Dawuh Kiai Said Aqil tentang Bersyukur Menjadi Manusia

Dawuh Kiai Said Aqil
sumber : duta hmwi
“Kita patut bersyukur karena diciptakan sebagai manusia. Terlebih kita telah beriman dan memeluk agama Islam. Bersyukur pula kita manut ulama, ikut jadi warga NU”
KH. Said Aqil Siraj

Bersyukur Menjadi Manusia, Muslim, dan Warga Nahdlatul Ulama

KH. Said Aqil Siraj menyampaikan pesan penting tentang rasa syukur yang perlu kita miliki sebagai manusia, Muslim, dan khususnya sebagai warga Nahdlatul Ulama (NU). Syukur adalah salah satu bentuk ibadah yang sangat dianjurkan dalam Islam. Rasa syukur tidak hanya mencerminkan kerendahan hati kita di hadapan Allah SWT, tetapi juga meningkatkan kualitas hidup dan keimanan kita. Mari kita renungkan lebih dalam makna syukur dalam konteks ini dan bagaimana kita bisa mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari.

Bersyukur Sebagai Manusia

Pertama-tama, kita harus bersyukur karena diciptakan sebagai manusia. Manusia adalah makhluk yang paling mulia di antara ciptaan Allah SWT. Dalam Al-Qur’an, Allah berfirman: “Sungguh, Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya” (QS. At-Tin: 4). Ayat ini mengingatkan kita bahwa manusia memiliki keistimewaan yang tidak dimiliki oleh makhluk lain. Kita diberi akal, hati, dan kemampuan untuk berpikir serta berbuat kebaikan.

Sebagai manusia, kita memiliki tanggung jawab besar untuk memanfaatkan potensi dan kemampuan kita sebaik mungkin. Bersyukur sebagai manusia berarti kita harus menjaga dan mengembangkan diri kita dengan cara yang bermanfaat bagi diri sendiri, keluarga, dan masyarakat. Kita harus selalu berusaha untuk meningkatkan kualitas hidup, baik dari segi spiritual, intelektual, maupun sosial.

Bersyukur sebagai manusia juga berarti kita harus menjaga hubungan baik dengan sesama makhluk. Islam mengajarkan pentingnya hubungan baik antara manusia dengan sesama manusia, dengan lingkungan, dan dengan seluruh ciptaan Allah. Ini mencakup sikap saling menghormati, tolong-menolong, dan menjaga kelestarian alam. Dengan bersyukur, kita akan lebih menghargai kehidupan dan berusaha untuk selalu berbuat baik.

Baca Juga  Nasihat Habib Luthfi tentang Bahaya Hasud dan Sifat Lalai

Bersyukur Sebagai Muslim

Selanjutnya, kita perlu bersyukur karena telah diberi hidayah oleh Allah SWT untuk memeluk agama Islam. Iman adalah anugerah terbesar yang harus kita syukuri. Sebagai Muslim, kita memiliki panduan hidup yang jelas melalui Al-Qur’an dan Hadis. Islam memberikan pedoman lengkap tentang bagaimana menjalani kehidupan yang baik dan bermakna, baik dalam hubungan kita dengan Allah maupun dengan sesama manusia.

Bersyukur sebagai Muslim berarti kita harus selalu berusaha untuk meningkatkan keimanan dan ketakwaan kita kepada Allah. Ini bisa dilakukan melalui berbagai ibadah seperti salat, puasa, zakat, dan haji. Selain itu, kita juga harus selalu berusaha untuk menambah ilmu agama dan memahami ajaran Islam dengan lebih baik. Dengan memahami dan mengamalkan ajaran Islam, kita akan semakin dekat dengan Allah dan mendapatkan kebahagiaan sejati, baik di dunia maupun di akhirat.

Sebagai Muslim, kita juga diajarkan untuk selalu bersyukur dalam segala keadaan, baik saat senang maupun susah. Rasulullah SAW bersabda: “Sungguh menakjubkan urusan seorang mukmin, karena segala urusannya adalah baik baginya. Dan itu tidaklah didapati kecuali pada diri seorang mukmin, yaitu apabila mendapatkan kesenangan ia bersyukur, maka itu adalah kebaikan baginya. Dan apabila tertimpa kesusahan ia bersabar, maka itu adalah kebaikan baginya” (HR. Muslim). Hadis ini mengajarkan kita untuk selalu bersikap positif dan bersyukur dalam segala situasi.

Bersyukur Sebagai Warga Nahdlatul Ulama

Terakhir, KH. Said Aqil Siraj menekankan pentingnya bersyukur karena kita menjadi bagian dari Nahdlatul Ulama (NU). NU adalah organisasi keagamaan terbesar di Indonesia yang didirikan oleh KH. Hasyim Asy’ari dan para ulama lainnya pada tahun 1926. NU memiliki peran besar dalam perkembangan Islam di Indonesia dan dunia, serta berkomitmen untuk menjaga dan melestarikan ajaran Ahlussunnah wal Jama’ah.

