“Titeni yo cung, angger wulan April kok nyekel duwit, alamat setahun nggowo duwit, iki ora ono kitabe tapi keno gawe titenan,”
Mbah Moen.
Tiap Bulan April, sebuah “meme” tentang dawuh (pesan-nasehat) dari almarhum KH Maimoen Zubair beredar luas. Isi dawuh tersebut kurang lebih adalah: “Ingatlah anakku, jika di bulan April kamu memiliki uang, maka tanda selama setahun kamu akan memiliki uang. Hal ini memang tidak terdapat dalam kitab, namun bisa dijadikan sebagai pengingat.” Jika direnungkan, pesan ini memiliki makna yang mendalam.
Penafsiran Dawuh KH Maimoen Zubair
Ada yang menganggap pesan dawuh ini tidak berarti apa-apa, kosong tanpa isi. Bahkan, ada yang menganggapnya sebagai lelucon, serupa dengan April Mop. Ironisnya, beberapa orang bahkan mengaitkannya dengan lelucon para elit politik yang sering saling berkoreksi, mengakibatkan kebijakan yang sering berubah-ubah.
Namun, untuk benar-benar memahami apa yang disampaikan oleh KH Maimoen Zubair, kita perlu merujuk pada pemikiran Kuntowijoyo, bahwa seseorang harus mencapai kesadaran Ilmu agar dawuh tersebut benar-benar “sampai”. Tanpa kesadaran ini, dawuh hanya akan menjadi kata-kata kosong, atau bahkan dapat menimbulkan kesalahpahaman.
Mengapa Harus Sampai pada Kesadaran Ilmu?
Menurut Kuntowijoyo, kesadaran manusia terbagi dalam tiga tingkatan: mitos, ideologi, dan ilmu. Untuk memahami dawuh KH Maimoen Zubair, kita harus mencapai kesadaran ilmu, tingkat kesadaran tertinggi pada manusia. Dengan kesadaran ini, manusia dapat melakukan objektifikasi dan menempatkan logika, etika, dan estetika dengan tepat tanpa harus meninggalkan cara berpikir yang profetik.
Apa Arti Bulan April?
Bulan April memiliki banyak peristiwa penting. Salah satunya adalah kelahiran Nabi Muhammad SAW, yang sering hanya diingat berdasarkan kalender Hijriyah, 12 Rabiul Awal. Mengaitkan kelahiran Nabi Muhammad dengan bulan April dalam kalender Masehi membantu mengakhiri pemisahan antara kalender Hijriyah dan Masehi yang sering terjadi di kalangan umat Islam.
April di Indonesia
Di Indonesia, bulan April seringkali menjadi bulan panen raya di berbagai tempat, menandakan bulan April identik dengan panen. Kondisi ini secara tidak langsung menunjukkan bahwa April adalah bulan yang menggambarkan kelimpahan dan kecukupan pangan.
Memahami Dawuh KH Maimoen Zubair
Untuk memahami dawuh KH Maimoen Zubair, ada dua aspek penting. Pertama, konsep “uang” dalam dawuh ini tidak harus dimaknai secara harfiah sebagai alat tukar, melainkan sebagai simbol dari keberkahan dan hasil kerja keras, terutama bagi masyarakat tani. Kedua, penting untuk memisahkan kondisi politik dari pesan dawuh, karena kondisi politik dapat berubah-ubah, sedangkan pesan dawuh memiliki nilai yang lebih universal dan abadi.
Dawuh KH Maimoen Zubair tentang bulan April dan uang sebenarnya menawarkan sebuah perspektif filosofis tentang kehidupan, kerja keras, dan keberkahan. Dengan mencapai kesadaran ilmu, kita dapat memahami makna tersembunyi di balik dawuh tersebut, yang mengajarkan kita tentang pentingnya kerja keras dan penghargaan atas hasil yang diperoleh.