Dawuh Gus Kautsar tentang Pentingnya Memilih Guru

Gus Kautsar
Sumber : dawuhguru
“Penting sekali kita mendapat panutan, mendapatkan guru yang tepat, karena situasi hari ini seperti ini. Jadi harus mencari guru yang sanadnya jelas, jangan semaunya sendiri. Jangan kemudian sudah bisa bahasa arab, faham bahasa arab lalu tidak mencari guru.”
Gus Muhammad Abdurrahman Al-Kautsar – Ploso Kediri
Dalam kehidupan yang semakin kompleks dan penuh tantangan seperti saat ini, memiliki panutan atau guru yang tepat menjadi sangat krusial. Pernyataan “Penting sekali kita mendapat panutan, mendapatkan guru yang tepat, karena situasi hari ini seperti ini. Jadi harus mencari guru yang sanadnya jelas, jangan semaunya sendiri. Jangan kemudian sudah bisa bahasa Arab, faham bahasa Arab lalu tidak mencari guru” menegaskan pentingnya seorang guru dalam proses belajar. Guru yang tepat bukan hanya memberikan pengetahuan, tetapi juga membimbing kita dengan kebijaksanaan dan pengalaman.
Sanad, atau rantai transmisi ilmu, adalah konsep fundamental dalam tradisi Islam. Sanad memastikan bahwa ilmu yang diterima adalah valid dan sahih, karena ditransmisikan melalui jalur yang terpercaya. Dalam konteks ini, mencari guru yang memiliki sanad yang jelas berarti kita mendapatkan ilmu yang dapat dipertanggungjawabkan.
Rasulullah SAW bersabda, “Barang siapa yang menempuh suatu jalan untuk mencari ilmu, maka Allah akan memudahkan baginya jalan ke surga” (HR. Muslim). Hadits ini menekankan betapa pentingnya proses mencari ilmu dan, lebih jauh lagi, menunjukkan bahwa proses ini harus dilakukan dengan cara yang benar. Mendapatkan ilmu dari sumber yang terpercaya adalah bagian dari jalan yang benar tersebut.

Guru bukan hanya seorang penyampai ilmu, tetapi juga seorang pembimbing yang dapat memberikan teladan dalam kehidupan sehari-hari. Dalam QS. Al-Mujadilah ayat 11, Allah SWT berfirman:

Baca Juga  Nasihat Kiai Said Aqil tentang Islam Nusantara

يَرْفَعِ اللَّهُ الَّذِينَ آمَنُوا مِنكُمْ وَالَّذِينَ أُوتُوا الْعِلْمَ دَرَجَاتٍ وَاللَّهُ بِمَا تَعْمَلُونَ خَبِيرٌ

“Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.”

Ayat ini menunjukkan bahwa orang yang berilmu memiliki derajat yang tinggi di sisi Allah SWT. Namun, untuk mencapai derajat ini, seseorang harus memastikan bahwa ilmu yang diperoleh adalah benar dan sahih. Guru yang tepat dengan sanad yang jelas adalah kunci untuk mendapatkan ilmu yang benar tersebut.

Belajar tanpa bimbingan guru dapat menimbulkan berbagai masalah. Salah satu bahaya terbesar adalah munculnya kesalahpahaman dalam mempelajari ilmu, khususnya ilmu agama. Seorang yang sudah bisa bahasa Arab dan memahami bahasa Arab belum tentu mampu menafsirkan teks-teks agama dengan benar tanpa bimbingan guru. Ini karena bahasa Arab dalam konteks agama memiliki nuansa dan makna yang sangat dalam, yang sering kali tidak bisa dipahami hanya dengan pengetahuan bahasa semata.

Rasulullah SAW bersabda, “Barangsiapa yang berkata tentang Al-Quran tanpa ilmu maka hendaklah dia menempati tempat duduknya di neraka” (HR. Tirmidzi). Hadits ini mengingatkan kita bahwa berkata tentang Al-Quran atau ilmu agama tanpa ilmu yang benar sangatlah berbahaya. Oleh karena itu, bimbingan guru yang tepat sangat diperlukan agar kita tidak terjerumus dalam kesalahan.

