Nasihat Mbah Nun tentang Membiasakan Tirakat

Nasihat Mbah Nun
Sumber : caknun.com
“Biasakan Anda mengalami lapar dan makanlah hanya untuk kesehatan Anda. Lapar itu baik, asal jangan sampai kelaparan.”
Emha Ainun Nadjib

Dalam setiap kehidupan manusia, makanan memegang peranan penting, bukan hanya sebagai sumber energi tetapi juga sebagai simbol kemakmuran dan kebersamaan. Namun, dalam kebijaksanaan sederhana dari seorang budayawan ternama, Emha Ainun Nadjib, terdapat pesan mendalam yang mengajarkan kita untuk memahami dan mengelola rasa lapar dengan bijak: “Biasakan Anda mengalami lapar dan makanlah hanya untuk kesehatan Anda. Lapar itu baik, asal jangan sampai kelaparan.”

Mengalami lapar adalah pengalaman universal yang semua orang rasakan setiap hari. Namun, di balik pengalaman yang sederhana ini, terdapat pelajaran berharga tentang pengendalian diri dan kesadaran diri. Emha mengajak kita untuk tidak takut menghadapi rasa lapar, tetapi justru membiasakan diri dengannya. Lapar, dalam konteks ini, bukanlah sesuatu yang harus dihindari atau ditakuti, tetapi sesuatu yang dapat kita pelajari dan maknai.

Menghadapi rasa lapar dengan kesadaran membawa kita pada pemahaman yang lebih dalam tentang kebutuhan tubuh kita. Ketika kita lapar, tubuh kita memberi isyarat bahwa sudah saatnya untuk mengisi kembali energi yang telah digunakan. Namun, di dunia modern yang penuh dengan kemudahan dan ketersediaan makanan, sering kali kita makan bukan karena kita benar-benar lapar, tetapi karena makanan itu ada, mudah diakses, dan menggoda. Kebiasaan makan tanpa rasa lapar ini dapat membawa dampak buruk pada kesehatan kita, seperti obesitas, diabetes, dan berbagai masalah kesehatan lainnya.

Dengan membiasakan diri mengalami lapar, kita belajar mendengarkan tubuh kita dengan lebih baik. Kita menjadi lebih peka terhadap sinyal-sinyal tubuh yang menunjukkan kapan kita benar-benar membutuhkan makanan dan kapan kita makan hanya karena kebiasaan atau dorongan emosional. Makan hanya untuk kesehatan, seperti yang disarankan Emha, berarti kita harus makan dengan tujuan memberikan nutrisi yang dibutuhkan tubuh kita, bukan sekadar memuaskan nafsu atau keinginan sementara.

Baca Juga  Quote Fahruddin Faiz tentang Mengelola Energi Cinta

Dalam kebijaksanaan tradisional, lapar juga dianggap sebagai sarana untuk membersihkan tubuh dan pikiran. Puasa, misalnya, adalah praktik yang telah ada dalam berbagai budaya dan agama selama ribuan tahun. Melalui puasa, kita tidak hanya mengistirahatkan sistem pencernaan kita tetapi juga melatih diri dalam disiplin dan pengendalian diri. Puasa mengajarkan kita untuk menghargai makanan, menyadari berkat-berkat yang kita miliki, dan merasakan solidaritas dengan mereka yang kurang beruntung.

Namun, penting untuk membedakan antara lapar yang sehat dan kelaparan yang berbahaya. Emha menekankan bahwa lapar itu baik, asal jangan sampai kelaparan. Kelaparan adalah kondisi serius yang tidak hanya berbahaya bagi kesehatan fisik tetapi juga bagi kesejahteraan mental dan emosional. Kelaparan kronis dapat menyebabkan malnutrisi, melemahkan sistem kekebalan tubuh, dan menyebabkan berbagai penyakit serius. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk menjaga keseimbangan antara merasakan lapar yang sehat dan memastikan bahwa kita tidak mengalami kelaparan yang membahayakan.

Mengelola rasa lapar dengan bijak juga berkaitan dengan cara kita melihat dan memperlakukan makanan. Dalam masyarakat yang konsumtif, makanan sering kali menjadi simbol status atau cara untuk menunjukkan kasih sayang dan penghargaan. Namun, dengan memaknai makanan sebagai sarana untuk menjaga kesehatan, kita belajar menghargai makanan dari perspektif yang lebih holistik. Kita menjadi lebih bijak dalam memilih apa yang kita makan, memastikan bahwa makanan yang kita konsumsi benar-benar memberikan manfaat bagi tubuh kita.

Selain itu, dengan membiasakan diri mengalami lapar dan makan hanya untuk kesehatan, kita juga belajar menghargai makanan dan proses yang terlibat dalam penyediaannya. Kita menjadi lebih sadar akan asal-usul makanan kita, upaya yang dibutuhkan untuk menanam, memanen, dan memasak makanan tersebut. Kesadaran ini membawa kita pada sikap yang lebih menghargai dan tidak menyia-nyiakan makanan.

Baca Juga  Dawuh Mbah Moen tentang Wasilah Menuju Surga

Kebiasaan mengalami lapar dan makan dengan bijak juga dapat memberikan dampak positif bagi lingkungan. Dalam era di mana produksi makanan sering kali melibatkan penggunaan sumber daya yang berlebihan dan pencemaran lingkungan, makan dengan kesadaran berarti kita memilih makanan yang lebih ramah lingkungan, mengurangi limbah makanan, dan mendukung praktik pertanian yang berkelanjutan. Dengan demikian, kita tidak hanya menjaga kesehatan kita sendiri tetapi juga berkontribusi pada kesejahteraan planet kita.

Selain manfaat kesehatan dan lingkungan, membiasakan diri mengalami lapar juga memiliki dimensi spiritual. Dalam banyak tradisi spiritual, pengendalian diri terhadap makanan dianggap sebagai jalan untuk mencapai pencerahan dan kedekatan dengan Tuhan. Ketika kita belajar menahan diri dari godaan makanan, kita juga melatih diri untuk mengendalikan nafsu dan keinginan lainnya. Ini adalah bentuk latihan spiritual yang dapat membawa kita pada kedamaian batin dan pemahaman yang lebih dalam tentang tujuan hidup kita.

Dalam kehidupan sehari-hari, menerapkan kebijaksanaan ini mungkin tampak sederhana, tetapi membutuhkan komitmen dan kesadaran yang tinggi. Kita perlu melatih diri untuk tidak makan secara berlebihan, memilih makanan yang sehat dan bergizi, dan mendengarkan tubuh kita dengan cermat. Ini adalah proses yang memerlukan waktu dan kesabaran, tetapi manfaatnya sangat besar, baik bagi kesehatan fisik maupun kesejahteraan mental dan spiritual kita.

Melalui pesan sederhana namun mendalam dari Emha Ainun Nadjib, kita diingatkan bahwa makanan bukan hanya sekadar kebutuhan fisik tetapi juga bagian dari perjalanan spiritual kita. Dengan membiasakan diri mengalami lapar dan makan hanya untuk kesehatan, kita belajar mengendalikan diri, menghargai makanan, dan menjalani hidup dengan lebih bijaksana. Ini adalah langkah kecil yang dapat membawa perubahan besar dalam hidup kita, membantu kita mencapai keseimbangan dan harmoni dalam segala aspek kehidupan.