Silsilah Keluarga Dr Anregurutta (AG) KH Sanusi Baco: Warisan Keilmuan dan Spiritualitas Ulama Bugis
Dr. Anregurutta (AG) KH. Sanusi Baco adalah salah satu ulama kharismatik asal Sulawesi Selatan yang dikenal luas karena kedalaman ilmu, keteladanan akhlak, dan kontribusinya dalam pengembangan pendidikan Islam. Lahir dari keluarga sederhana, silsilah beliau mencerminkan warisan keilmuan dan spiritualitas yang kuat.
Silsilah dan Latar Belakang Keluarga
KH. Sanusi Baco lahir pada 4 April 1937 di Talawe, Maros, Sulawesi Selatan. Beliau adalah anak kedua dari enam bersaudara. Ayahnya, Baco, dan kakeknya bekerja sebagai petani, namun keluarga ini dikenal sebagai muhibban, yaitu orang-orang yang mencintai ilmu dan ulama.
Meskipun bukan berasal dari keluarga ulama, semangat keilmuan dalam keluarga KH. Sanusi Baco sangat tinggi. Sejak usia lima tahun, beliau dan saudara-saudaranya sudah belajar mengaji kepada guru di kampungnya. Tradisi ini menunjukkan komitmen keluarga dalam menanamkan nilai-nilai keislaman sejak dini.
Pada tahun 1968, KH. Sanusi Baco menikah dengan Dra. Hj. Aminah Adam Sanusi. Dari pernikahan ini, mereka dikaruniai delapan orang anak. Salah satu anak beliau, Dr. KH. Nur Taufiq Sanusi, M.Ag., dikenal sebagai ulama dan aktif dalam kegiatan dakwah.
Pendidikan dan Perjalanan Keilmuan
KH. Sanusi Baco memulai pendidikan formalnya di Sekolah Rakyat pada masa pendudukan Jepang. Setelah itu, beliau melanjutkan pendidikan di Pesantren Darud Da’wah wal Irsyad (DDI) Mangkoso, Barru, selama delapan tahun.
Setelah menyelesaikan pendidikan di DDI Mangkoso, beliau melanjutkan studi ke Universitas Al-Azhar di Kairo, Mesir. Di sana, beliau mendalami ilmu-ilmu keislaman dan memperluas wawasan keilmuannya. Pengalaman belajar di Al-Azhar memberikan kontribusi besar dalam pembentukan karakter dan keilmuan beliau.
Warisan dan Pengaruh
KH. Sanusi Baco dikenal sebagai pendakwah yang mampu menyampaikan pesan-pesan keislaman dengan bahasa yang halus dan santun. Ceramah beliau selalu penuh hikmah dan menyentuh hati pendengarnya. Beliau aktif mengajar di berbagai majelis taklim dan pengajian, serta menjadi pengasuh di Pesantren Nahdlatul Ulum, Maros.
Beliau menjabat sebagai Rais Syuriah PWNU Sulawesi Selatan selama empat periode dan menjadi Ketua Umum MUI Sulawesi Selatan. Peran beliau dalam organisasi keislaman sangat signifikan dalam menjaga kerukunan umat beragama dan memperkuat ukhuwah Islamiyah di Sulawesi Selatan.
Pada tahun 2020, KH. Sanusi Baco dianugerahi penghargaan “Ikon Prestasi Pancasila Tahun 2020” oleh BPIP atas kontribusinya dalam mewujudkan perdamaian dan kerukunan umat beragama di Indonesia.
Wafat dan Pemakaman
KH. Sanusi Baco wafat pada 15 Mei 2021 di Makassar. Jenazah beliau dimakamkan di kampung halamannya di Talawe, Maros. Kepergian beliau meninggalkan duka mendalam bagi masyarakat Sulawesi Selatan dan umat Islam di Indonesia.
