Nasihat Kiai Said Aqil tentang Ikhlas Menolong

Nasihat Kiai Said Aqil
sumber : nahdlatul ulama
“Jika anda menolong seseorang maka yakinlah bahwa dia tidak akan membalas anda dengan baik. Jika ternyata dia membalas kita dengan kebaikan itu anugerah Allah semata.”
KH. Said Aqil Siraj

Menolong dengan Ikhlas: Menyadari Anugerah di Balik Setiap Perbuatan Baik

KH. Said Aqil Siraj mengingatkan kita bahwa dalam menolong orang lain, kita seharusnya tidak mengharapkan balasan yang baik dari mereka. Jika ternyata kita menerima balasan kebaikan, anggaplah itu sebagai anugerah dari Allah semata. Pernyataan ini mengandung pelajaran penting tentang ikhlas, kebaikan, dan cara pandang kita terhadap amal baik yang kita lakukan.

Menolong orang lain adalah salah satu bentuk ibadah yang sangat dianjurkan dalam Islam. Namun, agar amal tersebut benar-benar bermakna dan diterima di sisi Allah, kita harus melakukannya dengan niat yang ikhlas. Ikhlas berarti melakukan sesuatu semata-mata karena Allah, tanpa mengharapkan imbalan atau pujian dari manusia. Ketika kita menolong seseorang dengan ikhlas, kita mengarahkan niat kita hanya kepada Allah dan mengharapkan ridha-Nya.

Dalam kehidupan sehari-hari, sering kali kita merasa kecewa ketika bantuan yang kita berikan kepada orang lain tidak mendapatkan balasan yang baik. Mungkin kita merasa terluka atau kecewa ketika orang yang kita tolong tidak mengucapkan terima kasih atau bahkan tidak menghargai bantuan kita. Namun, pandangan seperti ini sebenarnya menunjukkan bahwa kita masih mengharapkan balasan dari manusia. Padahal, jika kita menolong dengan ikhlas, kita seharusnya siap untuk tidak menerima balasan apa pun.

Menolong orang lain tanpa mengharapkan balasan adalah bentuk kesadaran spiritual yang tinggi. Ini mengajarkan kita untuk tidak bergantung pada apresiasi manusia, tetapi hanya bergantung kepada Allah. Dalam Al-Qur’an, Allah berfirman dalam Surah Al-Insan ayat 9: “Sesungguhnya kami memberi makanan kepadamu hanyalah untuk mengharapkan keridhaan Allah, kami tidak menghendaki balasan dari kamu dan tidak pula (ucapan) terima kasih.” Ayat ini menegaskan bahwa pemberian dan pertolongan yang tulus adalah yang dilakukan hanya untuk mengharapkan keridhaan Allah.

Baca Juga  Kumpulan Kata Kata Bijak Gus Kautsar Ploso

Selain itu, ketika kita menolong orang lain dengan ikhlas, kita sebenarnya sedang membersihkan hati kita dari sifat-sifat yang buruk seperti riya (pamer), sum’ah (ingin didengar pujiannya), dan ujub (bangga diri). Ikhlas adalah salah satu kunci untuk mencapai kebersihan hati dan ketenangan jiwa. Ketika hati kita bersih, kita akan merasakan kedamaian yang luar biasa dan kebahagiaan yang tidak bisa diukur dengan materi.

Penting juga untuk menyadari bahwa kebaikan yang kita terima sebagai balasan dari orang yang kita tolong adalah anugerah dari Allah. Allah yang Maha Pemurah dan Maha Penyayang selalu memberikan rahmat dan karunia-Nya kepada hamba-hamba-Nya yang tulus. Ketika kita menerima kebaikan sebagai balasan dari orang lain, itu adalah bentuk kasih sayang Allah yang memperlihatkan bahwa kebaikan yang kita lakukan tidak pernah sia-sia. Allah selalu memperhatikan amal baik hamba-Nya dan memberikan balasan yang lebih baik.

Kebaikan yang kita lakukan bisa menjadi inspirasi bagi orang lain untuk melakukan hal yang sama. Ketika kita menolong dengan tulus, orang yang kita tolong mungkin terinspirasi untuk menolong orang lain juga. Dengan demikian, kebaikan yang kita lakukan akan terus mengalir dan memberikan manfaat yang lebih luas. Ini adalah salah satu bentuk keberkahan dari perbuatan baik yang dilakukan dengan ikhlas.

