Quote Gus Mus tentang Pena Kopi dan Rindu

Quote Gus Mus
sumber : dawuhguru
“Pena di tangan kanan. Kopi di tangan kiri. Dan kertas di atas meja. Tapi kau tak di sampingku. Maka apa yang bisa kutulis selain rindu?”
KH. Ahmad Musthofa Bisri

Pena, Kopi, dan Rindu: Menulis Ketidakhadiran yang Mendalam

Pena di tangan kanan, kopi di tangan kiri, dan kertas di atas meja. Semua elemen yang diperlukan untuk menulis telah siap. Namun, ada satu elemen penting yang hilang: kehadiranmu di sampingku. Tanpa kehadiranmu, apa yang bisa kutulis selain rindu?

Saat pena menyentuh kertas, pikiranku melayang ke masa-masa ketika kita bersama. Setiap huruf yang kugoreskan di kertas seakan menjadi jembatan yang menghubungkan masa kini dengan kenangan indah di masa lalu. Suaramu, senyummu, dan tatapan matamu kembali hadir di benakku, mengisi kekosongan yang ada di ruang ini. Rindu yang kurasakan begitu dalam, seolah-olah setiap tetes tinta adalah tetesan air mata yang merindukan hadirmu.

Rindu adalah perasaan yang kompleks. Ia tidak hanya hadir sebagai rasa kehilangan, tetapi juga sebagai pengingat akan betapa berharganya seseorang dalam hidup kita. Ketika kau tidak ada di sampingku, aku menyadari betapa besar pengaruhmu dalam setiap langkah dan keputusan yang kuambil. Kehadiranmu memberikan semangat, kekuatan, dan kebahagiaan yang tak ternilai. Tanpa hadirmu, segalanya terasa hampa dan tak berarti.

Pena yang kugenggam bergetar, mencerminkan getaran di hatiku. Setiap kali aku mencoba menulis tentang hal lain, pikiranku kembali ke perasaan rindu ini. Bagaimana bisa aku menulis tentang kegembiraan atau inspirasi jika hatiku dipenuhi dengan kerinduan yang mendalam? Setiap kata yang kutulis seakan menjadi cerminan dari perasaanku yang sebenarnya. Kata-kata tersebut bukanlah sekadar tulisan di atas kertas, tetapi adalah ungkapan dari jiwa yang merindukan kehadiranmu.

Baca Juga  Dawuh Gus Rifqil tentang Kasih Sayang

Kopi di tangan kiri mengingatkan aku pada momen-momen kebersamaan kita. Sering kali kita duduk bersama, menikmati secangkir kopi sambil berbincang tentang berbagai hal. Aroma kopi yang hangat dan pahitnya yang khas seolah-olah membawa aku kembali ke masa-masa itu. Saat ini, secangkir kopi ini tidak lagi memiliki makna yang sama. Tanpa kehadiranmu untuk berbagi, rasa kopi ini terasa lebih pahit dan dingin. Setiap tegukan mengingatkan aku pada ketidakhadiranmu, menambah rasa rindu yang semakin dalam.

Kertas di atas meja adalah saksi bisu dari pergulatan batinku. Aku mencoba menulis tentang berbagai hal, namun selalu kembali pada satu tema: rindu. Rindu yang tak terucapkan, rindu yang tertahan di antara baris-baris kata. Setiap kali aku menulis, kertas ini dipenuhi dengan ungkapan perasaan yang sulit dijelaskan. Rindu ini bukan hanya tentang ketidakhadiran fisik, tetapi juga tentang kerinduan akan kehangatan, kebersamaan, dan cinta yang kau berikan.

Malam semakin larut, dan aku masih duduk di sini dengan pena, kopi, dan kertas. Pikiran-pikiran tentangmu terus mengalir, membawa perasaan yang campur aduk antara kebahagiaan dan kesedihan. Kebahagiaan mengenang momen-momen indah bersama, dan kesedihan karena kesadaran bahwa kau tidak lagi di sini. Rindu ini menjadi semacam paradox, mengingatkan aku pada keindahan masa lalu dan ketidakhadiran yang menyakitkan di masa kini.