Berpulangnya Anregurutta H. Sanusi Baco, seorang Mustasyar Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), menjadi duka mendalam bagi warga Nahdliyyin. Sosok Gurutta selama ini dikenal sebagai salah satu “jimat” atau pilar utama NU, khususnya di kawasan timur Indonesia. Seluruh hidupnya diabdikan untuk membina, memperjuangkan, dan mengembangkan Nahdlatul Ulama. Oleh sebab itu, tidak mengherankan jika ia menjadi rujukan penting dalam berbagai persoalan keagamaan dan kebangsaan.
KH Mahbub Maafi, staf Syuriyah PBNU yang selama ini memiliki kedekatan dengan almarhum, mengenang Anregurutta sebagai pribadi yang santun dan penuh hikmah. “Tutur katanya sangat lembut dan mengandung kedalaman makna. Setiap kata yang terucap mencerminkan dimensi spiritual yang tinggi dan keluasan intelektual yang luar biasa, sehingga nasihat-nasihatnya selalu dinanti oleh banyak orang,” ungkap Kiai Mahbub.
Anregurutta juga dikenal sebagai guru dari para tokoh besar. Di antara santri-santrinya yang menonjol adalah Prof. Dr. Nasaruddin Umar, MA — mantan Katib ‘Aam PBNU periode 2004–2009 dan Imam Besar Masjid Istiqlal Jakarta — yang menempati posisi strategis dalam struktur keulamaan NU.
Kontribusinya di lingkungan NU sangat signifikan. Ia pernah menjabat sebagai Rais Syuriyah PBNU pada periode 2010–2015 dan menjadi salah satu dari sembilan tokoh yang tergabung dalam Ahlul Halli wal Aqdi pada Muktamar Ke-33 NU di Jombang pada tahun 2015. Di tingkat wilayah, ia memimpin sebagai Rais Syuriyah PWNU Sulawesi Selatan. Selain itu, ia juga dipercaya untuk memimpin lembaga keagamaan lainnya, seperti Majelis Ulama Indonesia (MUI) Provinsi Sulawesi Selatan dan Yayasan Masjid Raya Makassar, di mana ia menjabat sebagai ketua umum.
Anregurutta juga aktif membina generasi muda melalui Pesantren Nahdlatul Ulum di Kabupaten Maros, sebuah lembaga pendidikan yang berafiliasi dengan NU. Dedikasi dan pengabdiannya kepada masyarakat menjadikan dirinya mendapat gelar kehormatan Anregurutta, sebuah gelar yang dalam tradisi Bugis-Makassar disematkan kepada ulama yang telah mencapai derajat sosial dan spiritual tinggi serta dihormati luas oleh masyarakat.
KH Mahbub Maafi mengungkapkan keterkejutannya atas wafatnya sang kiai. “Sekitar pukul setengah empat sore kemarin, saya masih sempat berkomunikasi dengan anak beliau. Kami berbincang cukup lama. Tidak menyangka malamnya saya mendapat kabar duka,” tuturnya.
“Telah wafat seorang ulama besar yang juga telah melahirkan banyak santri besar. Semoga kita semua dapat meneladani kehidupan dan perjuangan beliau. Saya bersaksi bahwa beliau termasuk golongan orang-orang baik (min ahlil khair). Lahul Fatihah,” pungkasnya.
Jenazah Anregurutta H. Sanusi Baco dijadwalkan dishalatkan setelah salat Zuhur di Masjid Raya Makassar dan akan dimakamkan di kampung halamannya di Talawe, Kecamatan Bontoa, Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan.
Kesimpulan
Silsilah keluarga KH. Sanusi Baco mencerminkan semangat keilmuan dan spiritualitas yang tinggi. Meskipun berasal dari keluarga sederhana, beliau mampu menjadi ulama besar yang memberikan kontribusi signifikan dalam pengembangan pendidikan Islam dan menjaga kerukunan umat beragama di Indonesia. Warisan beliau terus hidup melalui pesantren yang didirikannya dan keteladanan yang ditinggalkan.
***
Sumber : diolah ulang dari berbagai situs media dan karya tulis ilmiah
media keislaman by : dawuhguru.co.id
baca juga : Silsilah Keluarga Syaikh Mahfudz Termas