Nasihat Prof Quraish Shihab tentang Menghadapi Kehidupan

Nasihat Prof Quraish Shihab
Sumber : dawuhguru
“Hidup terus berlanjut, baik itu kau tertawa atau menangis. Jangan jadikan hidupmu penuh kesedihan yang tidak bermanfaat.”
Prof. Dr. M. Quraish Shihab
“Hidup terus berlanjut, baik itu kau tertawa atau menangis. Jangan jadikan hidupmu penuh kesedihan yang tidak bermanfaat.” Kutipan ini mengingatkan kita bahwa kehidupan adalah sebuah perjalanan yang penuh dengan berbagai pengalaman, baik suka maupun duka. Setiap orang akan mengalami masa-masa sulit, namun bagaimana kita menyikapinya yang menentukan kualitas hidup kita. Alih-alih terjebak dalam kesedihan yang berkepanjangan, kita diajak untuk menemukan kekuatan dalam diri kita dan merangkul kebahagiaan, bahkan di saat-saat yang paling sulit sekalipun.

Kehidupan memang tidak selalu mudah. Ada kalanya kita dihadapkan pada tantangan yang berat, kehilangan yang mendalam, atau kekecewaan yang menghancurkan hati. Namun, penting untuk diingat bahwa setiap orang memiliki kemampuan untuk bangkit dan melanjutkan hidup. Soekarno, proklamator kemerdekaan Indonesia, pernah berkata, “Jangan sekali-kali melupakan sejarah.” Ini berarti kita harus belajar dari pengalaman masa lalu, baik itu kesedihan atau kebahagiaan, dan menggunakan pelajaran tersebut untuk memperkuat diri kita.

Ketika kita mengalami kesulitan, sering kali kita cenderung tenggelam dalam kesedihan dan melupakan bahwa hidup tetap berjalan. Dunia tidak berhenti berputar hanya karena kita merasa terluka atau kecewa. Setiap hari membawa kesempatan baru untuk menemukan kebahagiaan dan makna dalam hidup. Dalam momen-momen sulit ini, kita perlu mengingat bahwa air mata dan tawa adalah bagian dari kehidupan yang tidak terpisahkan. Kita harus belajar untuk menerima keduanya dengan lapang dada dan tetap melanjutkan perjalanan kita.

Kesedihan yang tidak bermanfaat adalah kesedihan yang membuat kita terjebak dalam perasaan negatif dan tidak memberikan pelajaran atau pertumbuhan. Ini adalah jenis kesedihan yang membuat kita merasa putus asa dan tidak berdaya. Sebaliknya, kesedihan yang produktif adalah yang mendorong kita untuk merenung, belajar, dan berkembang. Ketika kita mampu mengubah kesedihan menjadi pelajaran hidup, kita menemukan kekuatan yang lebih besar dalam diri kita.

Baca Juga  Dawuh Gus Baha' tentang Peran Santri dalam Politik

Seperti yang dikatakan oleh Mohammad Hatta, salah satu pendiri bangsa Indonesia, “Pahlawan yang setia itu berkorban, bukan buat dikenal namanya, tetapi semata-mata membela cita-cita.” Hatta mengajarkan bahwa pengorbanan dan perjuangan kita dalam hidup bukan untuk mencari pengakuan, melainkan untuk mencapai tujuan yang lebih besar. Dalam konteks ini, tujuan yang lebih besar bisa berupa kebahagiaan, ketenangan batin, atau pemenuhan diri. Dengan fokus pada tujuan-tujuan ini, kita dapat melangkah maju meskipun menghadapi kesulitan.

Selain itu, penting untuk mengelilingi diri kita dengan orang-orang yang memberikan dukungan positif. Sahabat dan keluarga yang peduli dapat menjadi sumber kekuatan dan kebahagiaan yang tak ternilai. Mereka membantu kita melihat sisi terang dari kehidupan dan mendorong kita untuk terus maju. Bersama mereka, kita dapat menemukan tawa di tengah kesulitan dan merasakan bahwa kita tidak sendirian dalam perjalanan ini.

Namun, kebahagiaan sejati tidak hanya ditemukan dalam hubungan dengan orang lain, tetapi juga dalam diri kita sendiri. Membangun kebahagiaan internal adalah proses yang membutuhkan waktu dan usaha. Ini melibatkan mengenali dan menghargai diri sendiri, menerima kelemahan dan kekuatan kita, serta merawat kesehatan mental dan emosional kita. Dengan cara ini, kita menjadi lebih kuat dalam menghadapi tantangan dan lebih mampu menemukan kebahagiaan dalam situasi apapun.

