Quote Sujiwo Tejo tentang Esensi Karya dalam Jiwa Lelaki

Quote Sujiwo Tejo
sumber : ponokawan reborn

“Laki-laki itu nggak perlu penampilan, yang penting berkarya, berkarya, berkarya, terus berkarya.”

Sujiwo Tejo

Esensi Karya dalam Jiwa Lelaki: Sebuah Refleksi

Di tengah era modern yang penuh dengan penekanan pada penampilan dan citra, sebuah kutipan dari Sujiwo Tejo mengingatkan kita akan esensi sejati dari makna kelelakian: “Laki-laki itu nggak perlu penampilan, yang penting berkarya, berkarya, berkarya, terus berkarya.” Kutipan ini membawa kita untuk merenungi kembali apa yang sebenarnya menjadi ukuran dari seorang lelaki sejati. Apakah penampilan fisik dan gaya hidup yang mencolok? Ataukah karya dan kontribusi nyata yang ia berikan kepada dunia? Melalui narasi ini, kita akan mengeksplorasi makna mendalam dari kata-kata ini, serta bagaimana semangat berkarya dapat menjadi pilar utama dalam kehidupan seorang lelaki.

Penampilan, dalam konteks sosial, sering kali menjadi standar yang tidak adil dan superfisial dalam menilai seseorang. Penampilan bisa saja menjadi cerminan dari status sosial, kemewahan, atau daya tarik fisik, tetapi hal itu hanya kulit luar yang mudah tergerus oleh waktu. Penampilan bisa menipu dan tidak selalu mencerminkan kualitas sejati dari seseorang. Dalam masyarakat yang sering kali terobsesi dengan citra luar, kita bisa dengan mudah melupakan bahwa inti dari seseorang terletak pada tindakan, prinsip, dan karyanya.

Berkarya adalah esensi dari keberadaan manusia. Melalui karya, seseorang tidak hanya mengekspresikan dirinya, tetapi juga meninggalkan jejak yang abadi dalam dunia ini. Karya adalah bentuk nyata dari upaya dan usaha yang telah dilakukan, sebuah pencapaian yang tidak bisa disangkal atau diabaikan. Dalam konteks seorang lelaki, karya adalah bukti dari kegigihan, ketekunan, dan dedikasi. Karya adalah hasil dari kerja keras yang dilakukan dengan penuh semangat dan integritas.

Lelaki sejati adalah mereka yang fokus pada apa yang mereka ciptakan dan kontribusi yang mereka berikan kepada masyarakat. Mereka tidak terganggu oleh penilaian superfisial yang sering kali didasarkan pada penampilan. Bagi mereka, yang terpenting adalah bagaimana mereka bisa memberikan dampak positif melalui apa yang mereka lakukan. Berkarya bukan hanya tentang menghasilkan sesuatu yang fisik, tetapi juga tentang memberikan inspirasi, memberikan solusi bagi masalah, dan meningkatkan kualitas hidup orang lain.

Proses berkarya tidak selalu mudah. Ia membutuhkan komitmen yang kuat, ketekunan yang luar biasa, dan kesediaan untuk terus belajar dan beradaptasi. Seorang lelaki yang berdedikasi untuk berkarya memahami bahwa kegagalan adalah bagian dari perjalanan. Mereka tidak mudah menyerah ketika menghadapi rintangan, tetapi terus berusaha hingga mencapai keberhasilan. Karya mereka adalah cerminan dari perjalanan panjang yang penuh dengan tantangan, kesalahan, pembelajaran, dan akhirnya, pencapaian.

Dalam perjalanan hidup, lelaki yang berkarya memahami bahwa setiap langkah kecil adalah bagian dari sesuatu yang lebih besar. Mereka melihat setiap tantangan sebagai peluang untuk berkembang dan setiap keberhasilan sebagai batu loncatan untuk mencapai lebih banyak lagi. Mereka terus berkarya, bukan untuk mencari pengakuan atau penghargaan, tetapi untuk memenuhi panggilan batin mereka untuk memberikan yang terbaik dari diri mereka kepada dunia.

Berkarya juga mengajarkan nilai-nilai penting seperti disiplin, tanggung jawab, dan integritas. Dalam proses berkarya, seseorang belajar untuk menghargai waktu, untuk tetap fokus pada tujuan, dan untuk bekerja dengan jujur dan tulus. Lelaki yang terus berkarya adalah mereka yang memiliki visi dan misi yang jelas, dan yang tidak mudah tergoda oleh distraksi yang sering kali datang dalam bentuk penampilan atau kemewahan.

Selain itu, karya memiliki kekuatan untuk menginspirasi orang lain. Ketika seorang lelaki berkarya dengan sepenuh hati, hasil karyanya tidak hanya bermanfaat bagi dirinya sendiri tetapi juga bagi orang lain. Karya tersebut dapat menjadi sumber inspirasi, motivasi, dan perubahan positif bagi banyak orang. Melalui karya, seorang lelaki dapat meninggalkan warisan yang abadi, sesuatu yang akan dikenang dan dihargai bahkan setelah ia tiada.

Di tengah tekanan sosial yang sering kali memprioritaskan penampilan, penting untuk kembali mengingat bahwa esensi sejati dari kelelakian adalah apa yang ia lakukan dan kontribusi yang ia berikan. Penampilan bisa berubah dan pudar seiring waktu, tetapi karya yang baik akan selalu dihargai dan diingat. Seorang lelaki yang terus berkarya adalah mereka yang berfokus pada hal-hal yang benar-benar penting dan bermakna dalam hidup.

Dalam dunia yang terus berubah dengan cepat, kemampuan untuk terus berkarya juga menjadi semakin penting. Teknologi dan informasi berkembang dengan pesat, dan dengan itu datang berbagai tantangan baru yang membutuhkan solusi kreatif dan inovatif. Lelaki yang berdedikasi untuk terus berkarya adalah mereka yang siap untuk beradaptasi, belajar hal-hal baru, dan menghadapi tantangan-tantangan tersebut dengan penuh semangat.

Kutipan Sujiwo Tejo ini adalah pengingat bahwa dalam diri setiap lelaki terdapat potensi yang luar biasa untuk berkarya dan memberikan dampak positif. Dengan fokus pada karya, lelaki dapat menemukan tujuan dan makna yang lebih dalam dalam hidup mereka. Mereka bisa memberikan kontribusi yang nyata dan berarti bagi masyarakat, serta meninggalkan warisan yang abadi melalui apa yang mereka ciptakan.

Sebagai penutup, mari kita renungkan kembali makna sejati dari kata-kata Sujiwo Tejo: “Laki-laki itu nggak perlu penampilan, yang penting berkarya, berkarya, berkarya, terus berkarya.” Mari kita ingat bahwa esensi sejati dari kelelakian bukanlah terletak pada penampilan luar, tetapi pada tindakan dan karya yang dihasilkan. Dengan fokus pada berkarya, setiap lelaki memiliki kesempatan untuk mengukir sejarah, memberikan inspirasi, dan membuat dunia menjadi tempat yang lebih baik. Melalui karya, lelaki dapat menemukan jati diri mereka yang sebenarnya dan memberikan kontribusi yang bermakna dalam hidup ini.

Baca Juga  Dawuh Gus Baha tentang Menemukan Kunci Kenikmatan