Siapa yang tidak mengenal sosok pendakwah kondang asal Bojonegoro, Jawa Timur KH Anwar Zahid? Tentu namanya sudah tidak asing lagi, sebab beliau memiliki ciri khas tersendiri dalam menyampaikan materi dakwahnya. Namun di balik kepopulerannya, tentu ada sosok istri yang senantiasa mendampinginya. Lalu siapa nama istri KH Anwar Zahid?
Barangkali yang menjadi pertanyaan selama ini adalah tentang sosok sang istri KH Anwar Zahid yang belum banyak orang yang tahu tentang latar belakang istri beliau.
Istri adalah salah satu sosok yang punya peran penting dalam perjalanan hidup. Istri KH Anwar Zahid senantiasa menemani dalam setiap proses membesarkan Pondok Pesantren Sabilunnajah, Simo, Bojonegoro.
Kyai Haji Anwar Zahid menikah dengan perempuan bernama Hajjah Isrina, yang kini menjadi ibunyai di pondok pesantren yang ia asuh dan juga ibu dari putra bernama Abdillah Izulhaq ini memiliki nama lengkap Hajjah Isrina, lahir pada tahun 1985.
Ponpes yang didirikan oleh Kyai Anwar Zahid adalah pesantren yang sangat ramah terhadap anak yatim piatu, karena pesantren tersebut memberikan biaya gratis bagi anak yatim piatu.
Pesantren tersebut memberikan biaya gratis yang mencakup asrama, kitab, hingga seragam, sehingga mereka yang tidak lagi memiliki orang tua tetap bisa melanjutkan pendidikan.
Saat ini, pesantren tersebut memiliki dua jenjang sekolah formal, yakni Madrasah Tsanawiyah setingkat SMP dan Madrasah Aliyah setingkat SMA. Ketika acara syukuran ulang tahun, Kyai Haji Anwar Zahid bahkan berharap bahwa ia dan sang istri bisa menggantikan sosok orang tua bagi para anak yatim asuhannya.
Dikutip dari akun Instagram resminya, @abahkhanzah_official, Kamis (29/08/2024), Kiai Anwar Zahid menyampaikan harapannya untuk bisa memberikan pendidikan setinggi-tingginya bagi anak yatim piatu, yakni sampai jenjang sarjana.
Dalam unggahan di Instagram tersebut tampak Hajjah Isrina beberapa kali menemani KH Anwar Zahid berdakwah di berbagai acara. Selain itu, mereka juga kerap membagikan foto-foto ketika bersama jamaah umroh.
Tak hanya mendampingi dalam dakwah dan ibadah ke Tanah Suci, Ibunyai, yang telah disapa “ibu” oleh para santri, juga pernah mendampingi sang suami berwisata bersama murid-muridnya ke Jawa Tengah. (*)