KH Ahmad Hanafiah Ulama Pejuang dari Lampung

KH Ahmad Hanafiah Lampung
sumber : google

KH Ahmad Hanafiah Ulama Pejuang dari Lampung

Sejarah mengabadikan nama KH Ahmad Hanafiah sebagai pejuang kemerdekaan sekaligus ulama berpengaruh dari Kota Sukadana, Kabupaten Lampung Timur, Provinsi Lampung. lahir pada 1905 di Sukadana, Lampung Timur, Kiai Hanafiah merupakan putra sulung KH Muhammad Nur, pimpinan Pesantren Istishodiyah.

Ia juga pernah belajar di sejum lah negara, seperti Malaysia, dan Tanah Suci Makkah, dan Madinah. Semenjak berusia lima tahun, Kiai Hanafiah sudah khatam membaca Al-Qur’an. Ayahandanya adalah sosok ulama yang lama menimba ilmu di Tanah Suci. Kegemaran mencari ilmu sang ayah rupanya menurun kepada sosok Kiai Ahmad Hanafiah la sam-pai di Tanah Suci pada tahun 1930. Se-lanjutnya ia belajar di Masjidil Haram hingga tahun 1936.

Ahmad Hanafiah telah menunjuk-kan kepemimpinannya sejak belia, la pernah menjadi Ketua Himpunan Pe-lajar Islam Lampung di kota Makkah, Arab Saudi.

Di kota suci itu, Kiai Hanafiah ti dak hanya kuliah, tetapi juga menga-jar Agama Islam di Masjidil Haram pada tahun 1934-1936. Sekembalinya ke Indonesia, ia aktif sebagai muba-ligh di Lampung dan menjadi Ketua Serikat Dagang Islam (SDI) di wilayah Kawedanan Sukadana (1937-1942).

Kiai Hanafiah juga dikenal sebagai ulama yang produktif menulis. la ber-hasil melahirkan karya-karya yang aba-di hingga kini, yaitu kitab Al-Hujjah dan Tafsir Ad-Dohri. Kedua kitab ini adalah bukti intelektualitas sang ulama yang diwariskan untuk generasi selanjutnya.

Agresi Belanda tahun 1947 melan-carkan serangan serentak kepada sejumlah daerah di Indonesia, terma-suk Provinsi Sumatera Selatan. Saat itu, Belanda pun mulai menyerang Lampung melalui jalur darat dari Palembang.

Mereka sempat mendapat perla-wanan dari kesatuan TNI, meskipun akhirnya Kota Baturaja dapat dikua-sai Belanda. Agresi tersebut memicu perlawanan laskar rakyat bersama TNI terhadap Belanda dalam pertempuran di Kemarung. Kemarung adalah suatu tempat hutan belukar yang terletak di dekat Baturaja ke arah Martapura, Sumatera Selatan. Di sinilah terjadi pertempuran hebat antara laskar rakyat melawan Belanda.

Baca Juga  Silsilah Keluarga KH Mukhtar Syafa’at

Perlawanan laskar rakyat terga-bung dalam barisan Hizbullah dan Sabilillah yang bersenjatakan golok. TNI dan Laskar Hizbullah yang beren-cana menyerang Baturaja telah dibo-corkan mata-mata, sehingga personel TNI mundur ke Martapura: sedangkan pasukan Laskar Hizbullah yang tengah beristirahat di Kemarung disergap Belanda dan terjadilah pertempuran hebat.

Anggota Laskar Hizbullah banyak yang gugur dan tertawan. Sementara Kiai Hanafiah ditangkap hidup-hi-dup, kemudian dimasukan ke dalam karung dan ditenggelamkan di sungai Ogan. Karena itu hingga sekarang jasadnya tidak diketahui.

Catatan peristiwa sejarah lainnya mengungkapkan bahwa KH Ahmad Hanafiah dikenal pemberani, ditaku-ti, dan disegani lawan. la juga sosok komandan Laskar Hizbullah yang rendah hati dan tidak mau menon-jolkan diri. la selalu berjuang tanpa pamrih.

Kiai Hanafiah memiliki sejumlah pengalaman, di antaranya pada masa penjajahan Jepang, ia menjadi anggo-ta Chuo sangi kai di Karesidenan Lam-pung tahun 1945-1946. la pun menjadi Ketua partai Masyumi dan pimpinan Hizbullah Kewedanan Sukadana.

la lalu menjadi anggota DPR Karesidenan Lampung pada tahun 1946-1947. Pernah juga menjabat wakil kepala merangkap kepala bagian Islam pada kantor Jawatan Agama Ka-residenan Lampung sejak awal 1947.

***

Sumber : Ditulis dan dimuat ulang dari majalah Gontor – Media Perekat Umat. Edisi 05 Tahun XX

media keislaman by : dawuhguru.co.id

baca juga : Silsilah Keluarga Syaikh Mahfudz Termas