Nasihat Kiai Said Aqil tentang Kejujuran

Nasihat Kiai Said Aqil
sumber : SAS Institut
“Kejujuran Bagian Dari Akhlakul Karimah Mari kita tingkatkan ruhud din, ruhul Islam, ruhnya agama, bukan hanya salat dan puasa Ramadan yang jelas wajib, bukan hanya haji umroh bagi yang mampu, tapi mari kita tingkatkan ruhul Islam yaitu akhlakul karimah.”
KH. Said Aqil Siraj

Kejujuran: Pilar Utama Akhlakul Karimah dalam Islam

Kejujuran adalah salah satu pilar utama dari akhlakul karimah, atau akhlak mulia, yang sangat ditekankan dalam Islam. KH. Said Aqil Siraj mengingatkan kita bahwa selain menjalankan ibadah-ibadah wajib seperti salat, puasa Ramadan, dan haji bagi yang mampu, kita juga harus meningkatkan ruhul Islam, yaitu semangat dan esensi dari ajaran Islam itu sendiri. Esensi ini tidak lain adalah akhlakul karimah, yang mencakup kejujuran, kebaikan, dan moralitas yang luhur.

Dalam Islam, kejujuran bukan hanya sekadar mengatakan kebenaran, tetapi juga mencakup integritas, transparansi, dan konsistensi antara perkataan dan perbuatan. Kejujuran adalah fondasi dari semua hubungan manusia, baik dengan sesama manusia maupun dengan Allah. Tanpa kejujuran, kepercayaan yang merupakan dasar dari semua hubungan sosial akan runtuh. Oleh karena itu, kejujuran harus menjadi bagian integral dari setiap aspek kehidupan seorang Muslim.

Kejujuran memiliki tempat yang sangat tinggi dalam ajaran Islam. Nabi Muhammad SAW, sebelum diangkat menjadi Rasul, sudah dikenal dengan julukan Al-Amin, yang berarti orang yang dapat dipercaya. Ini menunjukkan betapa pentingnya kejujuran dalam membangun karakter seorang Muslim yang baik. Dalam setiap interaksi sosial, bisnis, dan bahkan dalam menjalankan tugas-tugas keagamaan, kejujuran adalah kunci utama.

Meningkatkan ruhul Islam, atau semangat Islam, berarti menjalankan ajaran Islam tidak hanya sebatas ritual, tetapi juga mencakup moral dan etika dalam kehidupan sehari-hari. Salat, puasa, haji, dan umrah adalah ibadah yang wajib, tetapi ruhul Islam mengajarkan kita bahwa ibadah tidak hanya berhenti pada pelaksanaan ritual. Ibadah harus tercermin dalam karakter dan perilaku sehari-hari, dan salah satu manifestasi terpenting dari ini adalah akhlakul karimah atau akhlak mulia.

Baca Juga  Dawuh Gus Kautsar tentang Nasihat dalam Mencintai

Akhlakul karimah mencakup berbagai sifat terpuji seperti kejujuran, keadilan, kesabaran, dan kasih sayang. Kejujuran menjadi landasan dari semua sifat ini karena tanpa kejujuran, sifat-sifat lain tidak akan memiliki makna yang sejati. Misalnya, keadilan tanpa kejujuran hanya akan menjadi kepura-puraan, dan kasih sayang tanpa kejujuran bisa menjadi manipulatif.

Kejujuran juga sangat relevan dalam konteks modern. Di era digital dan informasi ini, kejujuran sering kali terabaikan. Berita palsu, penipuan online, dan ketidakjujuran dalam berbagai bentuk menjadi tantangan besar. Islam mengajarkan kita untuk selalu berkata jujur dan bertindak jujur, terlepas dari situasi dan konsekuensinya. Hal ini karena kejujuran adalah refleksi dari iman yang kuat dan keyakinan bahwa Allah selalu mengetahui apa yang kita lakukan, baik yang terlihat maupun yang tersembunyi.

Pentingnya kejujuran dalam Islam juga ditekankan dalam berbagai ayat Al-Qur’an dan hadits Nabi Muhammad SAW. Allah berfirman dalam Surah Al-Ahzab ayat 70: “Wahai orang-orang yang beriman, bertakwalah kamu kepada Allah dan katakanlah perkataan yang benar.” Ini menunjukkan bahwa kejujuran adalah bagian dari takwa, yang merupakan inti dari keimanan seorang Muslim. Selain itu, dalam sebuah hadits, Nabi Muhammad SAW bersabda: “Sesungguhnya kejujuran itu membawa kepada kebaikan, dan kebaikan itu membawa ke surga.” Hadits ini menunjukkan betapa besar pengaruh kejujuran terhadap keseluruhan kehidupan seorang Muslim dan hubungannya dengan kebahagiaan akhirat.

