Resep Mendidik Anak dari Abah Guru Sekumpul

Oleh: Aqib Muhammad Kh

Diriwayatkan dari Abu Harairah Ra, bahwasanya Nabi Muhammad Saw bersabda: “Apabila Anak Adam wafat, maka terputuslah semua amalnya kecuali tiga perkara: shodaqoh jariyah, ilmu yang bermafaat, dan anak sholeh yang mendoakannya.” (HR. Muslim)

Nah, zaman sekarang, ideologi anak lebih dominan dikuasai oleh alat-alat elektronik, seperti handphone, komputer, dan media-media sosial seperti instagram, facebook, whatsapp, twitter, dan lain-lain. Karena itu, orangtua lebih sering terkesan dicueki atau tidak seberapa dijadikan acuan oleh para anak zaman ini.

Peran mendidik anak bagi orangtua adalah sebuah tuntutan syariat, sebagaimana yang diajarkan oleh Nabi Muhammad Saw dalam sebuah hadist: ““Perintahkan anak-anak kalian untuk melakukan salat saat usia mereka tujuh tahun, dan pukulah mereka (jika meninggalkannya) saat usia sepuluh tahun. Dan pisahkan tempat tidur mereka.”

Hadist di atas mengajarkan, betapa orangtua harus mendidik anaknya secara intensif dan istiqomah, selalu diawasi dan dipantau, agar tidak melakukan hal-hal yang dilarang oleh agama. Apalagi zaman ini, anak-anak sangat rawan untuk melihat konten-konten dewasa di google dan media sosial lainnya.

Seorang pemimpin para wali di zamannya, al-Habib Abdul Qodir bin Ahmad as-Segaf, sangat dipantau oleh ayah beliau, Habib Ahmad as-Seggaf. Pernah pada suatu ketika, ketika Habib Abdul Qodir brangkat ke masjid untuk berjama’ah, sang ayah mengetahui bahwa Habib Abdul Qodir telat datang ke masjid, hingga tertingal beberapa rakaat sholat jamaah, sehingga beliau harus berada di barisan shof belakang.

Mengetahui sang anak tidak berada di shof terdepan, Habib Ahmad menanyai Habib Abdul Qodir ketika pulang: “Apakah kamu tadi berjamaah, wahai anakku?”

Habib Abdul Qodir menjawab: “Jamaah, Bah.” Siapa di samping kiri dan kananmu?” tanya Habib Ahmad

Baca Juga  Ijazah Mempermudah Belajar dari Habib Lutfi bin Ali bin Hasyim bin Yahya

“Di samping kiriku fulan, di samping kananku fulan, Bah.”

Karena mengetahui sang anak berbohong, Habib Ahmad bertanya lagi kepada Habib Abdul Qodir untuk memastikan jawabannya. “Apakah benar apa yang kamu katakan, Nak?”

“Iya, Bah.”

Singkat kata, Habib Ahmad mengajak Habib Abdul Qodir mengunjungi orang-orang yang telah disebutkan oleh Habib Abdul Qodir. Sesampainya di masing-masing fulan, Habib Ahmad menanyai mereka, apakah benar adanya bahwa Habib Abdul Qodir, anaknya, memang benar-benar di sampingnya? Tentu Habib Ahmad sudah tahu jawaban mereka sebelum bertanya. Tapi hal itu beliau lakukan untuk mendidik anaknya agar tidak berbohong dan selalu istiqomah dalam hal kebaikan.

“Sejak saat itu, aku tidak pernah sholat jama’ah di masjid kecuali menjadi orang yang paling awal datang,” dawuh Habib Abdul Qodir.

Karena pentingnya mendidik anak, maka akan saya paparkan wasiat Abah Guru Sekumpul untuk mendidik anak supaya menjadi anak yang sholeh/sholihah. Ujar beliau: “Kalau ingin punya keturunan wali, atau setidaknya orang sholih atau alim, maka hendaklah lakukan hal-hal berikut ini:

  1. Menjaga Diri dari Mengkonsumsi Makanan atau Minuman yang Haram atau Syubhat.

Sebelum istri hamil, hendaknya seseorang yang ingin mempunyai keturunan sholih/sholihah, agar menjaga perut untuk tidak mengkonsumsi makanan atau minuman yang haram atau syubhat. Hal ini adalah syarat awal bagi seseorang yang mengingingkan keturunan sholih/sholihah.

  1. Banyak-banyak Membaca Sholawat Saat Istri Hamil.

Setelah istri hamil 2 bulan, sebelum tidur, hendaknya sang suami membaca sholawat (dengan shigot sholawat apapun) sebanyak-banyaknya sambil mengelus-elus perut istri, kemudian ditutup dengan bertawassul kepada para wali-wali Allah Swt.

  1. Sering Membaca al-Qur’an

Rajin-rajinlah membaca al-Qur’an di hadapan istri yang sedang hamil. Karena wanita hamil yang sering dibacakan al-Qur’an, insya Allah anaknya akan gemar membaca al-Qur’an sedari kecil hingga tua, sebab barakahnya al-Qur’an.

  1. Amalkan Doa Ini Ketika Anak Lahir

Ketika anak lahir, hendaknya seorang ayah membacakan doa yang diucapkan oleh Nabi Muhammad Saw. kepada Ibnu Abbas, yaitu: “Allahumma faqqihhu fiddin, wa ‘allimhu at-ta’wil.” (“Ya Allah, fahamkanlah dia (anakku) ilmu agama, dan ajarkanlah (dia) ilmu ta’wil (tafsir al-Qur’an), kemudian diadzani di telinga kanan, iqomah di telinga kiri. Setelah itu, bacalah surat al-Qodar sebanyak 7 kali, kemudian membatin dalam hati sembari bertawassul kepada Rasulullah Saw: “Ya Rasulullah, umatmu ini lahir, dan berilah dia cahayamu.”

  1. Senantiasa Mendoakan Anak Agar Dijadikan Anak yang Sholeh/Sholihah

Selalu mendoakan anak agar dijadikan wali dan menjadi anak yang sholih/sholihah.

  1. Memberi Nama Anak dengan Nama Orang-Orang Sholih

Hendaknya orangtua memberikan nama kepada anaknya dengan nama-nama orang sholeh. Jikalau laki-laki, maka berilah awalan Muhammad atau Ahmad. Karena rumah yang di dalamna terdapat nama Muhammad atau Ahmad, maka keberkahan dari rumah tersebut tidak akan surut.

Baca Juga  Ya Hayyu Ya Qoyyum Birohmatika Astaghits Artinya

Itulah wasiat Guru Sekumpul mengenai tata cara mendidik anak agar menjadi wali, atau menjadi anak yang sholih/sholihah. Semoga anak-anak berataan kita menjadi anak yang sholeh/sholihah.

Wallahu a’lam..

Minta rela, minta ridho, Maaf atas segala khilaf.

 

Tinggalkan Balasan