Penting juga untuk memiliki tujuan dan impian yang memberikan arah dan makna dalam hidup kita. Ketika kita memiliki tujuan yang jelas, kita lebih termotivasi untuk bangkit dari kesulitan dan terus bergerak maju. Seperti yang diungkapkan oleh B.J. Habibie, mantan Presiden Indonesia yang terkenal dengan kecerdasannya, “Tanpa cinta, kecerdasan itu berbahaya. Tanpa kecerdasan, cinta itu tidak cukup.” Habibie menunjukkan bahwa kombinasi antara cinta dan kecerdasan adalah kunci untuk mencapai tujuan besar dalam hidup. Dengan cinta dan kecerdasan, kita dapat menemukan kebahagiaan yang sejati dan bertahan dalam menghadapi tantangan.

Baca Juga  Nasihat Cak Nun tentang Kebersamaan

Selain itu, kita harus belajar untuk melepaskan hal-hal yang tidak dapat kita kendalikan. Banyak dari kesedihan kita berasal dari keinginan untuk mengendalikan situasi atau orang lain. Namun, kenyataannya adalah bahwa kita tidak dapat mengendalikan segala sesuatu dalam hidup ini. Dengan menerima hal-hal yang tidak dapat kita ubah dan fokus pada apa yang bisa kita kendalikan, kita dapat mengurangi stres dan kecemasan yang tidak perlu.

Meditasi dan praktik mindfulness dapat menjadi alat yang sangat berguna dalam proses ini. Dengan mindfulness, kita belajar untuk hidup di saat ini dan menghargai setiap momen apa adanya. Ini membantu kita untuk lebih tenang dan lebih menerima kenyataan hidup, termasuk kesulitan dan penderitaan. Mindfulness mengajarkan kita bahwa meskipun hidup penuh dengan tantangan, kita selalu memiliki pilihan untuk merespon dengan cara yang positif dan konstruktif.

Dalam Islam, ada konsep yang dikenal sebagai “sabar” yang berarti kesabaran dan ketabahan. Sabar bukan hanya tentang menahan diri dari keluhan, tetapi juga tentang menerima kenyataan dengan hati yang lapang dan tetap berusaha dengan gigih. Kesabaran adalah salah satu kualitas yang paling dihargai dan sering disebutkan dalam Al-Qur’an. Ini mengajarkan kita bahwa melalui kesabaran, kita dapat menemukan kekuatan dalam diri kita untuk mengatasi kesulitan dan menemukan kebahagiaan meskipun dalam situasi yang paling menantang.

Kehidupan adalah sebuah perjalanan yang penuh warna, dengan berbagai pengalaman yang membentuk siapa kita sebenarnya. Dengan memilih untuk fokus pada hal-hal positif, menghargai kebahagiaan kecil dalam hidup, dan tetap berusaha meskipun dihadapkan pada kesulitan, kita dapat menjalani hidup yang lebih bermakna dan memuaskan. Ini bukan berarti kita harus mengabaikan kesedihan atau berpura-pura bahwa segalanya selalu baik-baik saja. Sebaliknya, kita harus belajar untuk menghadapi kesedihan dengan cara yang sehat dan produktif, sehingga kita bisa tumbuh dan berkembang sebagai individu yang lebih kuat dan bijaksana.

Baca Juga  Dawuh Gus Mus tentang Agama Cinta

Akhirnya, kita perlu ingat bahwa hidup adalah anugerah yang berharga. Setiap hari adalah kesempatan untuk menemukan kebahagiaan, belajar sesuatu yang baru, dan menjadi versi terbaik dari diri kita sendiri. Dengan merangkul semua aspek kehidupan, baik suka maupun duka, kita dapat menemukan kebahagiaan yang sejati dan terus melangkah maju. Seperti yang diungkapkan oleh R.A. Kartini, “Habis gelap terbitlah terang.” Kutipan ini mengingatkan kita bahwa setelah melalui masa-masa sulit, akan selalu ada cahaya dan harapan baru yang menunggu kita di ujung perjalanan.

Dalam kesimpulannya, hidup terus berlanjut apapun yang terjadi, dan penting bagi kita untuk tidak membiarkan kesedihan yang tidak bermanfaat menguasai hidup kita. Dengan sikap yang positif, ketabahan, dan cinta terhadap diri sendiri dan orang lain, kita dapat menemukan kebahagiaan yang sejati dan menjalani hidup dengan penuh makna dan sukacita.