Meningkatkan ruhul din atau semangat agama berarti mengintegrasikan nilai-nilai Islam ke dalam semua aspek kehidupan. Ini mencakup tidak hanya aspek ibadah ritual, tetapi juga hubungan sosial, etika bisnis, pendidikan, dan semua bidang kehidupan lainnya. Kejujuran menjadi prinsip yang harus dipegang teguh dalam semua bidang ini. Misalnya, dalam bisnis, seorang Muslim harus memastikan bahwa semua transaksi dilakukan dengan jujur dan adil, tanpa ada penipuan atau kecurangan. Dalam pendidikan, seorang Muslim harus menanamkan nilai-nilai kejujuran kepada generasi muda, mengajarkan mereka pentingnya berkata dan bertindak jujur sejak dini.

Baca Juga  Nasihat Prof Quraish Shihab tentang Kedamaian

Kejujuran juga berperan penting dalam membangun masyarakat yang harmonis dan berkeadilan. Masyarakat yang anggotanya mempraktikkan kejujuran akan memiliki tingkat kepercayaan yang tinggi, yang merupakan fondasi dari stabilitas sosial dan ekonomi. Sebaliknya, masyarakat yang penuh dengan ketidakjujuran dan penipuan akan mengalami disintegrasi dan ketidakstabilan. Oleh karena itu, mempraktikkan kejujuran bukan hanya bermanfaat bagi individu, tetapi juga bagi masyarakat secara keseluruhan.

Namun, mempraktikkan kejujuran sering kali tidak mudah. Ada banyak godaan dan tekanan yang bisa membuat seseorang tergelincir dari jalan kejujuran. Dalam situasi seperti ini, seorang Muslim harus ingat bahwa kejujuran adalah perintah Allah dan merupakan bagian dari akhlakul karimah yang diajarkan oleh Nabi Muhammad SAW. Ketika menghadapi godaan untuk berbohong atau tidak jujur, ingatlah bahwa kejujuran akan selalu membawa kebaikan, bahkan jika pada awalnya tampak sulit atau tidak menguntungkan.

Untuk benar-benar menginternalisasi kejujuran sebagai bagian dari akhlakul karimah, pendidikan dan pembinaan moral sejak dini sangat penting. Keluarga dan lembaga pendidikan memiliki peran besar dalam hal ini. Anak-anak harus diajarkan pentingnya kejujuran dalam setiap aspek kehidupan mereka. Mereka harus diajarkan untuk selalu berkata jujur, bahkan dalam hal-hal kecil, dan melihat kejujuran sebagai bagian dari identitas mereka sebagai Muslim.

Selain pendidikan formal, contoh teladan dari orang tua, guru, dan pemimpin masyarakat juga sangat berpengaruh. Anak-anak belajar banyak dari apa yang mereka lihat dan dengar dari orang-orang di sekitar mereka. Oleh karena itu, penting bagi orang dewasa untuk menjadi teladan yang baik dalam hal kejujuran. Ketika anak-anak melihat orang dewasa di sekitar mereka berperilaku jujur, mereka akan lebih mudah menginternalisasi nilai kejujuran dalam diri mereka.

Baca Juga  Dawuh Gus Baha tentang Cinta Kepada Istri

Dalam konteks komunitas yang lebih luas, upaya untuk meningkatkan kejujuran sebagai bagian dari akhlakul karimah juga harus didukung oleh kebijakan dan sistem yang adil. Misalnya, transparansi dalam pemerintahan dan institusi publik sangat penting untuk menciptakan lingkungan di mana kejujuran dihargai dan penipuan dikutuk. Kebijakan yang mendukung keterbukaan informasi, keadilan, dan akuntabilitas akan membantu mendorong budaya kejujuran di masyarakat.

Kesimpulannya, kejujuran adalah bagian yang tak terpisahkan dari akhlakul karimah, yang merupakan esensi dari ajaran Islam. Kejujuran bukan hanya tentang mengatakan kebenaran, tetapi juga mencakup integritas, transparansi, dan konsistensi dalam segala aspek kehidupan. Meningkatkan ruhul Islam berarti mengintegrasikan nilai-nilai Islam, termasuk kejujuran, ke dalam setiap aspek kehidupan kita. Dengan mempraktikkan kejujuran, kita tidak hanya menjalankan perintah Allah, tetapi juga membantu membangun masyarakat yang harmonis, adil, dan berkeadaban. Dalam dunia yang semakin kompleks dan penuh tantangan ini, kejujuran tetap menjadi pilar utama yang harus dipegang teguh oleh setiap Muslim.