Syaikh Abdul Fattah Rao

Syaikh Abdul Fattah Rao - dawuh guru co id

Syaikh Abdul Fattah Rao memiliki nama lengkap Abdul Fattah bin Husain bin Ismail bin Muhammad Thayib Rao Al-Makki Asy-Syafi’i. Di dalam mukadimah kitab al-Ifshah karya beliau sendiri, menyebutkan bahwa kakeknya yang bernama Ismail berasal dari salah satu kabilah yang berada di Hadramaut, Yaman, bernama Kabilah Amudiy. Kemudian berhijrah ke Rao, Sumatra Barat. Sehingga seluruh anak turunnya menisbahkan namanya kepada daerah yang bernama Rao ini.

Syaikh Abdul Fattah Rao lahir di Kota Mekah al-Mukarramah pada tahun 1334 H/1916 M dan tumbuh besar di sana. Ketika usianya masih kecil, beliau belajar Al-Qur’an dan dasar-dasar ilmu Islam di Kuttab Syaikh Abdul Hamid al-Malaybariy di Kota Makkah. Lalu dilanjutkan belajar di Madrasah al-Falih, dan Madrasah Shaulatiyyah. Selain pendidikan yang peroleh di beberapa madrasah tersebut, Syaikh Abdul Fattah Rao juga sangat rajin dan tekun untuk menghadari halaqah para ulama di Masjidil Haram, di antaranya halaqah Syaikh Umar bin Hamdan, Syaikh Muhammad Rawwas, Syaikh Ibrahim al-Hizamiy, Syaikh Hasan Masysyath, Syaikh Abdullah bin Humaid, dan lain sebagainya.

Pada tahun 1357 H atau 1938 M yang bertepatan usianya ke-23 tahun, Syaikh Abdul Fattah Rao sudah diberikan kesempatan untuk mengajar di Masjidil Haram. Akhirnya beliau mengajar di Masjidil Haram yang sekaligus membuka pengajian di rumahnya. Lalu pada tahun 1359 H/ 1940 M beliau diberikan amanah untuk menjadi kepala sekolah di Provinsi Khamis Mushaith, di Arab Saudi Selatan. Kondisi seperti ini membuatnya pindah ke sana untuk menjalankan amanahnya sebagai kepala sekolah selama beberapa tahun.

Ketika dirasa cukup menjadi kepala sekolah, beliau mengajukan permohonan untuk pindah ke Kota Makkah. Permohonannya ini dikabulkan oleh pemerintah KSA waktu itu. Setelah berada di Makkah, beliau di sana menjadi guru di Madrasah Faishaliyyah, juga telah diangkat menjadi asisten kepala Madrasah Rahmaniyyah, dan terakhir menjadi guru di Madrasah Tsanawiyah Azizah. Pada tahun 1394/ 1974 M beliau pensiun dari kepegawaian keguruan di Kota Makkah. Namun selang satu tahun berikutnya, beliau kembali diangkat menjadi pengajar di Ma’had Masjidil Haram. Di tempat inilah beliau mengabdi pada ilmu secara fokus hingga wafat.

Baca Juga  Biografi Lengkap Syaikh Muhammad ‘Aidrus Al-Butuni Beserta Ajarannya

Meskipun disibukan oleh kegiatannya mengajar tidak membuat luntur semangatnya dalam menciptakan karya tulis. Tercatat ada 17 karya yang sudah beliau torehkan melalui pena tajamnya, yaitu sebagai berikut:

  1. Ar-Ta’liq Al-Asna Syarah Manzhumah al-Asma al-Husna.
  2. Sayyidi Waladi Adam (Buku Sirah).
  3. Mukhtashar Ittihaf Ahli Al-Islam bi Khushushiyyat Ash-Shiyam (Ringkasan Buku Syekh Ibnu Hajar Al-Haitamiy).
  4. Ittihaf Ash-Shadiq bi Manaqib Ash-Shiddiq RA.
  5. Al-Kaukab Al-Agarr ‘ala Qathf Ats-Tsamar fi Muwafaqat Umar RA lil Al-Qur’an, wa At-Taurah, wa Al-Atsar.
  6. Ittizab fi Manaqib ‘Utsman RA.
  7. Multaqa’ Al-Ashfiya fi Manaqib Al-Imam ‘Aliy wa As-Sibthain wa Az-Zahra RA.
  8. Ad-Durar Al-Lu’lu’iyyah ‘ala An-Nafhah Al-Hasaniyyah Syarh At-Tuhfah As-Sanaiyyah (Ilmu Faraidh).
  9. Al-Majmu’ah Ar-Rawiyah Syarh Al-Manzhumah Ar-Rahabiyyah (Syarah Ar-Rahabiyyah dalam Ilmu Faraidh yang dilengkapi dengan bagan dan tabel).
  10. Mursyid Al-Hajj wa Al-Mu’tamir wa Az-Za’ir ila A’mal Al-Hajj wa Al-Umrah wa Az-Ziyarah.
  11. As-Sayyidah Al-Kubra Khadijah bintu Khuwailid.
  12. Ziyadah Ta’liq ‘ala Riyadh Ash-Shalihin.
  13. Al-Ifshah ‘an Masa’il Al-Idhah ‘ala Madzahib Al-A’immah Al-A’lam.
  14. Ad-Du’a Al-Maqbul Al-Warid ‘an Ar-Rasul SAW.
  15. Su’al wa Jawab fi Al-Ahwal Al-Arba’iniyyah (Ilmu Faraidh).
  16. Al-Masha’id Ar-Rawiyyah ila Al-Asanid wa Al-Kutub wa Al-Mutun Al-Mardhiyyah. Buku ini merupakan kumpulan sanad riwayat beliau yang dicetak pada tahun 1404 H.
  17. Tarikh Umara’ Al-Balad Al-Haram ‘abra “Ushur Al-Islam, kitab ini dicetak pada tahun 1407 H.

Syaikh Abdul Fattah Rao mendapatkan julukan ‘Yang Mulia, Allamah, Faqih, pengajar di Masjidil Haram, penulis beberapa karya tulis yang bermanfaat”, dari Syaikh Abdul Wahab Abu Sulaiman. Syaikh Abdul Fattah Rao wafat pada hari Senin tanggal 5 Jumadilawa1425 H, atau sekitar akhir Juni tahun 2004 M, di Kota Mekah. Beliau wafat setelah berbuka puasa di hari Senin dan setelah berwudhu, kemudian dimakamkan di Baqi’ Madinah al-Munawwarah. Hal ini dilakukan atas wasiat beliau agar dimakamkan di sana.

Baca Juga  Karya Fenomenal Datu Muhammad Syarwani Abdan yang Tak Banyak Orang Tahu

Syaikh Abdul Fattah Rao meninggalkan sebanyak 15 anak, yang meliputi 7 putri dan 8 putra. Adapun nama-nama putra beliu sebagaimana yang sudah dituliskan di dalam mukadimah kitab al-Ifshah yaitu Utsman, Ma’thuq, Muhammad Ali, Abdul Aziz, Khalid, Mushthafa, Ahmad, dan Ibrahim.

Tinggalkan Balasan