Quotes Gus Dur tentang Menggenggam Kehidupan

Quotes Gus Dur
sumber : dawuh guru

“Terkadang engkau perlu sejenak untuk tidak memikirkan masa depanmu. Rehatkan pikiranmu dan sadari bahwa Allah SWT telah mengatur semua urusanmu.”

KH. Abdurrahman Wahid

Menggenggam Kehidupan dengan Percaya Diri: Renungan dari KH. Abdurrahman Wahid

Kehidupan modern sering kali membuat kita terjebak dalam kekhawatiran yang berlebihan tentang masa depan. Pikiran kita dipenuhi oleh target-target yang harus dicapai, harapan-harapan yang harus dipenuhi, dan ketakutan akan kegagalan yang membayangi setiap langkah. Di tengah derasnya arus kehidupan seperti ini, petuah dari KH. Abdurrahman Wahid, yang akrab disapa Gus Dur, memberikan sebuah oase ketenangan. Beliau mengingatkan kita untuk sejenak melepaskan diri dari belenggu kekhawatiran masa depan dan menyadari bahwa Allah SWT telah mengatur segala urusan kita.

Gus Dur, seorang ulama besar yang juga pernah menjadi Presiden Indonesia, dikenal karena kebijaksanaannya yang mendalam dan kemampuannya melihat kehidupan dengan perspektif yang lebih luas. Dalam petuahnya, ia mengajak kita untuk rehat sejenak, menghentikan segala pikiran yang terlalu fokus pada masa depan. Ini bukan berarti kita harus berhenti merencanakan atau berusaha mencapai tujuan kita, melainkan kita perlu memahami batas antara usaha manusia dan kuasa Tuhan.

Dalam kehidupan sehari-hari, banyak dari kita yang terjebak dalam rutinitas yang melelahkan. Kita terus-menerus berpikir tentang pekerjaan, karir, pendidikan, dan berbagai tanggung jawab lainnya. Semua ini seolah-olah menjadi beban yang terus menghimpit. Pikiran kita selalu dipenuhi oleh pertanyaan-pertanyaan tentang apa yang akan terjadi di masa depan. Bagaimana jika gagal? Bagaimana jika rencana tidak berjalan sesuai harapan? Kekhawatiran-kekhawatiran ini tidak hanya menguras energi, tetapi juga bisa merusak kesehatan mental dan fisik kita.

Pesan Gus Dur mengajak kita untuk berhenti sejenak dan merenung. Mengambil waktu untuk beristirahat dan menenangkan pikiran adalah langkah penting untuk menjaga keseimbangan hidup. Saat kita berhenti sejenak, kita memberikan kesempatan bagi diri kita untuk bernapas, untuk melihat segala sesuatu dari perspektif yang lebih tenang dan jernih. Rehat ini bukan sekadar fisik, tetapi juga mental dan spiritual.

Dalam momen-momen ketenangan inilah, kita dapat merasakan kehadiran Allah SWT yang selalu mengatur segala urusan kita. Keyakinan bahwa Tuhan telah mengatur segala sesuatu memberikan ketenangan dan kelegaan. Ini bukan berarti kita menyerah dan tidak berusaha, tetapi kita diajak untuk memasrahkan hasil akhir kepada Yang Maha Kuasa. Segala usaha dan ikhtiar yang kita lakukan tetaplah penting, namun hasil akhirnya adalah hak prerogatif Tuhan.

Dengan memahami bahwa ada kekuatan yang lebih besar yang mengatur hidup kita, kita dapat meredakan ketegangan dan kekhawatiran. Kita menjadi lebih fokus pada proses daripada hasil. Proses inilah yang sebenarnya memberikan nilai dan makna pada kehidupan kita. Dalam setiap langkah, kita belajar, tumbuh, dan berkembang. Kita menjadi pribadi yang lebih baik, bukan karena kita selalu berhasil mencapai semua tujuan, tetapi karena kita terus berusaha dengan niat yang baik dan ikhlas.

Kepercayaan kepada Allah SWT juga mengajarkan kita tentang pentingnya tawakal. Tawakal bukanlah sikap pasif, tetapi sebuah bentuk penyerahan diri yang aktif. Kita tetap melakukan segala upaya dengan sungguh-sungguh, namun kita juga memahami bahwa hasil akhirnya bukan sepenuhnya berada di tangan kita. Sikap tawakal memberikan kekuatan untuk tetap bertahan dan bersabar dalam menghadapi segala cobaan. Dengan tawakal, kita tidak mudah putus asa ketika menghadapi kegagalan atau rintangan.

Pesan Gus Dur juga mengingatkan kita akan pentingnya bersyukur. Di tengah segala upaya dan rencana yang kita buat, sering kali kita lupa untuk bersyukur atas apa yang sudah kita miliki. Bersyukur adalah cara untuk menyadari bahwa hidup kita penuh dengan berkah dan nikmat yang mungkin sering kita abaikan. Saat kita bersyukur, kita lebih mudah menerima segala keadaan, baik itu kesuksesan maupun kegagalan. Bersyukur membantu kita untuk melihat sisi positif dalam setiap situasi dan menjaga hati tetap tenang dan ikhlas.

Mengambil waktu untuk tidak memikirkan masa depan juga membuka ruang bagi kita untuk hidup lebih sepenuhnya di masa kini. Terlalu fokus pada masa depan sering kali membuat kita lupa menikmati saat-saat berharga yang ada di depan mata. Kehidupan adalah rangkaian momen-momen kecil yang penuh makna. Ketika kita belajar untuk hadir sepenuhnya di setiap momen, kita dapat merasakan kebahagiaan yang sejati. Kita lebih mampu menghargai hubungan dengan orang-orang terdekat, menikmati keindahan alam, dan merasakan kebahagiaan dalam hal-hal sederhana.

Dalam konteks yang lebih luas, pesan Gus Dur juga relevan dalam menghadapi berbagai tantangan global yang kompleks. Di tengah ketidakpastian yang melanda dunia, baik itu dalam bentuk krisis ekonomi, konflik, maupun perubahan iklim, kita perlu mengingat bahwa ada kekuatan yang lebih besar yang mengatur segala sesuatu. Dengan keyakinan ini, kita dapat bekerja sama untuk mencari solusi tanpa terjebak dalam ketakutan dan kekhawatiran yang berlebihan. Kita dapat tetap optimis dan percaya bahwa segala sesuatu akan berjalan sesuai dengan rencana Tuhan yang Maha Bijaksana.

Akhir kata, pesan dari KH. Abdurrahman Wahid mengajarkan kita tentang pentingnya keseimbangan dalam hidup. Di satu sisi, kita diajak untuk tetap berusaha dan merencanakan masa depan dengan baik. Di sisi lain, kita juga diajak untuk tidak terlalu khawatir dan memasrahkan hasil akhir kepada Allah SWT. Dengan sikap ini, kita dapat menjalani kehidupan dengan lebih tenang, penuh rasa syukur, dan optimisme. Kehidupan menjadi lebih bermakna ketika kita menyadari bahwa kita tidak sendirian, bahwa ada Tuhan yang selalu mengatur segala urusan kita dengan penuh kasih sayang dan kebijaksanaan.

Baca Juga  Dawuh Gus Kautsar tentang Pentingnya Memilih Guru