Rindu adalah bukti bahwa kita pernah memiliki sesuatu yang sangat berharga. Kehadiranmu dalam hidupku adalah anugerah yang luar biasa. Kau bukan hanya seseorang yang ada di sampingku, tetapi juga bagian dari diriku yang membuat hidupku lebih bermakna. Setiap kenangan yang kita buat bersama menjadi harta karun yang tak ternilai, yang selalu kubawa ke mana pun aku pergi. Ketika kau tidak ada, harta karun ini menjadi sumber rindu yang tak terelakkan.

Baca Juga  Quotes Gus Dur tentang Menghadapi Nasib dengan Karya

Dalam kesendirian ini, aku belajar untuk menghargai setiap momen yang pernah kita lalui bersama. Aku menyadari bahwa kebahagiaan sejati terletak pada kehadiran orang-orang yang kita cintai. Kehadiranmu memberikan arti pada setiap langkah dan tindakan yang kulakukan. Tanpamu, aku merasa seperti pena tanpa tinta, kopi tanpa rasa, dan kertas tanpa tulisan. Segalanya terasa hampa dan tak berarti.

Rindu ini juga mengajarkan aku tentang kekuatan cinta. Cinta yang kita miliki begitu kuat sehingga mampu menembus batas ruang dan waktu. Meskipun kita terpisah, cinta ini tetap hidup dan mengalir dalam setiap detak jantungku. Rindu ini adalah bukti bahwa cinta kita tidak pernah pudar, meskipun jarak memisahkan kita. Cinta ini memberikan kekuatan dan harapan, bahwa suatu hari kita akan bertemu kembali dan mengisi kekosongan yang ada saat ini.

Setiap kali aku merasakan rindu ini, aku mencoba mengingat bahwa rindu adalah bagian dari perjalanan cinta. Ia mengajarkan kita untuk lebih menghargai setiap momen kebersamaan dan untuk selalu bersyukur atas kehadiran orang-orang yang kita cintai. Rindu adalah pengingat bahwa cinta sejati tidak pernah mudah, tetapi selalu layak untuk diperjuangkan.

Ketika pena, kopi, dan kertas menjadi saksi bisu dari rindu yang kurasakan, aku menyadari bahwa menulis adalah cara untuk mengungkapkan perasaan ini. Melalui tulisan, aku bisa merangkai kata-kata yang mencerminkan perasaanku yang terdalam. Setiap kata yang kutulis adalah ungkapan dari hati yang merindukan kehadiranmu. Tulisan ini bukan hanya sekadar kata-kata di atas kertas, tetapi juga cerminan dari jiwa yang penuh dengan cinta dan rindu.

Pada akhirnya, rindu ini adalah bagian dari hidupku yang tidak bisa kuhindari. Ia adalah bukti bahwa aku pernah memiliki sesuatu yang sangat berharga, sesuatu yang membuat hidupku lebih bermakna. Meskipun kau tidak ada di sampingku saat ini, kenangan tentangmu akan selalu hidup dalam hatiku. Setiap kali aku merasakan rindu ini, aku akan mengingat bahwa cinta kita adalah anugerah yang tak ternilai, dan bahwa suatu hari, kita akan bertemu kembali dan mengisi kekosongan yang ada saat ini.

Baca Juga  Nasihat Ning Jazil tentang Menjadi Pribadi Tangguh.

Dengan pena di tangan kanan, kopi di tangan kiri, dan kertas di atas meja, aku akan terus menulis. Menulis tentang rindu, tentang cinta, dan tentang kenangan indah yang kita buat bersama. Setiap kata yang kutulis adalah ungkapan dari hati yang merindukan hadirmu, dan setiap tulisan adalah bukti bahwa cinta kita tidak pernah pudar, meskipun jarak memisahkan kita.