Silsilah Keluarga KH Adlan Aly Cukir

Silsilah Keluarga KH Adlan Aly Cukir
sumber : google

Muhammad Adlan Aly atau KH. Adlan Aly merupakan seorang pemuda yang berdarah Maskumambang Gresik. Dibesarkan dari lingkungan keluarga yang kental dengan agama islam karena sang kakek sendiri seorang pendiri pesantren Maskumambang. Kakek beliau bernama KH. Abdul Djabbar merupakan ulama yang sangat berpengaruh dan dihormati di wilayah Gresik dan maupun sekitarnya. Beliau menjadi orang pertama yang membuka lahan hutan menjadi pemukiman untuk menyiarkan ilmu agama dan dakwah islam.

KH. Abdul Djabbar pernah bekerja di Kantor Kabupaten Sedayu sebagai salah seorang pegawai yang sangat dicintai oleh Kanjeng Bupati. Beliau seorang yang tekun dan cakap dalam mengemban amanahnya. Namun, beliau berhenti karena suatu hal. Setelah itu beliau pergi ke daerah Ngelom, Sidoarjo dan menuntut ilmu disana. Beliau kemudian melanjutkan pendidikannya di Tugu Kedawung Kabupaten Pasuruan. Setelah dirasa cukup dalam menuntut ilmu, beliau kembali ke daerahnya dan menikah dengan mbah Nursimah, putri Kiai Idris, Kebondalem Boureno Bojonegoro.

KH. Abdul Djabbar membuka sebidang tanah yang dahulunya masih merupakan hutan kecil di tengah-tengah desa Sembungan Kidul Kecamatan Dukuh. Setelah berhasil membuka lahan tersebut beliau mendirikan rumah yang sangat sederhana yang kemudian dijadikan tempat tinggal. Beberapa tahun kemudian beliau melaksanakan ibadah haji ke Makkah. Perjalanan mereka tempuh selama dua tahun. Setelah kembali dari Makkah beliau membuka kegiatan keagamaan dan mendirikan mushalla serta tiga pondok pesantren untuk mengajarkan pelajaran agama islam.

Pondok pesantren tersebut dikenal dengan nama Maskumambang karena daerah yang mulanya hutan kecil tidak terawat. Setelah KH. Abdul Djabbar membuka lahan tersebut dan mendirikan pondok pesantren daerahnya menjadi subur dan indah. Tempat untuk menuntut ilmu seakanakan emas yang mengambang (mengapung) dan daerahnya juga dikelilingi sungai jadi, Maskumambang artinya emas yang mengapung.

Baca Juga  Silsilah Keluarga Gus Muhammad Iqdam Blitar

KH. Abdul Djabbar memiliki sepuluh orang anak, diantaranya KH. Rois, Ny. Hj. Alimah, KH. Abu Dzarrin, KH. Faqih, KH. Atqon, KH. Sjahid, Ny. Hj. Muhsinah, KH. Harun, KH. Ahmad Muhtadi dan KH. Abdullah Musta‟in.29 KH. Adlan Aly merupakan cucu dari anaknya yang bernama Ny. Hj. Muhsinah yang menikah dengan Kiai Ali.

KH. Adlan Aly memiliki nama lengkap yaitu Muhammad Adlan Aly, yang lahir di Maskumambang, Gresik Pada tanggal 3 Juni 1900 M dan wafat pada tanggal 6 Oktober 1990. Ayah Kiai Adlan Aly bernama Ali, putra Kiai Abdul Muhyi yang berasal dari desa Dukuh, sebuah desa yang terletak di wilayah Sedayu Gresik. Sedangkan ibunya bernama Muhsinah, putri KH Abdul Djabbar Maskumambang. Ny. Hj. Muhsinah merupakan seorang guru pesantren muslimat Maskumambang. Beliau sangat berpengaruh dan disegani karena ilmu pengetahuan islam. Dari pernikahannya dengan Kiai Ali beliau memiliki 5 orang anak, yaitu:
1. K. Ma‟shum (seorang ahli hisab dan pendiri Pondok Pesantren Seblak Jombang).
2. H. Mahbub.
3. KH. Adlan Aly.
4. Musidah.
5. Rohimah.

KH. Adlan Aly menikah sebanyak tiga kali, namun beliau tidak berpoligami. Beliau menikah lagi setelah istri-istri beliau wafat. Ketiga istri beliau adalah Ny. Hj. Romlah, Ny. Hj. Halimah dan Ny. Hj Musyafa‟ah. Ny. Hj Romlah berasal dari Maskumambang yang besar di lingkungan kental akan agama.Beliau masih merupakan sepupu Kiai Adlan Aly karena putri dari paman Kiai Adlan. Orang tua Kiai Adlan dan Nyai Romlah sepakat untuk menjodohkan mereka berdua. Setelah menikah mereka hidup membina rumah tangga di Cukir.