Selain memberikan ilmu, guru juga berperan dalam pembentukan karakter murid. Seorang guru yang baik akan menjadi teladan dalam akhlak dan adab, yang merupakan bagian penting dalam Islam. Dalam QS. Al-Jumu’ah ayat 2, Allah SWT berfirman:

هُوَ الَّذِي بَعَثَ فِي الْأُمِّيِّينَ رَسُولًا مِّنْهُمْ يَتْلُو عَلَيْهِمْ آيَاتِهِ وَيُزَكِّيهِمْ وَيُعَلِّمُهُمُ الْكِتَابَ وَالْحِكْمَةَ وَإِن كَانُوا مِن قَبْلُ لَفِي ضَلَالٍ مُّبِينٍ

Baca Juga  Dawuh Gus Iqdam Muhammad : Memahami Nilai Kesederhanaan, Menemukan Kekayaan Sejati

“Dia-lah yang mengutus kepada kaum yang buta huruf seorang Rasul di antara mereka, yang membacakan ayat-ayat-Nya kepada mereka, menyucikan mereka, dan mengajarkan mereka Kitab dan Hikmah (Sunnah). Dan sesungguhnya mereka sebelumnya benar-benar dalam kesesatan yang nyata.”

Ayat ini menegaskan bahwa tugas seorang guru atau Rasul adalah tidak hanya mengajarkan ilmu, tetapi juga menyucikan dan membimbing murid-muridnya. Pembentukan karakter yang baik adalah bagian dari proses pendidikan yang tidak bisa diabaikan.

Kebebasan tanpa arah dalam belajar bisa menimbulkan kekacauan. Tanpa bimbingan guru, seseorang bisa saja salah dalam memahami konsep dan ajaran yang dipelajari. Ini bisa menimbulkan pemahaman yang salah dan bahkan bisa menyimpang dari ajaran yang sebenarnya. Oleh karena itu, penting untuk selalu mencari guru yang dapat memberikan arahan dan bimbingan yang tepat.

Dalam QS. An-Nahl ayat 43, Allah SWT berfirman:

وَمَا أَرْسَلْنَا مِن قَبْلِكَ إِلَّا رِجَالًا نُوحِي إِلَيْهِمْ فَاسْأَلُوا أَهْلَ الذِّكْرِ إِن كُنتُمْ لَا تَعْلَمُونَ

“Dan Kami tidak mengutus sebelum kamu, kecuali orang-orang laki-laki yang Kami beri wahyu kepada mereka; maka tanyakanlah kepada orang yang mempunyai pengetahuan jika kamu tidak mengetahui.”

Ayat ini mengingatkan kita untuk selalu bertanya dan mencari ilmu dari orang-orang yang memiliki pengetahuan, yaitu para guru yang ahli dalam bidangnya. Ini menunjukkan pentingnya bimbingan dari orang yang berilmu dalam proses belajar.

Dalam situasi yang semakin kompleks seperti sekarang ini, penting sekali untuk mendapatkan guru yang tepat dan memiliki sanad yang jelas. Belajar tanpa bimbingan guru yang tepat dapat menimbulkan berbagai masalah, termasuk kesalahpahaman dalam ilmu dan penyimpangan dalam praktik. Selain itu, guru yang baik juga berperan dalam pembentukan karakter dan adab yang baik.

Baca Juga  Dawuh Gus Baha' tentang Menemukan Kebebasan

Mencari guru yang tepat adalah bagian dari usaha kita untuk mendapatkan ilmu yang benar dan sahih, serta untuk memastikan bahwa kita berada di jalan yang benar dalam menuntut ilmu. Dengan bimbingan guru yang memiliki sanad yang jelas, kita dapat memastikan bahwa ilmu yang kita peroleh adalah valid dan dapat dipertanggungjawabkan, sehingga kita bisa mengamalkannya dengan benar dan bermanfaat bagi diri kita sendiri serta masyarakat.