Nasihat Mbah Nun tentang Seni Kebahagiaan dalam Pernikahan

Nasihat Mbah Nun
Sumber dokumentasi : dawuhguru
“Dalam pernikahan jangan hanya siap untuk senang, tetapi siaplah mengubah apa saja menjadi senang, dilakukan dengan senang, yang tidak enak pun jalani dengan senang”
Emha Ainun Nadjib

Seni Kebahagiaan dalam Pernikahan: Mengubah Tantangan Menjadi Kesenangan

Pernikahan adalah perjalanan yang penuh warna, terdiri dari saat-saat manis dan pahit yang saling melengkapi. Emha Ainun Nadjib, dengan kebijaksanaannya, memberikan panduan yang mendalam tentang bagaimana menghadapi pernikahan: “Dalam pernikahan jangan hanya siap untuk senang, tetapi siaplah mengubah apa saja menjadi senang, dilakukan dengan senang, yang tidak enak pun jalani dengan senang.”

Saat dua individu memutuskan untuk mengikat janji dalam pernikahan, mereka sering kali dipenuhi oleh harapan akan kebahagiaan yang abadi. Cinta yang berbunga di hati mereka memberikan keyakinan bahwa segala sesuatunya akan berjalan mulus. Namun, realitas pernikahan sering kali berbeda dari bayangan indah itu. Ada tantangan, perbedaan, dan kesulitan yang harus dihadapi bersama. Emha mengingatkan kita bahwa dalam pernikahan, kesiapan untuk senang saja tidak cukup. Yang lebih penting adalah kesiapan untuk mengubah setiap situasi, betapapun sulitnya, menjadi sesuatu yang bisa dinikmati bersama.

Mengubah segala sesuatu menjadi senang dalam pernikahan bukanlah tugas yang mudah. Ini memerlukan sikap positif dan keterampilan untuk melihat sisi baik dari setiap keadaan. Ketika menghadapi masalah, pasangan yang bijaksana tidak akan tenggelam dalam kesedihan atau kekecewaan. Sebaliknya, mereka akan mencari cara untuk mengatasi masalah tersebut dengan cara yang menyenangkan. Ini bisa berarti mencari humor dalam situasi yang sulit, mencari pelajaran dari kesalahan, atau merayakan setiap pencapaian kecil sebagai kemenangan bersama.

Sikap senang dalam menghadapi pernikahan juga berarti menjalani setiap momen dengan penuh keikhlasan dan kebahagiaan. Ketika dua orang saling mencintai, mereka akan menemukan kebahagiaan dalam hal-hal sederhana. Menghabiskan waktu bersama, berbicara dari hati ke hati, dan mendukung satu sama lain dalam segala situasi menjadi sumber kebahagiaan yang tak ternilai. Bahkan tugas-tugas yang dianggap membosankan atau sulit bisa menjadi menyenangkan jika dilakukan bersama dengan cinta dan pengertian.

Baca Juga  KH. Abdullah Kafabihi Mahrus : Untuk menuju keberhasilan kita harus bersungguh-sungguh.

Pernikahan sering kali dihadapkan pada tantangan yang tidak enak, seperti perbedaan pendapat, masalah finansial, atau bahkan kesehatan. Menghadapi hal-hal ini dengan sikap senang bukan berarti mengabaikan kesulitan atau berpura-pura bahwa semuanya baik-baik saja. Sebaliknya, ini berarti menghadapi kenyataan dengan hati yang terbuka dan pikiran yang jernih, serta mencari cara untuk menemukan kebahagiaan di tengah-tengah kesulitan. Pasangan yang mampu melakukannya akan menemukan bahwa hubungan mereka semakin kuat dan kokoh.

Mengubah tantangan menjadi senang juga melibatkan saling pengertian dan empati. Dalam pernikahan, penting untuk memahami perasaan dan kebutuhan pasangan. Ketika salah satu mengalami kesulitan, yang lain harus siap memberikan dukungan tanpa menghakimi. Sikap ini menciptakan lingkungan yang aman dan nyaman, di mana kedua belah pihak merasa dihargai dan dicintai. Dalam suasana seperti ini, bahkan tantangan terbesar pun bisa dihadapi dengan senyum dan optimisme.

Selain itu, menjalani pernikahan dengan senang berarti selalu mencari cara untuk memperkaya hubungan. Ini bisa berupa merayakan momen-momen spesial, merencanakan kejutan-kejutan kecil, atau hanya menghabiskan waktu berkualitas bersama. Aktivitas-aktivitas ini tidak hanya mempererat ikatan tetapi juga membawa kebahagiaan dalam kehidupan sehari-hari. Ketika kedua pasangan berkomitmen untuk membuat satu sama lain bahagia, pernikahan mereka akan dipenuhi oleh kegembiraan dan cinta.

Penting juga untuk diingat bahwa pernikahan adalah proses pembelajaran yang berkelanjutan. Setiap hari membawa pelajaran baru tentang diri sendiri dan pasangan. Dengan sikap terbuka dan penerimaan, kita bisa tumbuh dan berkembang bersama. Kesalahan dan kekurangan bukanlah alasan untuk merasa kecewa, tetapi kesempatan untuk belajar dan memperbaiki diri. Dengan cara ini, pernikahan menjadi perjalanan yang penuh dengan penemuan dan kemajuan, di mana setiap langkah membawa kita lebih dekat pada kebahagiaan sejati.

Baca Juga  Nasihat Mbah Nun tentang Membiasakan Tirakat

Dalam pernikahan, ada saat-saat di mana kita mungkin merasa tidak enak atau tidak nyaman. Ini bisa terjadi karena berbagai alasan, mulai dari perbedaan pandangan hingga tekanan hidup. Namun, menghadapi saat-saat ini dengan sikap senang berarti kita tidak membiarkan perasaan negatif menguasai kita. Sebaliknya, kita mencari cara untuk mengatasi perasaan tersebut dan menemukan kebahagiaan dalam prosesnya. Ini bisa berupa berbicara dari hati ke hati dengan pasangan, mencari solusi bersama, atau bahkan hanya beristirahat sejenak dan merilekskan diri.

Emha Ainun Nadjib mengajarkan kita bahwa pernikahan adalah tentang menemukan kebahagiaan dalam setiap momen, betapapun sulitnya. Ini adalah seni melihat keindahan dalam ketidaksempurnaan, menemukan cahaya di tengah kegelapan, dan merasakan kebahagiaan dalam setiap napas kehidupan bersama. Dengan sikap ini, pernikahan menjadi lebih dari sekadar ikatan formal. Itu menjadi perjalanan spiritual yang memperkaya jiwa dan mendalamkan cinta.

Pada akhirnya, pernikahan yang berhasil bukanlah pernikahan yang bebas dari masalah, tetapi pernikahan di mana kedua pasangan mampu mengubah setiap tantangan menjadi kesempatan untuk tumbuh dan mencintai lebih dalam. Dengan kesiapan untuk mengubah segala sesuatu menjadi senang, pernikahan kita menjadi benteng kebahagiaan yang kokoh, di mana cinta dan kebahagiaan tumbuh subur, bahkan di tengah badai sekalipun. Ini adalah pesan yang ingin disampaikan Emha Ainun Nadjib, sebuah panduan bijaksana untuk mencapai kebahagiaan sejati dalam pernikahan.