Dari penikahannya dengan Nyai Romlah, KH. Adlan Aly dikaruniai empat orang anak, yaitu Nyai Hj. Mustaghfiroh, KH. Ahmad Hamdan, Nyai Hj. Sholihah dan KH Abdul Jabbar. Ketika Nyai Sholihah masih berusia lima tahun Kiai Adlan mengajak istrinya yang sedang mengandung beserta anak-anaknya untuk menunaikan ibadah haji. Namun dalam perjalanan pulang ke Tanah Air, Nyai Romlah jatuh sakit dan akhirnya Nyai Romlah beserta janinnya meninggal dunia di atas kapal. Beliau dimakamkan di pulau Weh, sebuah pulau di utara Sumatra.

Baca Juga  Syekh Ihsan Jampes, Ulama Nusantara yang karyanya Mendunia

Putri pertamanya, Nyai Hj. Mustagfiroh menikah dengan KH. Aly Ahmad asal Singosari Malang. Beliau yang membantu Kiai Adlan Aly dalam mendirikan Madrasah Mu‟allimat. Kiai Aly Ahmad juga mendirikan Pondok Pesantren Darul Falah Cukir. Putra kedua, KH. Ahmad Hamdan menjadi penerus kepengurusan Pondok Pesantren Putri Walisongo setelah Kiai Adlan Aly meninggal. Beliau mengetuai presidium dewan pengasuh yang disusun setelah wafatnya Kiai Adlan Aly dan aktif mengisi pengajian di MWC NU di beberapa desa di Jombang maupun sekitarnya.

Sedangkan putri ketiga, Nyai Hj. Sholihah menikah dengan Muchsin, seorang santri KH. Romly Tamim Rejoso. Pada saat muda Nyai Sholihah sudah mendirikan yayasan pendidikan bernama Amiruddin di desa Blendren Wates umpak Trowulan Mojokerto. Yayasan itu berkembang dengan berdiri TK, MI dan Madrasah Tsanawiyah.

Sementara Putra keempat, KH. Abdul Jabbar menikah dengan Nyai Hj. Nihayah, Mantan Pengurus Pimpinan Muslimat NU dan sekarang aktif mengelola pondok Pesantren Putri Walisongo sebagai Penasehat Pengasuh bersama Nyai Hj. Musyafa‟ah.

Nyai Hj. Halimah merupakan istri kedua yang dinikahi Kiai Adlan Aly setelah Nyai Romlah wafat. Beliau menikahi Nyai Hj. Halimah setelah KH. Hasyim Asy‟ari menawarinya untuk menikah dengan keponakannya, yaitu putri dari adik beliau. Karena yang meminta adalah gurunya, beliau menerima dengan senang hati. Nyai Hj. Halimah mendampingi Kiai Adlan Aly selama kurang lebih 40 tahun hingga beliau wafat pada tahun 1982 M. Setiap harinya beliau membantu sang suami dalam membimbing santri. Nyai Halimah juga hafal al-Quran. Beliau bisa hafal karena keistiqamahannya dalam membaca al-Quran.

Nyai Hj. Musyafa‟ah merupakan istri terakhir yang mendampingi Kiai Adlan hingga wafat. Beliau menikah dengan Kiai Adlan pada tahun 1982 M setelah Nyai Halimah wafat. Nyai Musyafa‟ah adalah putri Bapak Mas Syahid, santri Kiai Adlan generasi awal. Nyai Musyafa‟ah merupakan seorang ustadzah di desa Keras. Setelah menikah dengan Kiai Adlan beliau tinggal di Cukir dan mengurusi Pondok Pesantren Putri Walisongo. Memiliki latar belakang seorang pengajar membuat beliau tidak canggung dalam mengajar dan mendidik santrinya. Meskipun sudah mengajar beliau juga menyempatkan diri untuk belajar membaca kitab kuning kepada Kiai Adlan Aly dengan metode sorogan.

Baca Juga  Silsilah keluarga KH Achmad Shiddiq

Sumber : “KH. ADLAN ALY 1900-1990 (STUDI TENTANG PERAN DALAM MENGEMBANGKAN PONDOK PESANTREN PUTRI WALISONGO CUKIR DIWEK JOMBANG)”