Dalam Islam, ada banyak contoh dari kehidupan Nabi Muhammad SAW dan para sahabatnya yang menunjukkan betapa pentingnya menolong dengan ikhlas. Salah satu contohnya adalah kisah seorang wanita yang rutin membersihkan masjid. Nabi Muhammad SAW sangat menghargai wanita tersebut, meskipun dia tidak pernah meminta penghargaan atau imbalan. Ketika wanita tersebut meninggal dunia, Nabi SAW merasa sangat kehilangan dan bahkan melaksanakan salat jenazah untuknya. Kisah ini menunjukkan bahwa kebaikan yang dilakukan dengan ikhlas akan selalu dihargai oleh Allah dan Rasul-Nya.

Baca Juga  Quote Mbah Nun tentang Kesuksesan dan Kegagalan

Kita juga harus menyadari bahwa tidak semua orang yang kita tolong akan mampu atau bersedia membalas kebaikan kita. Banyak faktor yang mempengaruhi hal ini, termasuk kondisi ekonomi, psikologis, dan situasi hidup mereka. Oleh karena itu, kita harus memiliki empati dan memahami bahwa setiap orang memiliki keterbatasan. Menolong dengan ikhlas berarti menerima kenyataan bahwa balasan mungkin tidak selalu datang dari orang yang kita tolong, tetapi bisa datang dari arah yang tidak kita sangka-sangka.

Menolong orang lain juga mengajarkan kita tentang pentingnya bersyukur. Ketika kita mampu menolong orang lain, itu berarti kita berada dalam posisi yang lebih baik daripada mereka yang membutuhkan pertolongan. Ini adalah kesempatan bagi kita untuk bersyukur kepada Allah atas nikmat dan rezeki yang telah diberikan kepada kita. Dengan bersyukur, kita akan merasa lebih bahagia dan puas dengan apa yang kita miliki.

Selain itu, menolong dengan ikhlas adalah cara untuk meningkatkan kualitas hubungan kita dengan Allah. Ketika kita berbuat baik dengan niat tulus, kita mendekatkan diri kepada Allah dan meningkatkan keimanan kita. Allah akan selalu memberikan pertolongan dan rahmat-Nya kepada hamba-Nya yang tulus dan ikhlas. Dalam hadis qudsi, Allah berfirman: “Aku sesuai dengan persangkaan hamba-Ku kepada-Ku.” Ini berarti bahwa jika kita percaya bahwa Allah akan memberikan balasan yang baik atas kebaikan kita, maka Allah akan memberikan yang terbaik bagi kita.

Kita juga harus ingat bahwa dunia ini adalah tempat ujian. Menolong dengan ikhlas tanpa mengharapkan balasan adalah salah satu bentuk ujian dari Allah. Allah ingin melihat sejauh mana keikhlasan dan ketulusan kita dalam berbuat baik. Jika kita mampu melewati ujian ini, maka pahala yang besar telah menanti kita di akhirat kelak. Dalam Al-Qur’an, Allah berfirman dalam Surah Al-Baqarah ayat 261: “Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir; pada tiap-tiap bulir seratus biji. Allah melipatgandakan (ganjaran) bagi siapa yang Dia kehendaki. Dan Allah Maha Luas (karunia-Nya) lagi Maha Mengetahui.” Ayat ini menunjukkan bahwa kebaikan yang kita lakukan dengan ikhlas akan mendapatkan balasan yang berlipat ganda dari Allah.

Baca Juga  Nasihat Kiai Said Aqil tentang Adab Berdakwah

Dalam menolong orang lain, kita juga harus senantiasa berdoa kepada Allah agar diberikan kekuatan dan keikhlasan. Doa adalah cara kita untuk mendekatkan diri kepada Allah dan memohon pertolongan-Nya dalam setiap amal yang kita lakukan. Dengan berdoa, kita akan merasa lebih tenang dan yakin bahwa Allah akan selalu bersama kita dalam setiap langkah kebaikan yang kita ambil.

Kesimpulannya, menolong orang lain dengan ikhlas tanpa mengharapkan balasan adalah ajaran penting dalam Islam yang ditegaskan oleh KH. Said Aqil Siraj. Ketika kita menolong dengan niat tulus, kita membersihkan hati kita dari sifat-sifat buruk dan mendekatkan diri kepada Allah. Balasan kebaikan yang kita terima adalah anugerah dari Allah yang menunjukkan kasih sayang-Nya kepada kita. Dengan menolong orang lain, kita juga berkesempatan untuk meningkatkan kualitas hubungan kita dengan Allah, bersyukur atas nikmat-Nya, dan menginspirasi orang lain untuk berbuat baik. Semoga kita semua bisa menjadi hamba Allah yang selalu ikhlas dalam setiap amal kebaikan yang kita lakukan.