KH. Muhammad Ahmad Sahal Mahfudz, yang akrab disapa Kiai Sahal, lahir pada 17 Desember 1937 di Desa Kajen, Kecamatan Margoyoso, Kabupaten Pati. Beliau adalah putra ketiga dari enam bersaudara, lahir dari pasangan KH. Mahfudh Salam dan Nyai Hj. Badi’ah. Dari garis keturunan ayah dan ibu, Kiai Sahal memiliki hubungan langsung dengan Syekh Ahmad Mutamakkin, seorang wali Allah yang dihormati di Kajen.
Silsilah Keluarga KH Sahal Mahfudz dari Garis Keturunan Ayah
Ayah Kiai Sahal, KH. Mahfudh Salam, merupakan keturunan ketujuh dari Syekh Ahmad Mutamakkin. Rangkaian silsilahnya adalah sebagai berikut:
- KH. Mahfudh Salam: Ayah Kiai Sahal.
- KH. Abdussalam: Kakek Kiai Sahal, ayah dari KH. Mahfudh Salam.
- Kiai Abdullah: Buyut Kiai Sahal, ayah dari KH. Abdussalam.
- Kiai Ismail: Canggah Kiai Sahal, ayah dari Kiai Abdullah.
- Kiai Bunyamin: Wareng Kiai Sahal, ayah dari Kiai Ismail.
- Kiai Hendro: Udeg-udeg Kiai Sahal, ayah dari Kiai Bunyamin.
- Syekh Ahmad Mutamakkin: Moyang Kiai Sahal, seorang ulama besar di Kajen.
Silsilah Keluarga KH Sahal Mahfudz dari Garis Keturunan Ibu
Dari sisi ibu, Nyai Hj. Badi’ah, Kiai Sahal merupakan keturunan kedelapan dari Syekh Ahmad Mutamakkin. Berikut adalah urutan silsilahnya:
- Nyai Hj. Badi’ah: Ibu Kiai Sahal.
- Raden Nyai Hafshoh: Nenek Kiai Sahal, ibu dari Nyai Hj. Badi’ah.
- Kiai Ma’sum: Buyut Kiai Sahal, ayah dari Raden Nyai Hafshoh.
- Kiai Sholeh: Canggah Kiai Sahal, ayah dari Kiai Ma’sum.
- Kiai Asnawi Sepuh: Wareng Kiai Sahal, pendiri Pondok Pesantren Damaran 78 Kudus, ayah dari Kiai Sholeh.
- Nyai Jiroh: Udeg-udeg Kiai Sahal, ibu dari Kiai Asnawi Sepuh.
- Nyai Alfiyah (Nyai Godek): Gantung siwur Kiai Sahal, ibu dari Nyai Jiroh.
- Syekh Ahmad Mutamakkin: Moyang Kiai Sahal.
Masa Kecil dan Pendidikan Awal
Sejak kecil, Kiai Sahal dikenal sebagai anak yang cerdas dan memiliki semangat belajar yang tinggi. Meskipun pada usia 7 tahun beliau kehilangan ayahnya, KH. Mahfudh Salam, yang wafat dalam penjara penjajah Belanda, dan setahun kemudian ibunya, Nyai Hj. Badi’ah, juga meninggal, semangatnya untuk menuntut ilmu tidak surut. Beliau kemudian diasuh oleh kakeknya, KH. Abdussalam, dan pamannya, KH. Abdullah Salam.
Pendidikan dasar agama diperolehnya di lingkungan keluarga dan masyarakat sekitar. Setelah menyelesaikan pendidikan di Madrasah Ibtidaiyah, Kiai Sahal melanjutkan ke Madrasah Tsanawiyah di Perguruan Islam Matholi’ul Falah (PIM) atau yang dikenal dengan sebutan “Mathole’”. Di sana, beliau menimba ilmu hingga usia 16 tahun, sebelum melanjutkan pendidikannya ke jenjang yang lebih tinggi.
Pengaruh Keluarga dalam Pembentukan Karakter
Lingkungan keluarga yang religius dan memiliki tradisi keilmuan yang kuat sangat mempengaruhi pembentukan karakter Kiai Sahal. Kedua orang tuanya, serta kakek dan pamannya, dikenal sebagai tokoh agama yang disegani di masyarakat. Kedekatannya dengan para ulama dalam keluarganya membentuk pandangan dan pemahamannya terhadap agama sejak dini.
Selain itu, hubungan darah dengan Syekh Ahmad Mutamakkin memberikan kebanggaan tersendiri dan menjadi motivasi bagi Kiai Sahal untuk melanjutkan perjuangan dakwah dan pendidikan Islam di Indonesia. Warisan nilai-nilai keislaman dan semangat juang dari leluhurnya menjadi landasan kuat dalam setiap langkah dan keputusan yang diambilnya.
Peran dalam Pendidikan dan Dakwah
Setelah menamatkan pendidikannya, Kiai Sahal aktif dalam dunia pendidikan dan dakwah. Beliau dikenal sebagai ulama yang memiliki pemikiran progresif namun tetap berpegang teguh pada nilai-nilai tradisional Islam. Kontribusinya dalam mengembangkan pendidikan Islam di Indonesia, khususnya melalui pesantren, sangat signifikan. Selain itu, beliau juga terlibat aktif dalam organisasi keagamaan dan sosial, memberikan sumbangsih pemikiran dan tenaga untuk kemajuan umat.
Warisan dan Pengaruh
Kiai Sahal Mahfudz meninggalkan warisan yang kaya dalam bidang pendidikan, dakwah, dan pemikiran Islam. Karya-karyanya, baik dalam bentuk tulisan maupun lembaga pendidikan yang didirikannya, terus memberikan manfaat bagi generasi penerus. Oleh karena itu pengaruhnya tidak hanya dirasakan di lingkungan lokal, tetapi juga di kancah nasional, sebagai salah satu ulama terkemuka yang membawa perubahan positif bagi masyarakat Indonesia.
Media Keislaman by dawuhguru