Baca Juga  150 Kata Bijak Jak Ma (Jack Ma) Penggugah Semangat untuk Sukses

Sebagai warga NU, kita harus bersyukur karena dapat mengambil bagian dalam upaya menjaga dan mengembangkan ajaran Islam yang moderat, toleran, dan rahmatan lil ‘alamin. NU selalu menekankan pentingnya menjaga keseimbangan antara tradisi dan modernitas, serta mengedepankan pendekatan dakwah yang damai dan penuh hikmah. Dengan menjadi bagian dari NU, kita memiliki kesempatan untuk berkontribusi dalam berbagai kegiatan keagamaan, sosial, dan kemanusiaan yang bermanfaat bagi umat dan bangsa.

Bersyukur sebagai warga NU juga berarti kita harus menghormati dan mengikuti nasihat serta bimbingan para ulama. Ulama adalah pewaris nabi yang memiliki pengetahuan dan pemahaman mendalam tentang ajaran Islam. Mereka berperan penting dalam membimbing umat agar tetap berada di jalan yang benar. Mengikuti ulama berarti kita menghargai ilmu dan kebijaksanaan mereka, serta berusaha untuk mengamalkan ajaran Islam dengan benar.

Sebagai warga NU, kita juga diajarkan untuk selalu menjaga persatuan dan kesatuan umat. NU selalu mengedepankan pentingnya ukhuwah Islamiyah, ukhuwah wathaniyah, dan ukhuwah basyariyah, yang berarti persaudaraan sesama Muslim, persaudaraan sesama warga negara, dan persaudaraan sesama manusia. Dengan menjaga persatuan, kita dapat menghadapi berbagai tantangan dan ancaman yang dapat merusak keharmonisan umat dan bangsa.

Mengamalkan Rasa Syukur dalam Kehidupan Sehari-hari

Rasa syukur yang diajarkan oleh KH. Said Aqil Siraj tidak hanya berhenti pada ucapan, tetapi harus diwujudkan dalam tindakan nyata. Ada beberapa cara yang bisa kita lakukan untuk mengamalkan rasa syukur dalam kehidupan sehari-hari:

  1. Meningkatkan Ibadah: Salah satu cara terbaik untuk bersyukur adalah dengan meningkatkan ibadah kita kepada Allah. Lakukanlah salat dengan khusyuk, perbanyak dzikir dan doa, serta berusahalah untuk menjalankan puasa sunnah dan ibadah-ibadah lainnya.
  2. Berbuat Kebaikan: Bersyukur juga berarti kita harus berbuat kebaikan kepada sesama. Bantulah orang-orang yang membutuhkan, baik itu dengan memberikan sedekah, membantu pekerjaan mereka, atau sekadar memberikan nasihat dan dukungan moral.
  3. Menjaga Amanah: Sebagai manusia dan Muslim, kita diberi berbagai amanah oleh Allah. Jaga amanah tersebut dengan baik, baik itu dalam pekerjaan, keluarga, atau dalam kehidupan bermasyarakat. Tunjukkan integritas dan tanggung jawab dalam setiap peran yang kita emban.
  4. Menghargai Ilmu: Teruslah belajar dan mengembangkan pengetahuan kita. Ilmu adalah salah satu nikmat besar yang harus kita syukuri. Dengan ilmu, kita dapat memahami ajaran Islam dengan lebih baik dan mengamalkannya dengan benar.
  5. Menjaga Lingkungan: Sebagai bagian dari rasa syukur, kita juga harus menjaga lingkungan sekitar kita. Jaga kebersihan, kurangi penggunaan plastik, dan lakukan upaya-upaya lain untuk melestarikan alam.
  6. Menghormati Ulama: Taatilah nasihat dan bimbingan para ulama. Hadirilah majelis ilmu dan pengajian yang mereka adakan, dan berusahalah untuk mengamalkan ajaran yang mereka sampaikan.
Baca Juga  Dawuh Gus Baha tentang Memahami Simbolisme

Dengan mengamalkan rasa syukur dalam berbagai aspek kehidupan, kita akan semakin dekat dengan Allah dan mendapatkan keberkahan dalam hidup. Rasa syukur yang tulus akan membawa kita pada kebahagiaan sejati, baik di dunia maupun di akhirat.

Kesimpulan

KH. Said Aqil Siraj mengingatkan kita akan pentingnya bersyukur karena diciptakan sebagai manusia, diberikan hidayah untuk memeluk Islam, dan menjadi bagian dari Nahdlatul Ulama. Rasa syukur ini harus diwujudkan dalam tindakan nyata yang mencerminkan keimanan dan ketaatan kita kepada Allah. Dengan bersyukur, kita akan lebih menghargai hidup, menjaga hubungan baik dengan sesama, dan berkontribusi positif dalam masyarakat. Mari kita terus memupuk rasa syukur dalam hati dan mengamalkannya dalam setiap aspek kehidupan, sehingga kita dapat meraih kebahagiaan sejati dan keberkahan dari Allah SWT.