Nasihat Ning Jazil tentang Menghargai Setiap Nikmat

Nasihat Ning Jazil
sumber : dawuhguru
“Jika hari ini kamu mendapati beberapa hal yang membuatmu sedih, coba ingat ingat lagi, pasti kemarin ada banyak hal yang sudah membuatmu tersenyum dan bahagia. Kita tidak boleh melupakan ribuan nikmat hanya karena 1-2 ujian.”
Ning Jazilah An Nahdliyah

Menghargai Setiap Nikmat: Menghadapi Kesedihan dengan Syukur untuk Milenial dan Gen-Z

Di era yang serba cepat dan penuh dengan tekanan seperti sekarang, mudah bagi kita untuk terjebak dalam perasaan sedih dan frustasi ketika menghadapi berbagai ujian dan tantangan. Kutipan dari Ning Jazilah An Nahdliyah, “Jika hari ini kamu mendapati beberapa hal yang membuatmu sedih, coba ingat-ingat lagi, pasti kemarin ada banyak hal yang sudah membuatmu tersenyum dan bahagia. Kita tidak boleh melupakan ribuan nikmat hanya karena 1-2 ujian,” mengingatkan kita untuk selalu melihat sisi positif dalam hidup dan mensyukuri segala nikmat yang kita terima.

Bagi milenial dan gen-Z yang sering kali dihadapkan pada standar yang tinggi dan ekspektasi yang berlebihan, penting untuk mempraktikkan rasa syukur dalam kehidupan sehari-hari. Tekanan dari media sosial, tuntutan akademis, dan tekanan karir dapat membuat kita merasa tidak cukup baik atau selalu kekurangan. Namun, dengan mengingat kembali momen-momen bahagia dan nikmat yang telah kita terima, kita bisa menemukan kekuatan untuk menghadapi kesedihan dan tantangan.

Pertama, mari kita refleksikan betapa seringnya kita lupa untuk bersyukur atas hal-hal kecil dalam hidup kita. Dalam keseharian, kita mungkin sering merasa stres karena tugas-tugas kuliah yang menumpuk, target kerja yang harus dicapai, atau masalah pribadi yang sulit diatasi. Dalam momen-momen seperti ini, kita cenderung fokus pada kesulitan yang kita hadapi dan melupakan hal-hal baik yang telah kita nikmati.

Baca Juga  KH. Abdullah Kafabihi Mahrus : Sumber kehidupan kita adalah hati; Bila mana hatinya baik maka perbuatan, perkataan dan akhlaknya juga akan baik.

Misalnya, ketika menghadapi kegagalan dalam ujian atau proyek kerja, kita mungkin merasa sangat sedih dan putus asa. Namun, jika kita mau berhenti sejenak dan melihat kembali, kita akan menemukan banyak hal yang telah membuat kita bahagia. Mungkin kita memiliki keluarga yang mendukung, teman-teman yang setia, atau bahkan hal-hal sederhana seperti kesehatan yang baik atau cuaca yang cerah. Dengan mengingat nikmat-nikmat ini, kita bisa mengubah perspektif kita dan menemukan rasa syukur di tengah kesedihan.

Selanjutnya, penting untuk mengenali bahwa setiap orang pasti menghadapi ujian dalam hidup mereka. Tidak ada kehidupan yang sempurna tanpa tantangan. Bahkan orang-orang yang tampak sangat sukses dan bahagia di media sosial pasti memiliki masalah dan kesedihan mereka sendiri. Kuncinya adalah bagaimana kita merespons dan mengelola perasaan kita terhadap ujian tersebut.

Salah satu cara efektif untuk mengelola perasaan negatif adalah dengan mempraktikkan rasa syukur secara aktif. Menulis jurnal syukur adalah salah satu metode yang bisa dicoba. Setiap hari, luangkan waktu beberapa menit untuk menulis tiga hal yang kita syukuri. Ini bisa hal-hal kecil seperti makanan yang enak, percakapan menyenangkan dengan teman, atau bahkan hanya waktu yang tenang untuk diri sendiri. Dengan melakukan ini secara rutin, kita melatih pikiran kita untuk fokus pada hal-hal positif dan mengurangi dampak dari perasaan negatif.

Selain itu, berfokus pada tindakan kebaikan juga dapat membantu kita merasa lebih bahagia dan bersyukur. Membantu orang lain, baik melalui tindakan kecil seperti memberikan senyuman atau mendengarkan cerita mereka, maupun melalui tindakan besar seperti menjadi relawan di organisasi sosial, dapat memberikan perasaan puas dan bahagia. Tindakan kebaikan ini juga mengingatkan kita bahwa kita memiliki kapasitas untuk membuat perubahan positif, tidak hanya dalam hidup kita sendiri, tetapi juga dalam kehidupan orang lain.

Baca Juga  Dawuh Gus Baha tentang Cinta Kepada Istri

Bagi milenial dan gen-Z yang hidup di tengah derasnya arus informasi dan teknologi, sering kali kita terjebak dalam siklus perbandingan sosial yang tidak sehat. Melihat kesuksesan dan kebahagiaan orang lain di media sosial bisa membuat kita merasa tidak cukup baik atau selalu kekurangan. Namun, penting untuk menyadari bahwa apa yang kita lihat di media sosial hanyalah sebagian kecil dari kenyataan. Banyak orang yang hanya menampilkan sisi terbaik dari hidup mereka, sementara tantangan dan kesedihan mereka tidak terlihat.

Dengan mengubah fokus kita dari perbandingan sosial menjadi rasa syukur, kita bisa menemukan kedamaian dan kebahagiaan yang lebih dalam. Ingatlah bahwa setiap orang memiliki jalan hidup mereka sendiri, dan kita tidak perlu membandingkan diri kita dengan orang lain. Sebaliknya, fokuslah pada perjalanan kita sendiri dan hargai setiap langkah kecil yang kita ambil menuju tujuan kita.

Selain itu, penting juga untuk memiliki perspektif jangka panjang. Sering kali, kesedihan dan kekecewaan yang kita rasakan saat ini terasa sangat besar dan menguasai pikiran kita. Namun, jika kita melihat ke belakang, kita akan menyadari bahwa banyak dari masalah yang kita hadapi di masa lalu akhirnya terselesaikan atau tidak lagi relevan. Dengan perspektif ini, kita bisa lebih tenang dan percaya bahwa ujian yang kita hadapi saat ini juga akan berlalu dan memberikan pelajaran berharga bagi kita.

Sebagai contoh, jika kita menghadapi kegagalan dalam karir atau studi, ingatlah bahwa ini bukan akhir dari segalanya. Banyak orang sukses yang pernah mengalami kegagalan sebelum akhirnya mencapai keberhasilan. Yang penting adalah bagaimana kita bangkit kembali dan belajar dari pengalaman tersebut. Setiap kegagalan adalah kesempatan untuk belajar dan tumbuh menjadi lebih baik.

Baca Juga  9 Dawuh Ning Khilma Anis

Kesimpulannya, kutipan dari Ning Jazilah An Nahdliyah mengajarkan kita untuk selalu mengingat nikmat yang telah kita terima dan tidak terjebak dalam kesedihan karena ujian yang kita hadapi. Bagi milenial dan gen-Z, ini adalah pengingat penting untuk selalu melihat sisi positif dalam hidup dan mempraktikkan rasa syukur. Dengan demikian, kita bisa menghadapi setiap tantangan dengan hati yang lebih tenang dan pikiran yang lebih jernih, serta menemukan kebahagiaan dalam setiap langkah perjalanan hidup kita.