K.H. Saifuddin Zuhri, dalam buku “Mbah Wahab Hasbullah Kiai Nasionalis Pendiri NU mengatakan bahwa Kiai Wahab menegaskan harus adanya mass-media lain di samping dakwah dan tabligh yang lazim dilakukan oleh setiap organisasi Islam di zaman itu. Untuk alasan tersebut, dikumpulkanlah uang dari sahabat-sahabat Kiai Wahab, lalu beliau membeli sebuah percetakan serta sebuah gedung sekaligus untuk kantor pusat Nahdlatul Ulama di Sasakstraat 23 Surabaya.
Selanjutnya diterbitkan majalah setengah bulanan, yakni “Soeara Nahdlatul Oelama” yang selama 7 tahun langsung dipimpin oleh Kiai Wahab sendiri selaku pemimpin umum dan pemimpin redaksinya. Kemudian, disempurnakan teknik dan jurnalistiknya di bawah asuhan KH. Makhfudz Shiddiq dengan nama “Berita Nahdlatul Oelama” hingga saat tamatnya kekuasaan Hindia-Belanda. Mendampingi “Berita Nahdlatul Oelama”, terbit pula “Soeloeh Nahdlatul Oelama” di bawah Umar Burhan, “Terompet Ansor” di bawah pimpinan Tamyiz Khudlory, dan sebuah majalah berbahasa Jawa “Penggugah” (Pembangun) yang mula-mula dipimpin oleh Kiai Raden Iskandar kemudian diganti oleh Saifuddin Zuhri. Semua penerbitan ini dihentikan berhubung dengan larangan pemerintah bala tentara Jepang.
Hal di atas menegaskan akan kesadaran Mbah Wahab bahwa media massa adalah sarana penting untuk dakwah dan bahkan propaganda. Kalau merefleksi kenyataan saat ini, siapa yang menguasai media, dialah yang akan mampu membentuk opini, mempengaruhi dan bahkan menghasut orang lain. Sebagai santri, hendaknya mulai sadar akan pentingnya media massa dan mau terjun dalam dunia media massa.
Rizky Burhan Kurniawan seorang Mahasiswa yang lahir di Ngawi 5 Juni 2001 Saat ini dia sedang menempuh studi Strata 1 di Universitas Raden Mas Said Surakarta dengan Program Studi Tasawuf dan Psikoterapi. Dia aktif dalam organisasi PSNU Pagar Nusa dan KMNU UIN Raden Mas Said.
Menempuh pendidikan formal tingkat SLTA di MAN 3 Jombang dan juga menempuh pendidikan non-formal di Pondok Pesantren Bahrul Ulum Tambakberas Jombang. Setelah lulus MAN, dia memutuskan untuk melanjutkan mondok di Pondok Pesantren Al-Fattah Pucangan Kartasura dan selanjutnya pindah ke Pondok Pesantren Al-Musthofa Ngeboran yang letaknya dekat dengan UIN Raden Mas Said Surakarta
Thanks for the good article, I hope you continue to work as well.