya. Dari pernikahan ini, mereka dikaruniai enam orang anak: Choiriyah, Lilik Fauziah, Amang Usman, H. Luthfi, Anang Taufik, dan Anik Zulifah. Keluarga ini menetap di Jagir Wonokromo, Surabaya.

Warisan dan Pengaruh

Muhammad Adnan dikenal sebagai pendidik yang berdedikasi tinggi. Beliau mendirikan Pesantren Al-Muayyad Mangkuyudan di Surakarta, yang menjadi salah satu pusat pendidikan Islam terkemuka di wilayah tersebut. Selain itu, beliau juga aktif dalam mengembangkan kurikulum pendidikan Islam yang integratif antara ilmu agama dan ilmu umum.

Sebagai ulama yang dihormati, Muhammad Adnan terlibat aktif dalam organisasi keagamaan seperti Nahdlatul Ulama (NU). Beliau dikenal sebagai tokoh NU dari Solo yang memiliki pengaruh besar dalam pengembangan organisasi dan penyebaran ajaran Ahlussunnah wal Jamaah di Jawa Tengah.

Karya dan Pemikiran

Muhammad Adnan adalah penulis produktif yang menghasilkan berbagai karya tulis dalam bidang tafsir, fiqh, dan pendidikan Islam. Salah satu karyanya yang terkenal adalah “Tafsir Al-Quran Suci Basa Jawi”, yang merupakan tafsir Al-Qur’an dalam bahasa Jawa. Karya ini menunjukkan upaya beliau dalam menjembatani pemahaman Al-Qur’an dengan budaya lokal.

Baca Juga  Silsilah Keluarga KH Ahmad Abrori Akwan

Wafat dan Pemakaman

Muhammad Adnan wafat pada tahun 1969 dan dimakamkan di Surakarta. Kepergian beliau meninggalkan duka mendalam bagi masyarakat Surakarta dan umat Islam di Indonesia. Warisan keilmuan dan keteladanan beliau terus hidup melalui pesantren yang didirikannya dan karya-karya tulis yang ditinggalkannya.

***

Sumber : diolah ulang dari berbagai situs media dan karya tulis ilmiah

media keislaman by : dawuhguru.co.id

baca juga : Silsilah Keluarga Syaikh Mahfudz Termas